sembilan

49 1 0
                                    

"Gue bakal lakuin segala cara dapetin perhatian dari lo. Walau dengan cara murahan sekali pun."

~Rechal Anild~

***

Malvin terbangun dengan mendekap seorang perempuan yang tengah menyembunyikan wajah nya di dada Malvin. Malvin sontak terkejut bagaimana seorang wanita bisa ada di dalam kamar nya dan bahkan tidur dengan nya. Wajah wanita itu terasa tidak asing lagi bagi Malvin.

Malvin duduk di tepi kasur mencoba mengingat ngingat apa yang telah terjadi. Beruntung pakaian wanita itu masih lengkap hanya Malvin yang tidak mengenakan baju dan hanya memakai celana pendek rumahan.

Malvin teringat bahwa wanita yang bersama nya kini adalag Rechal perempuan yang di club malam tadi. Sekarang Malvin ingat sepenuh nya karena ia sendiri yang membawa Rechal masuk ke dalam rumah nya.

Alasan nya sederhana, karena memang Malvin tidak tahu alamat rumah Rechal, melihat kondisi Rechal malam tadi yang sudah meracau tidak jelas mengharuskan nya membawa Rechal pulang ke rumah nya.

Malvin segera menuju lemari dan memakai kaus berwarna putih polos. Di lirik nya jam dinding yang menunjukan pukul tujuh lewat lima belas menit. Tentu nya ia tidak sempat berangkat sekolah lagi dan terpaksa ia harus membolos hari ini begitupun dengan Rechal.

Sekarang yang ia pikirkan adalah bagaimana membangunkan Rechal dari tidur nya. Wanita itu nampak sangat pulas dalam tidur nya. Mungkin karena pengaruh minuman malam tadi.

Wanita itu tidak terlalu buruk bagi Malvin bahkan wanita itu lebih cantik dari Dira bedanya Dira terlihat lebih manis dan menggemaskan.

Omong-omong soal Dira. Malvin baru ingat kalau ia tidak menghubungi wanita itu, walaupun mereka berdua belum memiliki hubungan apa-apa. Baru saja Malvin hendak menghubungi Dira. Rechal berteriak kaget.

"AAAAAA. Gue dimana?" ujar nya kaget melihat suasana kamar Malvin yang maskulin.

Malvin bingung menjelaskan nya dari mana. Mungkin saja Rechal lupa dengan kejadian malam tadi.

Malvin membekap mulut Rechal dengan telapak tangan nya membuat wanita itu mendelik ke arah nya. "Gue yang bawa lo kesini. Lo pasti lupa, coba inget-inget lagi deh!"

Rechal kembali bersuara setelah tangan Malvin menjauh dari mulut nya. Rechal memejamkan mata, mungkin mencoba mengingat tentang kejadian malam tadi. Setelah ingat sempurna ia membelalak kaget dan mengecek pakaian nya yang untung nya masih lengkap dan menghela napas lega.

Malvin yang melihat tingkah nya membuat sebuah pernyataan. "Gak usah mikir yang macem-macem. Gak ada sesuatu yang terjadi di antara kita malem tadi"

Rechal mengangguk. "Gue pasti ngerepotin elo ya. Maaf ya gue emang suka hilang kendali kalo lagi mabok"

"Mending lo mandi dulu deh. Abis itu baru gue anter pulang!"

"Gue mau sekolah. Tunggu! Jam berapa sekarang?"

Malvin bersidekap. "Jam tujuh lewat. Udah telat kalo mau sekolah"

"Hah?". Rechal menganga tak percaya.

"Udah mending lo mandi dulu. Org tua lo bisa curiga liat penampilan lo sekarang kalo nanti sampai rumah."

"Gak. gue mau pulang aja langsung. Gue tinggal sendiri gak ada yang perlu di khawatirin"

"Ok. Mau pulang sekarang?"

Rechal mengangguk. Malvin turun menuju lantai utama yang di ikuti Rechal dengan menenteng sepasang  hells.

Malvin membukakan pintu penumpang saat sudah berada di garasi mobil. Dan kembali mengitari mobil dengan santai setelah Rechal masuk.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Suasana hening menelusup kedalam lamunan masing-masing.

Malvin mencoba memecahkan keheningan dengan bertanya alamat rumah Rechal.

"Lo tinggal dimana?"

"Gue tinggal di apart"

"Sendiri?" tanya Malvin lagi.

"Hmm" Rechal bergumam sebagai jawaban.

Setelah menunjukan alamat apartemem nya dan sampai lah di sebuah apartemen elite yang hanya di huni oleh kalangan orang-orang berdompet tebal.

Malvin sempat bertanya-tanya dalam hati mengapa wanita di sebelah nya sekarang tinggal di apartemen sendirian? Dimana orang tua nya?.

Rechal membuka pintu penumpang dan keluar dari mobil tak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada Malvin sebelum keluar tadi yang hanya mendapat jawaban kecil dari Malvin.

Sepanjang perjalanan menuju rumah nya Malvin masih saja memikirkan Rechal mungkin karena sifat playboy nya yang masih ada. Namun di satu sisi Malvin juga teringat tentang Dira tentang bagaimana cewek itu tersenyum walaupun ketika bersama Malvin. Dira sama sekali tidak pernah tersenyum.

Beruntung sewaktu membawa Rechal kerumah nya malam tadi kedua orang tua nya tidak ada di rumah, karena memang sedang ada urusan di luar negeri dan hanya ada asisten rumah tangga di rumah nya yang heran melihat Malvin memapah Rechal menuju kamar nya.

Soal tentang Malvin mengatakan tidak terjadi sesuatu di antara mereka itu semua hanya kebohongan, guna menutupi nama baik nya sekarang.

Mungkin Rechal tidak sadar bahwa wanita itu memeluk Malvin saat sudah di dalam kamar nya dan mencium Malvin tepat di bibir nya. Awal nya Malvin heran, namun tentu saja ia tidak menyia-nyia kan hal itu dan membalas ciuman nya dengan lembut dan berakhir di atas kasur. Beruntung saat itu Malvin masih memiliki kendali terhadap dirinya yang hampir saja meniduri Rechal.

Kalau sampai terjadi masalah nya tentu akan rumit. Malvin sangat beruntung malam itu.

***

Rechal berjalan menuju kamar dengan lunglai mata nya sangat mengantuk dan kepala nya juga terasa pening. Rechal melempar hells nya asal. Dan mehempaskan tubuh nya di atas kasur nya yang terasa sangat lembut.

Sudut bibir nya tertarik ke atas mengingat bayangan seorang lelaki tampan yang telah membawa nya pulang. Lelaki yang sama pada saat Rechal melihat nya pertama kali di kantin sekolah bersama dengan Dira.

Ada rasa tidak rela yang menjalar di hati nya bahwa Malvin dekat dengan seorang perempuan lain. Rechal ingin memiliki Malvin. Ya ia sangat ingin memiliki nya, walau hanya bertemu beberapa kali.

Rechal akan merebut Malvin dari Dira. Rechal menyeringai dengan kelicikan yang akan di lakukan nya nanti. Ia bertambah bersemangat dengan tanda yang ada di leher nya yang di buat Malvin malam tadi. Rechal ingat semuanya ia sangat ingat bagaiman cara Malvin mencium nya dengan lembut.

Kejadian malam itu akan di jadikan Rechal senjata untuk mendapatkan Malvin nanti. Ia tersenyum puas dan kembali melanjutkan tidur nya. Peduli apa tentang sekolah bahkan Rechal sangat menikmati bolos sekolah nya sekarang.

Lain kali ia akan melakukan nya lagi nanti. Dengan embel-embel mabuk berat.

***

Hola🙌

Akhirnya update lagi😊

Jangan lupa Vote cerita nya jika kalian suka😊

See you😚

YOUR MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang