Our Destiny | 10

290 31 5
                                    

Info: Yang mau bikin cover tinggal hubungi kontak wa ku: 089660667650Bayarnya cuma pake pulsa kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Info: Yang mau bikin cover tinggal hubungi kontak wa ku: 089660667650
Bayarnya cuma pake pulsa kok. Murmer dengan design yang oke.

••••••••••••

Leo sudah sampai di depan rumah Roshni untuk menjemputnya. Sementara Roshni masih berada di kamarnya.

"Itu pasti suara mobil Pak Leo," tebak Roshni dengan benar.

"Rosh, kenapa kamu mau ikut bersamanya? Kenapa kamu gak ikut menemani Faisal aja? Bunda tahu Faisal juga ngajak kamu, kan?" Tanya Hana yang ingin mendengar jawaban jujur dari Roshni.

"Bunda, Faisu... dia akan pergi sama Janis." Roshni terpaksa berbohong sambil memalingkan wajahnya dari sang ibu.

Hana memegang dagu Roshni dan membawanya untuk menatapnya.
"Rosh, terkadang apa yang kita inginkan memang harus terpaksa kita pendam karena sebuah pilihan. Tapi kamu juga berhak bahagia, nggak semua hal harus kamu relakan. Jangan tutup dirimu dengan alasan sebuah hubungan karena kita gak tahu kemana takdir akan membawa kita berlabuh. Saat kamu merasakan sesuatu maka jangan mengingkarinya. Akan sangat menyakitkan jika apa yang terjadi dalam hati nggak sesuai dengan apa yang dunia tunjukan. Karena itulah ciptakan duniamu yang membuat hati dan tindakan menjadi seimbang." Hana memberi sebuah nasehat tersembunyi.

Sebenarnya ia mengatakan apa yang ia rasakan. Roshni menjadi gugup dan kaku saat mendengar ucapan Ibunya,
Roshni tertegun, "Bun, Bunda ini ngomong apa. Em... aku pergi, Bun. Pak Leo pasti udah nungguin di bawah." Roshni lalu bergegas turun.

Di ruang tamu sudah ada Leo yang duduk menunggu, Faisal baru saja keluar dari kamarnya. Ia menghentikan langkahnya saat melihat Leo ada di ruang tamu. Mata mereka beradu dengan tajam. Namun pandangan mereka teralihkan saat melihat Roshni yang menuruni tangga dengan penampilan cantiknya. Faisal dan Leo terpesona dengan penampilan Roshni. Baru kali ini Faisal melihat Roshni secantik itu. Sangat sangat cantik.

Sementara mata Leo beralih menatap Faisal yang sedang terpesona memandang Roshni.

"Dugaanku benar," gumam Leo sambil tersenyum simpul menatap Faisal dan Roshni bergiliran.

Roshni menatap Faisal sekilas kemudian ia berjalan menghampiri Leo.

"Wah Nona manis, kamu sangat cantik malam ini. Bahkan kecantikan Miss World terkalahkan oleh pesonamu." Leo menggombal.

Roshni hanya berdiam acuh. Faisal emosi mendengar ucapan Leo yang seolah-olah merayu Roshni. Faisal tahu betul bagaimana watak Leo yang selalu menggoda wanita. Image buruk lelaki itu sudah diketahui oleh kalangan pebisnis dan para wanita.

"Lebih baik kita segera pergi, Pak Leo." Kata Roshni cuek.

Leo mendekat satu langkah. "Jangan panggil aku Pak. Malam ini kamu akan menjadi pasanganku, jadi panggil aku Leo saja."

Our Destiny (Cintaku Adalah Kau)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang