"Kamu?" Ucap Faisal dan Roshni bersamaan.
"Ya aku." Ucap mereka bersamaan lagi. Kemudian mereka saling menunduk gugup sejenak sampai keduanya mulai bersikap normal.
Awalnya Faisal sedikit heran dengan doa yang di ucap Roshni. Namun ia segera menepis pikirannya.
"Do'amu tadi begitu tulus. Kalau boleh tau untuk siapa kamu berdo'a?" Tanya Faisal tiba-tiba. Rupanya ia belum menyadari kalau gadis didepannya adalah Roshni teman kecilnya.
"Aku berdo'a untuk sahabatku yang sekarang sedang meraih masa depannya." Jawab Roshni dengan lembut sambil menyunggingkan senyum dibibirnya.
"Sahabatmu itu sangat beruntung karena memiliki sahabat sepertimu." Ujar Faisal dengan mata berbinar.
"Nggak. Aku yang beruntung memiliki sahabat seperti dia. Aku bangga sama dia. Aku selalu mendo'akan agar dia menjadi orang hebat." Ungkap Roshni dengan pikiran membayangkan Faisal dimasa kecil.
Faisal tersenyum kagum, "Aku yakin sahabatmu itu pasti udah jadi orang hebat berkat doa-doa kamu." Ucap Faisal tak menghilangkan rasa kagumnya.
Roshni menatap Faisal sembari tersenyum.
"Aku harap juga begitu." Lirih Roshni. Kemudian suasana menjadi hening sejenak.
"Kenapa kamu bisa ada disini?" Tanya Roshni dan Faisal kompak.
Lagi-lagi mereka salah tingkah karena ucapan mereka selalu bersamaan. Tapi Roshni memberikan isyarat agar Faisal yang menjawab duluan.
"Yaa..sebenarnya aku baru datang dari...." Ucapan Faisal terhenti saat suara ponselnya berdering.
"Tunggu sebentar.." Jeda Faisal lalu ia mengangkat telponnya, ternyata telpon itu dari kantor. Faisal sedikit menjauh dari Roshni.
Faisal selesai menelpon, ia kembali menghampiri Roshni.
"Maaf tadi telpon dari kantor. Oh ya, aku belum tau siapa nama kamu." Tanya Faisal sambil mengerungkan matanya, ia benar-benar ingin tahu nama gadis di hadapannya.
Roshni tersenyum tipis, "Namaku..." Suara ponsel Faisal kembali berdering hingga Roshni tak sempat melanjutkan ucapannya. Faisal memberi isyarat sungkan pada Roshni untuk kembali menunggu sebentar.
"Halo, Om."
"..."
"Iya aku akan segera kesana, 10 menit lagi."
"..."
"Sebentar lagi sampai."
"..."
"Baiklah."
Faisal menutup telponnya, "Maaf, aku harus segera pergi. Om-ku sudah menunggu. Aku harap kita bisa bertemu lagi." Ucap Faisal dengan berat hati.
Terlihat jelas di raut wajahnya bahwa Faisal masih ingin berlama-lama dengan gadis itu. Roshni hanya menganggukan kepalanya, entah kenapa ia merasa sedikit kecewa saat Faisal akan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny (Cintaku Adalah Kau)
General FictionRoshni Callia Fernanda, Faisal Kendra Bagasditya, Janis Ardelle Rahardy. Adalah tiga sekawan. Faisal berperan sebagai perisai untuk kedua gadis cantik tersebut. Persahabatan ketiganya baik-baik saja hingga sampai pada saat Faisal kembali dari London...