bagian 1

8.1K 295 22
                                    

Rumah Sakit Harapan Sehat berdiri megah di jalan utama Wonosobo Temanggung.  Rumah sakit yang sudah berdiri puluhan tahun ini memiliki pelayanan yang memuaskan untuk semua kalangan masyarakat yang terkenal dengan tanaman tembakaunya. Setiap hari rumah sakit selalu dipadati peasien rawat jalan dan rawat inap. Gedung yang megah, pelayanan yang professional dan fasilitas yang lengkap menjadi daya tarik tersendiri.

Suasana bangsal anak sedang dipadati para pembesuk. Para perawat sedang sibuk mengerjakan pekerjaan mereka. Sesekali perawat menuju kamar-kamar rawat inap jika ada yang memanggil dan mengamati pasien-pasien yang meninggalkan kamar. Para pasien anak yang sudah merasa lebih baik sedang menghabiskan waktunya di area bermain ditengah bangsal anak. Ada yang sedang bermain ayunan, bermain mandi bola, atau hanya sekedar melihat akuarium dalam gendongan. Semua anak yang sakit masih terpasang infuse yang membuat aktivitas mereka sedikit terganggu.

Widya sedang mengerjakan dokumentasi keperawatan di Nurse stasion sambil mengamati anak-anak yang bermain di area bermain. Widya tak ingin melakukan kesalahan saat sedang bekerja. Dia membuat pikirannya terfokus dalam 2 hal, pekerjaan menulis dan anak-anak yang sedang bermain di depannya. Dia sangat menikmati pekerjaannya sebagai perawat di bangsal anak. Bagi Widya anak-anak adalah sumber kebahagiaan. Tak pernah ada rasa bosan atau lelah saat Widya berhubungan dengan pasien anak. Dia akan selalu merasa terharu atau gemas dengan tingkah lucu mereka saat sedang sakit. Karena bagi Widya anak-anak tak akan bisa melukai hatinya tak seperti orang dewasa yang dengan mudahnya melukai hatinya tapi tak pernah menyadarinya. Selain itu dengan menjadi perawat di bangsal anak Widya bisa mengurangi sedikit penderitaan anak-anak yang sakit dengan perawatan yang diberikannya.

"Wid, laporan nya udah selesai?" Tanya Santi salah satu teman Widya sambil mengelap tangannya dengan tisu. Santi baru saja kembali dari kamar pasien yang infusnya macet.

"Sedang aku kerjakan, Mbak." Widya menjawab sambil menulis di buku laporan jaga. Santi bergabung dengan Widya dan mengambil salah satu rekam medis pasien untuk menuliskan tindakan apa yang baru saja dilakukannya di pasien.

"Salah satu keluarga pasien menanyakan apakah boleh pulang padahal Dokter Andin tidak rawuh hari ini. Kemarin waktu visit juga tidak ada seratan apapun untuk rencana pulang." Santi membaca advise dokter di rekam medis pasien.

"Bagaimana kalau minta tolong dokter bangsal saja, Mbak untuk visit dan konsultasi ke dokter Andin." Usul Widya.

"Wah kebetulan sekali hari ini jadwal dokter Reno, Wid." Santi tersenyum lebar setelah membaca jadwal dokter bangsal di buku jadwal. "Aku jadi semangat."

"Aku ke kamar Deva dulu, Mbak." Widya mencoba menghindar. Dia tak pernah menyukai pembicaraan apapun yang berkaitan dengan lawan jenisnya. Apalagi jika yang dibicarakan adalah Reno salah satu dokter muda yang tampan dan kaya. Dokter yang sudah mematahkan banyak hati perempuan di rumah sakit.

"Lho kok pergi, Wid." Santi ingin mencegah Widya pergi karena melihat dokter Reno memasuki bangsal anak. Santi ingin melihat bagaimana reaksi Widya saat bertemu dengan Reno langsung. Karena selama ini Widya selalu menghindari segala pertemuannya dengan dokter Reno membuat Santi penasaran ada apa dengan Widya. "Sore Dokter."

"Sore, Mbak." Balas dokter Reno dengan ramah. Siapa yang tak jatuh hati jika mendapatkan senyum dan perlakuan penuh perhatian dari dokter Reno? Santi menatap Reno dengan tatapan terpesona. "Apakah ada pasien yang harus saya visit? Atau ada pasien pengawasan, Mbak?"

"Alhamdulillah tak ada pasien pengawasan dokter. Tetapi ada salah satu keluarga pasien ingin pulang hari ini, mohon dokter Reno visit dan konsul kepada dokter Andin." Santi menyiapkan rekam medis pasien dan menyodorkannya kepada Reno yang sudah ikut bergabung di nurse station.

Antara Aku Dan Dia S1 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang