troublemaker [pt.1]

19 6 0
                                    

Nara harus bangun pagi pagi sekali untuk mengikuti les tambahan pagi dan saat pulang sekolah dia juga sering pulang telat karna ada pelajaran tambahan juga untuk persiapan ujian nanti.

Rencananya setelah lulus SMA dia akan berkuliah di UI ( Universitas Indonesia) lalu mengambil jurusan fashion karna cita citanya menjadi seorang model.

Tapi sayangnya orang tua nara tidak pernah mengijinkannya untuk menjadi seorang model atau artis, mereka malah menyuruh nara untuk menjadi notaris atau pekerja kantoran diperusahaan papanya.

Nara menolak mentah mentah permintaan kedua orang tuanya. Namun karna ancaman yang dia dapatkan, ahirnya nara menyerah dan mengikuti permintaan orang tuanya.

Ok. Kembali ke laptop.

Pukul 06.00 pelajaran tambahan pagi dimulai. Beruntung nara tidak terlambat mengikuti pelajaran pagi hari ini, karna biasanya dia datang terlambat dan sudah tertinggal catatan banyak hingga ahirnya dia harus menyalin dari buku temannya dan mempelajari materi itu sendiri tanpa ada yang mengajari.

"Jadi, jika seseorang yang sering merasa kesepian kemungkinan hidupnya sedikit merasa bahagia. Dan semua itu sangat mempengaruhi kinerja otak manusia. Bla.. Bla.. Bla.. Bla.."

"Dih, pelajaran apaansi? Gk mutu deh.." Nara memutar bola matanya lalu mengambil sebuah pulpen Dan mengetuk-etukan dimejanya.

Nara berkata seperti itu karna merasa tersindir oleh omongan yang tadi dikatakan oleh gurunya.

Hatinya sedikit berdenyut nyeri ketika kata kata "Jadi, jika seseorang yang sering merasa kesepian"  itu terucap.

Kalimat itu terus terngiang ditelinganya membuatnya kembali terpaksa mengingat peristiwa pilu dalam hidupnya.

Mengingat orang tuanya yang selalu sibuk tanpa memikirkan perasaan nara sebagai seorang anak dan sakitnya ketika ia hanya menerima pengacuhan dari orang tuanya.

Tapi, nara terus positive thinking aja buat orang tuanya. Dia selalu berfikir ortunya itu bekerja juga untuk menghidupinya. Sekarang nara hanya perlu belajar, menggapai cita cita setinggi apapun lalu melakukan semua hal yang diinginkannya.

Cuma itu tujuan nara hidup?.

Jika kamu bertanya seperti itu. Jawabanya adalah..

Tidak.

Sebenarnya banyak sekali hal yang ingin dilakukan oleh nara. Tapi karna ia tahu keinginan itu tidak akan ada habisnya. Jadi dia hanya perlu melakukan apa yang bisa dilakukannya. Selagi itu bermanfaat bagi siapa saja termasuk untuk dirinya sendiri.

Good job nara.
I always for you.

Nara kembali memfokuskan otaknya pada pelajaran. Sungguh, materi ini membuat mood nara down seketika. Ia harus mati matian untuk mengembalikan moodnya hari ini sebelum dia menjadi macan yang senggol dikit langsung bacok. Alias sensinan.

*Kantin.

Nara mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kantin sampai pojok pojok kantin pun dia amati.

Ia melihat sebuah meja kosong tak berpenghuni ditengah kantin.

Mengapa meja ditengah kantin malah kosong? Biasanya yang kosong itu meja yang ada dipojok pojok ruangan.

Mungkin nara sedang lucky hari ini.

Kemudian nara segera menghampiri bangku kosong itu sambil menenteng novel kesukaannya. Entah mengapa para siswa memperhatikannya ketika ia berjalan kebangku itu.

Ketika ia akan duduk dikursi, tiba tiba tangannya dicekal oleh seseorang yang tak dikenalnya. Nara mendongakkan kepalanya keatas.

Ia mendapati seorang gadis beserta gengnya yang dandanannya sungguh mencolok dimata. Gadis itu tersenyum miring, lalu dengan kasar ia menghempaskan tangan nara kearah meja.

Someone Like YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang