1 (Revisi)

13.3K 412 0
                                    

Aku duduk dipinggir trotoar setelah menghitung uang sisa upah yang didapat dari bekerja sambilan di acara Event Organizer milik ayahnya Benny temanku. Aku membantu membersihkan piring-piring kotor, mengelap lantai dan mengambil sampah sisa-sisa makanan orang yang hadir diacara tersebut.

Aku dan Benny berteman sejak jaman sekolah dasar, perekonomianku yang pas-passan membuat Benny kasihan dia menyuruhku membantu Event Organizer milik ayahnya. Upahnya cukup untuk membuatku membayar kebutuhan sehari-hari.

Aku tahu kehidupanku tidak akan berubah kalau tidak mengubahnya sendiri. Didalam lubuk hatinya terdalam aku menginginkan kehidupan pada umumnya. Ada ibu, bapak dan adik atau kakak yang bisa aku berbagi dalam kesedihan dan kebahagian.

Saat aku tahu tidak punya keluarga ketika umurku 5 tahun. Semua teman-teman bermainku ada yang ditunggui oleh ibu dan bapak mereka saat itulah aku mengerti keadaanku.

Walaupun aku sudah tidak tinggal dipanti lagi sejak lulus sekolah menengah atas, aku masih mengirimkan uang dan beberapa sembako untuk adik-adikku.

Aku duduk beristirahat sampai satu pesan WA masuk kedalam handphone membuyarkan lamunanku.

Donald :

Aku udah di apartement.

Aku berdiri berjalan sambil memikirkan sesuatu yang terus mengganjal dihatiku semenjak mengenal kehidupan Donald. Aku tahu kalau pratner seksku sudah memiliki pasangan, dari awal aku dan dia memang memiliki perjanjian untuk tidak terlalu mencampuri urusan masing-masing.

Well, aku hanya seorang gadis biasa yang memiliki hati. Yang aku inginkan adalah pasangannya bisa setia walaupun awal hubunganku dan pria itu salah.


Hari ini sabtu yang panjang untukku, aku duduk mengangkang dengan Donald sedang mencicipi daerah kewanitaannya.

Sudah berkali-kali aku dan Donald melakukan seks sejak tadi malam, tapi pria brengsek itu tak kunjung selesai.

Aku tidak tahu apakah Donald masih kuliah atau bekerja. Tapi dari sedikit banyak yang aku cari tahu dari orang-orang terdekat Donald memang terlahir sebagai anak kolongmerat dan tentu menjawab kenapa dengan mudah dia bisa membeli tubuhku.

Keluarga Donald sangat berpengaruh dikota ini. Aku bisa saja menjadi mayat bila menyakiti Donald.

Pertemuan Pertama aku dan Donald adalah ketika aku mengantar katering Benny untuk Yayasan Cahaya singkat tapi berarti. Donald itu tidak suka basa basi, dia mengatakan apa keinginannya dan menungguku memikirkannya kembali.

Saat itu memang aku sedang terdesak kebutuhan membayar SPP sekolah. Memang membutuhkan waktu yang lama menyakinkan diri sebelum benar-benar berhubungan dengan badan Donald.

Mulutku disambar Donald dengan kasar, dia tahu aku melamun tangan kanannya aktif meremas salah satu payudaraku. Dia sudah menyatukan dirinya denganku, rasanya sesak sekali.

Mata biru Donald menembus jantungku, dengan gerakkan cepat dia menggoyang pinggulnya. Eranganku tak tertahankan untuk keluar.

Dia tersenyum penuh kemenangan. Sepertinya ini tidak akan berakhir cepat.

TBC

13 Juni 2018

Stupid In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang