"Bagaimana Ren? Apa harus suntik dana lagi untuk membeli produk makan yang melabung tinggi itu?" Santi duduk dimeja kerjanya, ruangan ini dibuat dilantai atas restoran.
Restoran sendiri terdiri dari 5 lantai, di lantai 3 & 4 untuk karyawan bagian kantor dan sedangkan lantai 1 & 2 digunakan untuk restoran. Kalo gudang ada disebelah restoran. Yang merancang Barron, yang mengelola Reno adik kandung Faisal. Reno sangat mirip dengan Mama Ani, kalau Faisal lebih cenderung ke ayah mereka.
"Suntikkan danakan sudah mba, mungkin kita sabar saja menunggu harga turun. Tapi untuk keluhan konsumen sih minim, mereka membutuhkan makanan baru." Reno mengeluarkan beberapa resep makanan terbaru.
"Ok, kalau pegawai ada masalah?" Barron menggelangkan kepalanya.
"Aku ada acara, nanti aku hubungi kalau ada masalah lagi." Barron berdiri melangkah kearahku mencium pipi kiri dan kanan lalu mengangguk ke arah Reno sebelum pergi.
"Kita makan diluar saja Ren," Reno mengangguk sudah 4 jam kami meting sekarang perutku protes minta diisi.
Reno membereskan laptop dan data-data meting kami. Aku mengambil jaket lalu memasangkan kebadanku sambil menunggu Reno selesai lalu pergi berdua mencari makan.
Berkendara dengan motor GP honda RC213V milik Reno menuju warung makan dipinggir jalan, duduk lesehan makan sambil melanjutkan meting lagi bersama Reno.
Setelah itu pergi ke klub malam, "Mba, duduk disini aku pesankan minum Ok."
Aku mengangguk patuh, melepaskan jaketku. Klub yang bagus sudah lama aku tidak kesini. Aku masuk kedalam kerumunan orang-orang berjoged dilantai dansa, sang DJ memainkan musik yang merdu dan indah dikegelapan malam.
Hidup itu harus nyaman untuk diri sendiri, harus bahagia untuk diri sendiri, harus bebas mengekspresikan untuk diri sendiri dan tentunya bisa mencintai untuk diri sendiri. Aku tersenyum penuh kemenangan sambil menggoyangkan pinggul dan seluruh badanku mengikuti musik alunan sang DJ.
Senang, luar biasa senang. "Ini mba minumnya." Reno menarikku untuk duduk disampingnya, aku tidak mau aku duduk saja dipangkuannya.
Reno membawa vodka untukku dan dia, aku meminumnya langsung habis. "Aku seksi ga de?" Aku menganggunya, Reno mah biasa-biasa saja tidak merasakan apapun kalau aku goda.
Reno menggeleng kepalanya, "jelekkan mana aku atau dia?" beberapa wanita ada yang beberapa mencari perhatiannya diklub ini, yang ekstrim mendelik matanya melihat Reno duduknya tidak jauh dari kami.
"Dia babe," nah kalau sudah keluar kata-kata itu berarti Reno ingin selamat malam ini.
Aku hanya tertawa senang, sesekali aku membisikkan obralan kami tentang restoran. Rasa alkohol sedikit aneh, agak asam tapi mungkin perasaan aku saja. Aku tetap meminum sampai tandas dan menuangkannya berulang-ulang sampai botol vodka habis lalu mengambil yang botol vodka lagi.
"Aku pergi kebelakang dulu, jangan kemana-kemana!" Reno menatap tajam memperingatkan, aku mencium pipinya sebagai tanda patuh.
Semakin lama kepalaku semakin pusing, aku merebahkan diriku disofa sambil memejamkan mata. Rasanya sakit sekali.
Entah bagaimana caranya Donald bisa berada disampingku saat aku membuka mata dipagi hari. Dilihat dari sekeliling ruangan ini bukanlah apartement milikku, aku bangun perlahan takut Donald bangun dan aku tidak bisa pergi.
Aku harus pergi, aku tidak ingin merasakan sakit hati lagi bila berdekatan dengan Donald. Aku memakai pakaian dengan cepat lalu pergi berlalu keluar dari apartement sebelum terlambat.
Continued...
07 Agustus 2017

KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid In Love
RomanceProlog Dibuang, dihina, diselingkuhi!!!! Kehidupan Santi benar-benar diambang kehancuran setelah mengenal Donald pria dewasa yang mampu membantunya dalam perekonomian. Hidup didalam dilema ketika status hanya untuk nafsu birahi Donald saja. Apa yang...