Entah bagaimana status hubungan keduanya bagaimana, baik Hyunjin maupun Kenzia sama-sama tidak memusingkan hal tersebut. Kenzia sendiri sudah nyaman dengan keadaan seperti ini, untuk kelanjutan hubungan keduanya biar Takdir merencanakan semua itu.
Menurut Kenzia, Hyunjin itu baik. Sangat baik malahan untuk ukuran teman dekat, bahkan Kenzia ingat. Ketika dua minggu lalu ia tengah mendapat tamu bulanan, dan lupa membeli pembalut. Hyunjin datang untuk memberikan satu pack pembalut, dan juga obat pereda nyeri. Kalau kata Keila, Hyunjin itu boyfriend material yang sering kali berseliweran di official akun bucin yang ada di line.
"Hei, kok bengong aja?"
Kenzia tersentak dari lamunanya, mengalihkan perhatiannya kearah layar ponsel yang tengah menampilkan wajah tampan Hyunjin yang tengah menatap dirinya.
Kenzia tertawa kecil, menggaruk pipinya canggung, "Maaf-maaf, tadi habis mikirin tugas yang dikasih sama guru"jawabnya tak enak.
Hyunjin hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, "Udah sholat belom?"
"Udah kok, kamu dimana sih kayaknya lagi rame banget?"tanya Kenzia penasaran.
Sedetik kemudian, Hyunjin mengarahkan ponselnya kearah teman-temannya yang tengah sibuk dengan ponsel.
Terlihat Hyunjin yang berusaha menyenggol kaki teman-temannya agar mengalihkan perhatiannya untuk menatap kearah ponsel yang pemuda itu genggam.
"Apa sih tolol, mati ini" Kenzia tahu, itu suara Jisung. Dalam diam ia mendengus jengkel mengingat Jisung yang sering sekali mengatai dirinya dengan bulog, alias bucin goblog. Padahal sih memang iya.
"Tau nih, ganggu banget"
"Ini say hei dulu sama cewek gua bangsat, lo pada gimana sih" dumelan kasar itu sontak membuat Kenzia terkekeh geli. Hyunjin terlihat kesal dengan teman-temannya yang tak kunjung memberikan respon.
Kemudian ponsel diambil alih oleh seseorang, menampilkan wajah pemuda blasteran memenuhi layar ponsel, Kenzia tahu. Itu Felix, tersenyum manis kearahnya seraya melambaikan tangan dengan penuh semangat.
"Halo cantik, Kenzia ya? Kenalin gua Felix. Lo pasti udah kenal'kan?"
Kenzia tertawa canggung, ia ikut melambaikan tangannya kearah kamera. "Halo Felix, iya kenal kok. Temennya si Jisung kan?"
Felix terlihat menganggukkan kepalanya, "Iya temennya si bantet. Kenzia lagi apa kok belum tidur?"
"Oh ini, lagi mau nyelesain deadline —"
Belum sempat Kenzia menjawab, Hyunjin terlebih dahulu mengambil alih ponselnya. Mendorong tubuh Felix agar menjauh dari layar ponsel, Felix hanya tertawa geli.
"Idih bulol, btw kalo Kenzia ga mau sama lo, buat gua aja ya? Cantik anaknya"goda Felix yang diakhiri dengan tawa kencang.
Hyunjin berdecak jengkel, menatap Felix dengan garang. "Udah sana pergi lo anjing"
"Hyunjin, gak boleh kasar"
"Tau tuh Ken"
"Marahin-marahin"
"Hyunjin gak boleh kasar sayang, nanti bunda pukul ya kamu"
Kenzia meringis malu, sementara Hyunjin hanya terus mengeluarkan decakan kesal.
"Yaudah, aku lanjut nongkrong dulu ya. Nanti aku kabarin lagi"
"Iya sip," Kenzia menganggukkan kepalanya
"Besok jangan lupa bangunin aku pagi-pagi ya? Aku diajak gereja pagi soalnya"
"Iya. Yaudah ya? Aku matiin, jangan pulang malem-malem."
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR; Hwang Hyunjin (PROSES REVISI)
Short StorySaat LDR terberat bukan lagi soal jarak dan juga waktu. Tapi soal kepercayaan yang berbeda. story by; Kairzel