Kenzia melirik kesal kearah pemuda yang tengah menikmati makanan dihadapannya dengan santai, sesekali menganggukkan kepalanya selaras dengan suara musik yang terputar lewat speaker disudut ruangan. Terlihat seperti tidak memiliki beban sama sekali.
Padahal 30 menit yang lalu, Hyunjin tiba-tiba datang dan menariknya untuk pergi bersama dengan pemuda itu. Tanpa menerima penolakan, dan juga mencoba untuk memahami kondisi bahwa Kenzia tengah melaksanakan tugas sekolahnya, Hyunjin tetap mamaksa gadis itu untuk pergi bersama dengannya. Meninggalkan ketiga teman satu kelompok Kenzia dengan sedikit bingung, dan juga rasa ingin mencaci karena tingkah Hyunjin yang begitu seenaknya menarik Kenzia pergi padahal tugas mereka belum rampung.
"Dimakan, keburu dingin nanti." suara Hyunjin membuat lamunan Kenzia buyar seketika.
Ia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, dan langsung menyantap makanannya tanpa berkata-kata lagi. Masih terlalu kesal dengan sikap Hyunjin yang menurutnya berlebihan.
"Jangan bengong aja, buruan itu dimakan."
"Iya."
Hyunjin memperhatikan Kenzia yang sibuk dengan makanannya, sesekali tangan gadis itu bergerak untuk membenarkan helaian rambut yang berjatuhan menutupi wajahnya. Hyunjin tidak bisa menahan gemas, gadisnya ini benar-benar lucu menurut Hyunjin.
Kenzia sedikit tersentak ketika Hyunjin mendekatkan diri kearahnya, gadis itu menatap Hyunjin dengan bingung. Sementara Hyunjin hanya tersenyum tipis, tangannya bergerak untuk mengumpulkan helaian rambut Kenzia. Menyisirnya menggunakan tangan sebelum akhirnya mengikatnya menjadi satu menggunakan ikat rambut hitam milik Kenzia yang sengaja Hyunjin jadikan sebagai gelang.
"Lain kali rambutnya dikucir aja, biar gak ganggu kalo makan. Tapi kayaknya mending pake hijab aja deh, soalnya kamu cantik kalo pake hijab."ujar Hyunjin setengah berbisik.
Sementara Kenzia hanya mematung ditempatnya, terlalu terkejut dengan aksi Hyunjin yang membuat jantungnya lagi-lagi berdetak dengan tidak normal.
Hyunjin, kita ini apa sih?
—
Entah kenapa, perjalanan pulang kali ini terasa lebih lama dari biasanya. Dan juga suasana mobil yang begitu canggung membuat Kenzia maupun Hyunjin merasa tidak nyaman. Tapi tidak ada yang berniat untuk membuka suara terlebih dahulu dan membiarkan keheningan semakin menyelimuti keduanya.Kenzia dengan segala kebingungannya dan Hyunjin dengan segala rasa penasaran kenapa gadis disampingnya ini tidak serewel biasanya.
"Kamu kenapa?," akhirnya suara Hyunjin memecah keheningan yang tengah berlangsung.
Kenzia menoleh kearahnya, menatap pemuda itu bingung. "Aku gak papa?," jawab Kenzia yang terdengar seperti pertanyaan.
Hyunjin menghela nafas panjang, "Dari tadi diem aja? Masih kesel sama aku karena tadi? Kan temen-temen kamu juga ngeizinin kamu buat pergi, kamu juga udah ngerjain ppt-nya'kan? Terus kenapa?aku ada salah?," tanya Hyunjin bertubi-tubi.
"Gak apa-apa, i'm fine. Aku cuma lagi pusing aja sedikit," jawab Kenzia.
Hyunjin melirik sekilas kearah Kenzia, "Pusing karena apa? Ada masalah?"tanya Hyunjin lagi.
Kenzia hanya menggelengkan kepalanya, tidak berniat untuk menanggapi Hyunjin. Keadaan kembali hening, Hyunjin yang fokus dengan jalanan didepannya, dan Kenzia yang lebih memilih untuk sibuk memainkan ponselnya.
Sebenarnya, Kenzia cukup kesal dengan tingkah Hyunjin hari ini. Bukan hanya karena masalah di kafe, tapi juga karena tingkah Hyunjin yang beberapa minggu terakhir sedikit lebih beda dari biasanya. Hyunjin berubah menjadi lebih posesive, mengalahi Daniel yang merupakan kakak kandungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR; Hwang Hyunjin (PROSES REVISI)
Short StorySaat LDR terberat bukan lagi soal jarak dan juga waktu. Tapi soal kepercayaan yang berbeda. story by; Kairzel