11

10.6K 2.1K 47
                                    

Helangan nafas itu terdengar lelah, netranya menatap lekat-lekat kearah kerumunan manusia seumuran dengannya disebrang sana, mengamati sosok yang sudah beberapa bulan ini menjadi pusat perhatiannya, menyita seluruh atensinya hingga saat gadis itu pergi, Hyunjin seperti kehilangan sedikit dunianya.

Didekat gerobak penjual sempol, Hyunjin berdiri dengan seragam sekolah yang masih melekat ditubuhnya, tas punggung yang terlihat tak terisi karena hanya terdapat beberapa buku tulis didalamnya itu menemaninya menunggu Kenzia yang tak kunjung melangkah keluar dari kawasan sekolah meskipun sudah 15 menit bel pulang berbunyi, lebih memilih untuk mendudukkan diri diloby sekolah bersama dengan kedua sahabatnya.

"Nungguin siapa a' pacarnya'ya?" suara penjual sempol membuat Hyunjin mengalihkan perhatiannya.

Ia hanya tersenyum kaku, kemudian mendekat kearah gerobak sempol dan duduk disebuah kursi plastik hijau yang tersedia disana.

"Iya mang, nungguin pacar saya pulang tapi gak keluar-keluar" Hyunjin menjawab dengan diakhiri kekehan kecil.

"Sempolnya yang mang, 10 ribu aja"pesan Hyunjin sembari menatap kearah gedung sekolah yang berada dihadapannya.

Sudah 20 menit Hyunjin menunggu, tapi Kenzia belum menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan meninggalkan sekolah. Hyunjin tahu, Kenzia melihatnya, tapi lebih memilih untuk menghindar.

Pertengkaran keduanya beberapa yang hari lalu membuat Hyunjin menjadi uring, Kenzia tidak membalas chatnya. Dan Hyunjin sedikit sadar diri untuk tidak menteror Kenzia diseluruh akun media sosialnya, karena ia sedikit menyadari kesalahannya. Hanya sedikit, selebihnya ia merasa benar. Sebenarnya bukan hanya Hyunjin saja yang merasa uring, Kenzia pun sama.

Ia bingung dengan tingkah Hyunjin, sudah tahu Kenzia bodoh urusan cinta. Kejadian seperti ini tentu membuat kepalanya terasa seperti ingin meledak, tapi Kenzia memilih untuk menyembunyikan perasaannya seorang diri, tidak berniat untuk bercerita kepada sahabatnya.

"Lo kenapa deh gak mau pulang dari tadi, malah disini mulu, emang nungguin siapa sih lo? Nungguin anak-anak yang lagi futsal?" Keila bertanya dengan sedikit sewot, pasalnya Kenzia memasaknya dan Keyra untuk bertahan diloby sekolah tanpa berniat memberitahukan alasan yang jelas.

Kenzia menggelengkan kepalanya, "Aku lagi gak nungguin siapa-siapa" jawabannya.

Keila menatapnya sengit, "Terus kenapa masih disekolah? Bukan lo banget tauuuuu, udah sana balik, gue pesenin ojol deh," Kenzia menggelengkan kepalanya heboh, menolak usulan dari sahabatnya itu.

"Aku masih mau disini aja. Kalian temenin aku, ya?"pintanya dengan melas.

Keyra yang sedari tadi menikmati sempol menatap Kenzia dalam diam, sekolah memang sudah sepi, hanya beberapa murid yang memiliki kegiatan ekstrakulikuler bertahan diwilayah sekolah, tapi tidak untuk ketiganya.

"Gue liat-liat, lo udah lama banget gak jalan sama Hyunjin, musuhan lo?"tanya Keyra bingung.

"Enggak kok, masih temenan cuma-IH KEY AKU MINTA SEMPOLNYA DONG!" seru Kenzia seraya mendekatkan tubuhnya kearah Keyra.

Tapi gadis bertubuh mungil itu dengan cepat menghindar, menggelengkan kepalanya dengan penuh penekanan. "Enggak, ini punya gue, lo beli aja sana sendiri. Tadi ditawarin gak mau," cibir Keyra yang membuat Kenzia mengerucutkan bibirnya.

"Pelit,"

"Biar aja, wong pelit itu bikin cepet kaya,"

Mendengar balasan seperti itu, Kenzia langsung bangkit dari posisinya. Menepuk-nepuk belakang roknya sebelum menatap kearah Keila yang kini menatapnya dengan bingung.

LDR; Hwang Hyunjin (PROSES REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang