8

12.6K 2.4K 123
                                    

Seperti yang dijanjikan sebelumnya, tepat pada pukul 3 sore Hyunjin menghentikan kuda besinya dihalaman rumah minimalis Kenzia. Kali ini Hyunjin memang sengaja menggunakan motor karena takut jika jalanan akan macet jika sore hari, dan waktu berkencan mereka otomatis ikut berkurang.

"Temennya Ken, ya?" sebuah suara lembut terdengar ketika Hyunjin melepaskan helm full face yang menutupi kepalanya.

Dengan sedikit tergesa-gesa, pemuda itu langsung turun dari motornya dan menghampiri sosok yang ia yakini sebagai ibunda dari Kenzia itu. Sosok yang dibalut dengan gamis panjang, dan juga sebuah jilbab menutupi dada.

Hyunjin tersenyum sopan, "Iya tante, saya Hyunjin. Udah janjian kok sama Ken, tante" jawab Hyunjin yang dibalas dengan senyuman manis dari bunda Kenzia.

Bunda menepuk pelan pundak Hyunjin, kemudian menggiring pemuda itu agar masuk kedalam rumah. "Si Ken baru aja bangun, mungkin lagi siap-siap. Tuh anak emang malesnya kebangetan, pusing sendiri tante." keluh bunda yang membuat Hyunjin terkekeh.

"Oh iya, sampe lupa. Hyunjin mau minum apa, nak? Biar tante buatin dulu."tawar Bunda yang langsung dibalas gelengan oleh Hyunjin.

"Gak usah tante, gak usah repot-repot. Tadi juga saya habis ditawarin kopi sama temen, jadinya perut saya agak kembung,"tolak Hyunjin dengan tidak enak.

Bunda hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian beliau berpamitan untuk pergi kebelakang. Kini hanya tinggal Hyunjin sendiri, pemuda berkaos putih itu memperhatikan ruang tamu dengan seksama, diarea dinding diisi oleh ukiran kaligrafi, dan juga sebuah gambar foto bangunan Ka'bah yang terpasang dengan megah, Hyunjin juga bisa melihat tumpukan  buku-buku doa, dan juga Al-Qur'an yang tersusun rapih diatas meja tamu. Benar-benar berbeda dengan rumahnya.

"Udah lama, ya? Maaf ya, aku baru bangun tadi,"kehadiran Kenzia secara tiba-tiba membuat Hyunjin tersentak kaget, bahkan pemuda itu sampai refleks memegang dadanya yang berdetak dengan kencang.

"Eh—maaf maaf, pasti kagef. Maaf banget aku gak sengaja"ujar Kenzia tak enak.

Hyunjin hanya menganggukkan kepalanya, kemudian ia memperhatikan Kenzia yang sudah siap dibalik pakaian kasualnya. Sebuah jeans, dan juga hoodie pink pudar yang membalut tubuhnya. Cantik.

"Mau berangkat sekarang apa gimana?"tanya Hyunjin seraya melirik kearah arloji dipergelangan tangannya.

"Sekarang aja ya?" Hyunjin mengangguk setuju.

Kemudian gadis itu sedikit berteriak memanggil sang bunda. Bunda hadir sedikit tergopoh, ia menatap Hyunjin dan Kenzia secara bergantian. "Udah mau pergi?" tanya Bunda.

Hyunjin menyalimi bunda, "Iya tante, saya izin bawa Kenzia dulu ya, tan? Nanti sebelum jam 8 sudah saya pulangin lagi"jawab Hyunjin yang dibalas tawa oleh bunda.

"Bawa kabur aja gak papa sebenarnya, tapi jangan deh. Nanti bunda didemo sama ayah, dan abangnya lagi,"ejek bunda yang membuat Kenzia merengut sebal.

"Ih bunda! Apaan sih, udah-ah, aku pergi dulu. Assalamualaikum bunda"

"Waalaikumsssalam, hati-hati. Jangan kebut ya Hyunjin bawa motornya"


Kali ini tujuan mereka adalah sebuah Mall yang terletak agak jauh dari rumah keduanya, Kenzia ingin menonton sebuah film yang sudah ia idam-idamkan. Sementara Hyunjin hanya menuruti, setelah membeli tiket. Kenzia kembali mengajak Hyunjin untuk berkeliling terlebih dahulu, masih ada waktu 1 jam sebelum film yang mereka tonton tayang.

"Sepupu jauh aku minggu depan mau nikah, bunda nyuruh aku buat nyari baju,"ujar Kenzia seraya melirik kearah Hyunjin yang berjalan disampingnya.

"Mau nyari sekarang?"tanya Hyunjin.

LDR; Hwang Hyunjin (PROSES REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang