Kagura mendengus untuk kesekian kalinya, ia melihat kedua temannya begitu angker.
"Fre, aku...," Kalimat Zilong menggantung ketika melihat ke arah Miya dan Kagura. Miya menatap Zilong tak berminat berbeda dengan Kagura menatap Zilong waspada.
"Bisakah kita bicara berdua saja ? Misalnya di atap ?" Pintanya. Freya mengangguk setuju lalu bangkit.
"Fre, kalau Dia ngapain ngapainmu ulti aja ok ? Kalau tidak panggil aku 3 kali. Pasti aku tak akan dengar," Ujar Miya membuat Kagura dan Freya memasang wajah datar.
"Kau galau kan Mi atau kenapa sih ?" Tanya Kagura setelah Zilong dan Freya pergi meninggalkan kelas.
"Aku terserang penyakit jaman now. Galaoe," Ujar Miya sambil memasang pose zombie.
"Alay!"
"Biarin. Yang penting nyaman wlek!" Ujar Miya sambil menompang wajahnya. Miya langsung mengebrak meja membuat Kagura terkejut lalu menatap Miya tajam.
"Kagura! Kalau misalnya kita punya masalah sebaiknya di apaain ?" Tanya polos membuat Kagura ingin sekali membunuh Miya.
Miya mengagetkannya hanya untuk pertanyaan tak bermutu itu ? Demi oppai mimi peri yang besar kayak melon!
"Kata pepatah, kalau terasa ringan jika kau tidak menghadapinya," Lanjut Miya polos. Kagura memegang bahu Miya dramatis.
"Jangan di percaya ya Miya ? Pepatah gadungan itu. Sebaiknya kau hadapi masalahmu, Jangan lari. Kan jadi galau begini," Sarannya sambil meremas bahu Miya. Miya mengangguk.
'Jadi, Ada hubungan apa mereka berdua? Benarkah mereka pacaran?' Batinnya menerka nerka hubungan yang AluYa miliki.
Tak lama Freya kembali bersamaan Pak Trigeal masuk. Miya menatap sahabatnya dengan tatapan khawatir.
Freya mengabaikan tatapan Miya maupun Kagura. Cewek bersurai dark blue itu fokus menatap ke depan.
Karena suara pak Trigeal rada mendayu Miya nyaris terlelap. Benar benar serasa di dongeng, di tambah ini adalah pelajaran sejarah.
"Pak! Saya permisi dulu," Ujar Miya bangkit. Dia benar benar tak tahan. Dia butuh cuci muka.
"Silahkan tapi jangan lama lama," Ujarnya memberi izin. Miya mengangguk lalu melesat cepat keluar dari kelas bersuasana lulaby itu.
Miya memutar keran lalu membasuh mukanya. Merasa sudah fresh kembali Miya hendak kembali ke kelas namun langkahnya di cegat dengan 5 siswi di hadapannya.
"Kok aku lama lama eneg banget melihat kamu," Ujar Aurora pacar pertama Alucard memunculkan diri.
Miya terkejut lalu memasang posisi waspada.
"Apa ancaman kemarin bagaikan angin lalu untukmu?" Tanya Eudora sinis. Tangan Miya di tahan Alice dan Ruby.
Miya tak bisa kabur dari sini. Miya di seret ke dalam gudang penyimpanan olahraga. Tubuh kurusnya langsung di dorong di atas lantai berdebu.
"Aduh!" Ringisnya. Telapak tangan lecet akibat menahan tubuhnya agar tak terbentur.
"Kita apakan dia guys ?" Tanya Aurora sambil menatap Miya angkuh.
"Bagaimana kita membuat video Miya yang tak menggunakan apapun. Pasti dia sekeluarga bakal malu." Saran Natalia keki. Natalia bangkit lalu mulai menendang Miya.
Miya menahan kaki Natalia yang menendang ke arah perutnya.
"Kalau tidak kita buat dia menginap beberapa minggu di rumah sakit," Kali ini suara Ruby. Gadis manis itu mengambil balok kayu hendak memukul Miya yang tergeletak di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change [√]
RomanceMiya dan Alucard adalah musuh yang nggak akan pernah bersatu. 'Aku membenci cewek yang kerajinan seperti dia! Sok cari perhatian di depan guru lagi' -Alucard 'Aku membenci cowok yang kerjaan maini hati cewek aja! Kalau ingin bermain, ya sana main ML...