Chap 10

3.1K 361 168
                                    

"Freya, maafkan aku mempermainkanmu. Aku membuang buang cintamu yang tulus itu," Jeda Zilong. Pemuda itu menggegam tangan Freya.

Pemuda itu semakin merasa bersalah kala melihat kantong mata gadis cantik itu.

"Maaf," Gumamnya lagi lalu mencium kedua punggung tangan Freya. Perlahan air mata Freya menetes.

"Aku ingin sekali membencimu Zil. Tapi apalah dayaku yang begitu naif," Zilong menggelengkan kepalanya.

"Jangan membenciku Fre. Ayo kita mulai semuanya dari awal." Freya ragu untuk memberi jawaban ke Zilong. Dengan perlahan namun pasti ia mengangguk.

"Fre, Maukah kau menjadi kekasihku ? Tak apa jika kau menolak," Tanya Zilong memandang Freya tajam. Perlahan air mata Freya keluar. Bukan air mata kesedihan melainkan air mata kebahagiaan.

"Ya, Zilong. Aku mau,"

.

"Lesley ampun! Aduduh sakit tauk!" Ringis Gossen mengelus elus tangannya yang terpampang bekas cubitan cinta dari Lesley.

"Rasakan itu! Makanya kau harus ingat kalau wanita paling tak suka dibanding bandingkan. Camkan itu baik baik Gojek!" Gossen menghela nafas panjang.

Ia mengelus dada Lesley eh maksudnya dadanya :v sambil mengumam 'sabar, sabar. Cogan memang banyak cobaannya.'

"Antarkan aku kerumah sakit sekarang. Aku mau menjenguk Miya saja daripada berkencan dengan cowok pelit sepertimu," Tukas Lesley merajuk karena tak di belikan Cheesecake.

"Yang dengar. Aku menghemat uang ini untuk masa depan kita kelak, apa kau nggak mau hidup bareng aku ampe tua ?" Jelas Gossen dengan sabar. Lesley mendelik lalu menendang kaki Gossen.

"Aduh!"

"Pede kali kau berkata seperti itu. Emang yakin kita bisa bertahan selama itu," Ujar Lesley meremehkan perkataan Gossen.

Lesley tau dia tak secantik Miya, Kagura dan Freya. Dia juga tak sekaya Odette, atau sepintar Rafaela yang notabene pemegang ranking 2 paralel. Bisa saja Gossen lagi khilaf kini lalu meninggalinya kemudian hari, ketika Lesley sudah terlampau mencintai Gossen.

Gossen menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mendua! Pacaran saja baru pertama saja dengan kamu, Les," Ungkapnya jujur membuat hati Lesley berdesir dan menghangat mendengarnya.

Lesley membuang wajahnya. Memang sifat Tsundere melekat kuat di dalam dirinya.

"Jadi, kalau aku yang kedua kau juga akan mendua gitu ?!" Ujar ketus meninggalkan Gossen. Gossen menjambak rambutnya frustasi.

"Ya enggaklah!" Jeritnya di belakang Lesley.

Samar samar senyum manis tercipta di wajah Lesley. Dan, Harley yang memantau kencan Kakaknya tersenyum geli.

.

Miya memunggungi Alucard. Termasuk hari minggu yang cerah ini sudah 3 hari Miya di rawat di ruangan berdominasi putih serta berbau obat ini.

Miya tak bersuara sejak kejadian itu. Badannya pun sering bergetar takut. Alucard jadi ekstra sabar merawat Miya.

Badan Miya dari awal kurus semakin kurus saja. Bahkan pipinya menjadi tirus akibat tidak mau makan.

Alucard membantu Miya yang hendak duduk. Mata sayu Miya menatap Alucard dengan tatapan kosong.

"Mau makan Mi ?" Tanyanya. Dan, gelenganlah yang ia dapat.

Alucard mengelus elus rambut Miya yang begitu cantik. Dia selalu membisikkan kata kata penguat agar Miya tidak sedih lagi.

"Kau tidak jijik padaku Alucard ?" Tanya Miya bersuara untuk pertama kalinya. Alucard terharu akhirnya Miya mulai membuka diri.

Change [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang