Page 8 : Lost
*bel sekolah berbunyi
"Akhirnya pulang juga." Sahutku lega. Hari ini kelas terasa sepi karena tidak ada Ara.
"Woi sapi, mau ikut gue ga?" Rencananya mau liat Ara, kalau terjadi sesuatu kan bahaya.
"Besok ga ada apa – apa kan. Ikut deh, tapi anter pulang ya..." Nyusahin, tapi yaudahlah.
"Tapi lu duluan aja ya, ke parkiran aja. Gue ada urusan bentar." Dia hanya menengok dan mengacungkan ibu jarinya.
Aku mau menemui Taehyung. Dia biasanya yang selalu bareng sama Jimin. Kemarin aku minjem barang darinya, mau aku balikin.
"Hah Jimin ga masuk juga?" Awalnya agak kaget sih, tapi akhirnya barang itu aku titipkan pada Taehyung.
"Yep, tiba – tiba aja gitu. Ga ngasih kabar. Biasanya sih telat bangun palingan." Apa yang dia pikirkan sama denganku.
Aku kembali menyusul Xavi ke parkiran. Dia sudah stand by di depan mobil.
"Abis ngapain?" Tanyanya sambil masuk mobil.
"Balikin barang Jimin."
"Terus?"
"Dianya ga masuk."
"Hah? Kok bisa gitu."
"Apanya."
"Aduh lu tu sok positive thinking apa bego sih?"
"Lah kok lu nyolot?"
"Nanti gue ceritain dah."
***
"Tuh kan ga ada orang. Jadi fix dia bukan telat bangun atau apalah." Sahutnya santai. Tapi tidak untukku. Aku panik harus mencari Ara kemana. Tidak biasanya dia pergi selama ini.
Aku menyuruh Xavi untuk tunggu di kamarku, sedangkan aku bertanya pada Jungkook. Dan hasilnya nihil. Dia tidak sama sekali melihat Ara atau siapapun yang datang kesini.
"Jangan panik dulu, paniknya belakangan aja. Gue mau ceritain yang tadi." Perasaanku masih menggebu – gebu, jadi aku duduk dan mendengarkan Xavi.
"Walaupun Ara itu temen sekawan kita dari dulu, tapi gue merasakan ada yang aneh belakangan ini-"
"Dia aneh sejak jadi pacar gue." Potongku. Pikiranku terlalu kacau untuk memikirkan apa yang aku ucapkan.
"Hah? Yaudahlah tapi itu ga penting sekarang." Loh? Kenapa dia bisa mikir gitu?
"Belakangan ini dia sering gaul sama anak kelas lain. Yang terkenal dengan sikapnya yang berandalan." Adrenalinku semakin terpicu mendengar cerita Xavi.
"Nah salah satunya itu Jimin." Aku kaget, padahal belum lama aku berteman dengannya.
"Bukannya dia siswa teladan ya? Banyak diincar sama cewe – cewe." Tanyaku bingung.
"Iya emang gitu, mereka belum tau aja dalemannya kaya gimana." Pikiranku langsung tertuju pada Jimin. Apa mungkin Jimin penyebab semuanya?
"Mungkin gue salah satu yang belum tau juga. Baru kemarin banget ngobrol bentar sama dia-"
"Dia sempet nanya tentang Ara kan? Gue sempet denger kemarin, lewat doang sih." Aku tidak sadar karena aku di dalam mobil.
"Iya sih.." Aku semakin khawatir karena Xavi.
"Yaudah sekarang lu tenang aja dulu, kalau udah 2 x 24 jam baru kita cari." Akhirnya aku setuju dengan pendapat Xavi. Aku takut Ara kenapa – napa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cure | Completed ✅
FanficLuka yang timbul di fisik itu sakit, namun luka yang tercetak di dalam batin akan terasa jauh lebih sakit. Sampai orang tersebut mengalaminya, tidak akan ada yang tau sakitnya luka batin. Sama seperti halnya trauma. Trauma mendalam telah bersarang d...