"Yaudah ayok makan." Kalina terlihat antusias sekali.
"Tunggu kita cari restoran dulu." Bintang melihat kesamping kiri dan kanan.
"Nggak usah kita makan pecel lele aja. Lebih muantap." Kalina menganggukan kepalanya dan menunjukan salah satu tenda pecel lele yang ada disisi jalan.
Setelah meminggirkan mobilnya Bintang dan Kalina langsung menuju ke tenda pecel lele dan duduk disalah satu meja yang masih kosong.
"Mas." Bintang memanggil pelayan disitu.
"Saya pesan 2 porsi pecel lele sama minumnya es jeruk 2."
"Oke mas tunggu sebentar ya."
Bintang mengangguk dan tesenyum sopan.Kalina hanya diam dan memainkan ponselnya. Dilihatnya hingga kini tidak ada pesan dari Valdo dan Kaila itu membuatnya sangat kesal kepada kedua sahabatnya.
Kalina pun beralih ke Bintang yang tanpa ia sadari dari tadi Bintang memperhatikannya. Kalina sedikit canggung dengan tatapan Bintang itu. Untungnya makanan mereka datang dan membuat kecanggungan tadi berkurang.
"Bintang, makasih buat hari karena lo hari ini gue ngerasa bahagia banget. Karena lo hari ini gue nggak sia-sia bangun pagi."
"Iya sama-sama. Gue minta maaf pagi tadi sudah maksa lo ikut."
"Hahaha sans aja kali. Karena lo mood gue pagi tadi yang buruk udah berubah jadi bahagia banget."
Selanjutnya mereka asik menikmati makanan masing-masing.
"Gue suka sama lo."
Pernyataan itu membuat Kalina sport jantung apa mungkin sekarang telinga Kalina ada gangguan sehingga pendegarannya menjadi ngaco begini. Tapi ia yakin apa yang ia dengar tadi ia tidak mungkin salah.
Kalina berusaha memberanikan diri melihat Bintang. Dan kini Bintang sedang tersenyum dengannya.
"Iya gue suka sama lo..."
Mata Kalina terpejam apa yang ia dengar tadi memang benar, tidak ada yang salah di pendengarannya kini jantung dan pernapasannya yang bemasalah. Tiba-tiba jantungnya berdegup dengan kencang dan napasnya seolah-olah berhenti.
"Gue suka sama cewek yang mau makan di pinggir jalan begini, jaman sekarang itu langkah Dan gue salut itu."
Mendengar itu mata Kalina langsung terbuka dan napasnya kembali jalan lagi. Namun jantungnya masih berdebar kuat.
"Muka lo kenapa jadi merah gitu? Kedinginan? Ini lo pakai jaket gue." Bintang memberikan jaket hitamnya kepada Kalina namun di tolak dengan gelengan kepala.
Kalina hanya menunduk ia sangat malu dengan Bintang karena mukanya yang memerah.
Dertttt...derrttt
Ponsel Kalina bergetar dan menunjukan panggilan masuk dari Valdo. Kalina enggan menganggkatnya ia masih sebal dengan Valdo sehingga ia biarkan saja panggilan masuk dari Valdo yang kini untuk kedua kalinya menelpon.
"Kenapa nggak diangkat?"
"Males biarin palingan dia mau buat alasan atas pembatalan janji tadi pagi."
Bintang hanya ber'O' saja lalu lanjut meminum es jeruk. Setelah itu gantian ponsel baru milik Bintang yang berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEKA-TEKI
Teen Fictionkehidupan itu merupakan teka-teki yang harus aku selesaikan. dan untuk kalian yang mendapatkan teka-teki yang hampir ataupun sama persis dengan aku, mohon bekerja sama. bantu aku jujur aku tidak mempunyai seorang yang mampu untuk itu. ngomong-ngomo...