Part 18 - Attack

8K 603 4
                                    

Gadis itu berjalan cepat ke arah taman. Entah kenapa perasaannya tidak enak sejak tadi malam. Tidurnya pun tidak nyenyak meskipun ada Steve di sampingnya.

“Apa yang kau lakukan di sini?”

Pertanyaan itu membuat Cia tersentak kaget. Ia sedang duduk di bawah pohon rindang, mencoba menenangkan hatinya yang tak tenang.

“Steve? Aku hanya ingin suasana tenang saja,” jawab Cia asal.

Steve ikut duduk di samping matenya. Ia menoleh ke arah Cia yang sedang menatap lurus kedepan dan sesekali menghela napas panjang.

“Ada apa denganmu?” tanya Steve saat melihat tingkah Cia yang tak seperti biasanya.

Cia menoleh ke arah Steve dan menggeleng cepat. “Tidak apa-apa,” jawab Cia.

“Aku sudah bilang jangan menyembunyikan apapun dariku Cia.” mata pria itu menatap Cia dengan serius. Ia benar-benar ingin Cia mengatakan yang sejujurnya.

Cia menghela napas, lagi. “Sejak tadi malam, aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi.”

“Apa?”

“Entahlah. Aku juga tidak tahu. Semoga saja bukan hal yang buruk.”

Steve mengelus pipi Cia lembut dan tersenyum. “Tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Aku yang akan menjagamu jika sesuatu yang buruk akan terjadi.”

Jantung Cia berdegup kencang saat itu juga. Pipinya pun bersemu merah. Ia tidak pernah merasakan yang namanya dicintai yang sesungguhnya, sebelum Steve datang ke kehidupannya.

“Bagaimana kalau kita jalan-jalan?” tawar Steve.

“Benarkah?” tanya Cia memastikan dengan mata berbinar senang. Steve mengangguk.

“Apa kau tidak sibuk?” tanya Cia lagi.

“Aku akan menemanimu. Masalah pekerjaan masih ada Alert yang bisa menggantikanku sementara.”

“Baiklah, ayo!” ujar Cia girang menarik tangan Steve ke luar mansion.

Mereka berjalan ke arah hutan. Sesekali bertemu dengan Warrior yang berjaga, mereka menunduk hormat pada Alpha dan Lunanya.

“Bagaimana kalau kita ke hutan Verditer saja?” ajak Cia.

“Asalkan kau selalu bersamaku tak masalah.”

Sesampainya di hutan Verditer, mereka duduk di atas batang pohon yang sudah tumbang. Cia melihat sekelilingnya. Hutan ini masih indah seperti terakhir kali ia kemari.
Matanya menangkap seekor rusa yang berdiri tak jauh dari tempatnya dan Steve duduk. Rusa itu terlihat menatap ke arah mereka berdua. Jika dilihat dengan seksama, rusa itu memiliki tanda sulur di pergelangan kaki depan sebelah kanan.

“Ovra?” gumam Cia. Namun Steve masih dapat mendengarnya.
Steve mengernyit bingung. “Apa?” tanyanya.

Cia menoleh ke arah Steve dan kembali melihat rusa itu. Ia mengarahkan telunjuknya ke arah rusa yang kini sedang duduk di bawah pohon.

“Dia.”

Steve bertambah bingung. “Rusa itu?” tanya Steve dan Cia mengangguk.

Vasílissa Mou ✔ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang