Don't go

731 57 0
                                    

5 Desember

"Hyung-ie, kita mau kemana? Kenapa kita pergi? Dimana eomma appa?" Tanya bocah kecil yang berada di gendongan hyungnya secara terus menerus. "Hyung juga tidak tau taehyung-ie" jawab seorang bocah berumur 11 tahun yang sedang menggendong adik bungsunya sedangkan tangan yang lain ia gunakan untuk menggandeng adik pertamanya

"Daehyun-ie kau baik baik saja? Apa dae kedinginan?" Tanya Baekhyun kemudian dan hanya mendapat gelengan dari sang adik. "Hyung, apa kita tidak akan kembali kerumah?". Ucapan Daehyun mmbuat Baekhyun berhenti secara tiba tiba, ia menurunkan Taehyung dan berjongkok menyamakan tinggi dengan kedua adiknya. "Dae, tae dengarkan hyung. Apapun yang terjadi kita harus tetap bertiga arra? Berjanjilah pada hyung bahwa kalian akan saling melindungi, mungkin hidup kita tidak akan seperti dulu lagi tapi Hyung akan berusaha melindungi kalian semampu hyung ne?"

Kedua adiknya mengangguk sambil tersenyum, membuat kelegaan di hati Baekhyun. Mereka kembali berjalan sambil membawa tas ransel yang cukup besar. Mereka berhenti di sebuah tempat pemberhentian bus. Baekhyun membawa kedua adiknya menaiki bus di malam hari yang bersalju. Di dalam bis dia menidurkan Taehyung yang masih berusia 7 tahun. Ditatapnya kemudian sang adik pertama, Daehyun.

"Dae, maafkan hyung kau pasti sedih karena kita pergi dari rumah" Baekhyun kemudian menunduk. Daehyun yang menyadari bahwa hyung nya sedang bersedih kemudian menjawab "Aku tidak peduli hyung, aku benci eomma appa. Yang aku butuhkan hanya Baekkie hyung dan Taetae. Jadi tolong jangan tinggalkan dae" jawab Dae smabil memeluk Baekhyun. "Hyung akan selalu bersama kalian saeng. Jangan takut"

***

"Yakk!! Kalian berdua masih saja tidur, cepat bangun lalu sarapan! Kalia bisa terlambat dasar pemalas!" Celoteh seorang pemuda pada kedua adiknya yang masih bergulat dengan bantal dan selimut. "Aishh hyung berisik, aku masih mengantuk" jawab satu di antaranya kemudian menutupi seluruh badannya menggunakan selimut

"Dasar pemalas, kau pikir sekolah mau menunggu kalian? Cepat bangun atau hyung tidak akan memberi kalian uang jajan selama sebulan" ancam pemuda yang lebih sering di panggil Baekhyun tersebut

"Ish dasar kau jahat hyung" jawab si bungsu dengan setengah kesadarannya. Ia kemudian berjalan menuju kamar mandi dan bergegas. "Yakk Kim Daehyun! Adikmu saja sudah bangun, cepat bangun dan bersiaplah. Astaga apa setiap hari aku harus seperti ini?". "Hyung kau tau kau sangat cerewet" jawab Daehyun sambil bangun walau matanya masih terpejam.

Ya... beginilah kehidupan 3 bersaudara ini. Setelah kejadian 7 tahun lalu, Baekhyun harus bersusah payah bekerja untuk menafkahi kedua adiknya, walau mereka hanya tinggal di sebuah rumah kecil tapi setidaknya kebutuhan mereka terpenuhi. Asal kalian tau mereka bertiga adalah anak yang cerdas, mereka tidak perlu membayar uang sekolah karena mereka bertiga mendapatkan beasiswa. Mereka harus pintar membagi waktu belajar dan bekerja, walau Baekhyun sering memarahi mereka dengan menyuruh agar mereka belajar saja dan dia yang bekerja tapi sifat keras kepala kedua adiknya membuatnya selalu pasrah dengan keadaan.

Seperti saat ini, mereka hanya sarapan menggunakan lauk seadanya sambil duduk di karpet tipis dengan 1 meja kecil. Keadaan mereka yang dibilang cukup sederhana tidak membuat salah satu di antaranya menjadi malu atau bahkan protes, mereka justru bangga karena mereka mendapatkan ini semua dengan hasil kerja keras mereka sendiri.

"Ehm, hyung" perkataan si bungsu memecahkan keheningan di antara mereka. "Ada apa tae?" Jawab Baekhyun kemudian. "Bolehkah aku pergi dengan teman teman ku nanti?" Jawab Taehyung dengan penuh rasa takut karena ia tau, Baekhyun tak akan pernah mengizinkannya. "Ne kau boleh" jawab Daehyun asal yang langsung mendapat jitakan dari Baekhyun. "Yak Dae, dia bertanya kepadaku dan jawabannya adalah tidak". Sesuai dugaan Taehyung, ia tau bahwa hyung pertamanya tidak akan pernah mengizinkannya pergi.

"Hyung memangnya kenapa? Tae kan pergi dengan teman temannya, bukan dengan penjahat. Aku yakin si bantet Jimin pasti juga akan menjaganya" jawab Dae panjang lebar. "Tapi.." belum selesai Baekhyun menjawab Daehyun sudah memotongnya "Hyung tidak pernah memberi kebebasan pada Taehyung, oh ayolah hyung dia sudah berumur 15 tahun sekarang. Hyung tidak kasian padanya?" Baekhyun nampak berfikir sebentar. Memang harusnya ia memberi kebebasan untuk kedua adiknya, tapi ia hanya takut sesuatu yang buruk menimpa adiknya.

"Ah, gwaenchana Dae hyung. Aku tidak harus pergi kok" jawab Tae dengan senyum walau hatinya sedang kecewa. "Baiklah aku mengizinkan" Jawab Baekhyun yang langsung dihadiahi tatapan tidak percaya dari Taehyung. "Mwo? Baekkie hyung serius? Tae boleh pergi?" Jawab Taehyung antusias "Ne, tapi jangan pulang lebih dari jam 6 sore arra?" Taehyung mengangguk sambil memeluk hyung nya, ia sangat bahagia.

***

"Hei Baekhyun!" Panggil seorang pemuda tinggi kepada Baekhyun yang sedang berjalan menuju ruang kelas. "Waeyo Chanyeol-a?" Jawab Baekhyun kemudian. "Sekolah kita akan mengadakan kontes menyanyi, kau ingin ikut?" Tawar Chanyeol. "Aku tidak tertarik" jawab Baekhyun dan melanjutkan berjalan menuju kelas. "Tapi baek, hadiahnya lumayan" tawar Chanyeol lagi sambil menyusul Baekhyun.

"Memang apa?" "Uang yang cukup banyak, kau bisa menggunakan uangnya nanti untuk kebutuhan adik adikmu" memang Chanyeol sudah lama mengenal Baekhyun dan dia juga tau kondisi Baekhyun sekarang beserta adik adiknya, ia selalu berusaha membantu mereka walau Baekhyun seringkali menolak. "Hmm, akan kupikirkan nanti Chan, sekarang ayo kita kekelas"

Selama pelajaran jam pertama, Baekhyun selalu melihat keluar jendela, sesekali ia tersenyum mendapati adiknya Daehyun sedang bermain bersama teman temannya di saat mereka sedang jam olahraga. Bagi Baekhyun, Daehyun orang yang sangat menakjubkan. Dari kecil ia tidak pernah sekalipun menangis, ia selalu berusaha kuat disetiap masalah yang ia hadapi. Tapi, sejak kejadian itu Daehyun yang memang pendiam menjadi lebih tertutup, ia tidak mau mempercayai orang lain selain dirinya dan Taehyung, bahkan temannya selalu ingin dekat dengannya tapi ia selalu acuh tak acuh. Tapi ia bangga dengan Daehyun, dulu ia pernah menghajar teman Taehyung yang membully Taehyung. Ia bangga dengan sikap Daehyun yang selalu ingin melindungi dirinya dan juga Taehyung. Ia berharap Daehyun lebih sering tersenyum seperti sekarang ini.

***

"Dae, kau hebat sekali, kenapa kau tidak ikut tim basket saja?" Tanya salah satu teman Daehyun yang merupakan teman dekatnya, Himchan. "Aku ingin, tapi ikut tim basket merepotkan, harus banyak latihan dan sering tanding. Kalau begitu bagaimana aku bisa bekerja?" Balas Daehyun

Himchan tersenyum kemudian menjawab "Dae, kau hebat. Aku kagum padamu, kau sangat menyayangi hyung dan adik mu benarkan? Kau selalu bekerja keras demi mereka". "Itu karena mereka satu satunya keluarga ku yang tersisa Chan-ie" Jawab Daehyun. "Dae, jika kau butuh bantuan kau bisa minta tolong kepadaku, kita teman bukan?" Tanya Himchan. Daehyun tersenyum kecil sambil berkata "Ne, kau satu satu nya teman yang selalu bersamaku."

***

Annyeong chingu! Gimana chap 1 nya? Blm ada konflik sih tp chap selanjutnya bakal lbh seru deh, voment yahhh thankyouuu

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang