We are one

474 45 0
                                    

"Hyung, biar aku saja" tawar seorang pria tampan kepada hyung nya yang tengah menggendong sebuah karung menuju sebuah tempat. Ya..., ini lah yang mereka sebut bekerja mungkin ini lebih tepat di sebut penderitaan. Bagaimana tidak? Seorang pria mungil seperti Baekhyun harus menggendong banyak karung dari satu tempat ke tempat yang lain dengan jumlah yang tidak sedikit, dan upah yang ia dapat pun tidak seberapa

"Tidak usah dae, biar hyung saja" tolak Baekhyun kepada adiknya yang berusaha membantunya. "Hyung lalu bagaimana denganku? Apa yang harus aku lakukan? Sama saja aku tidak bekerja disini lebih baik aku tadi tidur saja dirumah, itupun jika aku terlalu kejam untuk membiarkan hyungku yang mungil ini tambah mungil karena membawa banyak beban karung" kata Daehyun setengah mengejek

"Yak!! Apa yang kau katakan dasar pabbo, kau mengataiku pendek hah? Lihat saja kau tidak akan ku beri jatah makan nanti!" Ancam Baekhyun. "Hyung ini bisanya cuma mengancam, bagaimana kalau aku mati kelaparan? Hyung dan Tae pasti akan sedih karena visual di sini hilang"

"Dasar bodoh kau menghambat pekerjaanku saja, sudah sana pulang saja kalau kau ikut aku tambah repot" perintah Baekhyun. "Shireo" tolak Daehyun keras kepala. "Sini hyung biar aku saja cepat, kalau kau yang membawa semua ini pasti kita akan sampai tahun depan, hyung lama sekali" kata Daehyun lalu mengambil barang barang yang tengah Baekhyun bawa.

"Dasar kau ini keras kepala sekali" balas Baekhyun yang tidak di gubris sama sekali oleh Daehyun. Mereka berjalan lebih cepat dari yang tadi karena Daehyun yang membawa tumpukan karung tersebut, mereka berjalan bolak balik untuk mengambil dan mengantar karung tersebut, mereka bekerja dalam keheningan

"Hyung..." ucapan Daehyun memecah keheningan di antara mereka. "Hm?" Balas Baekhyun singkat. "Tadi Himchan bilang padaku bahwa ada cafe yang membutuhkan seorang pegawai, hyung mau melamar ke sana? Upah disana jauh lebih besar dari pada disini, Baek hyung juga tidak perlu capek capek mengangkat barang barang ini" tawar Daehyun berharap Baekhyun menyetujuinya, sungguh ia tidak rela satu satu nya hyung yang ia miliki bekerja seperti ini.

"Jinjja? Dimana tempatnya" sepertinya Baekhyun mulai tertarik dengan pekerjaan tersebut. "Glow cafe hyung, cafe itu juga dekat dengan rumah kan hyung? Ayolah hyung pindah saja yayaya?" Mohon Daehyun. "Nanti akan hyung pikirkan Dae"

***

"Tae, kau ini jago sekali bermain game" puji Jimin pada sahabatnya tersebut. "Ne, bahkan Wonwoo saja kalah darimu" ucap Taeyong kemudian yang hanya mendapat endusan kesal dari Wonwoo. "Biasa saja kok" jawab Taehyung kemudian

Ya, mereka sekarang sedang makan di kafe dekat tempat mereka bermain game. Taehyung sangat bahagia karena akhirnya ia memiliki waktu untuk bermain bersama teman teman nya. Jarang sekali ia bisa menikmati saat saat seperti ini.

Tak terasa detik berganti menit dan menit sudah berganti jam, matahari hampir menenggelamkan wujudnya. "Sepertinya kapan kapan kita harus main bersama lagi" ajak Taehyung antusias. "Tentu saja, kita jarang sekali bisa menghabiskan waktu seperti ini" sambung Seungcheol kemudian.

"Tae, kau mau pulang bersamaku?" Tawar Jimin. "Ah, ani aku pulang sendiri saja chim, rumah kita kan beda arah" tolak Taehyung yang hanya mendapat anggukan dari Jimin. "Kalau begitu kita berpisah disini ne! Ini sudah sore aku juga harus segera pulang" pamit Wonwoo dan disetujui oleh yang lain
.
.
.
.
.
Taehyung berjalan sendirian melewati jalanan yang sepi, ini pun masih jam 5 sore yang ia yakini para hyung nya juga pasti belum pulang. Tapi ia memutuskan untuk segera pulang supaya ia juga bisa membereskan pekerjaan rumah nya. Taehyung berjalan sendirian sampai ia di hadang oleh beberapa orang laki laki

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang