'I'm sorry but it's fake love'
***
Hembusan nafas bisa terdengar jelas dari hidung seorang namja tampan bergigi kelinci tersebut. Menunggu adalah hal yang paling ia benci, saat ini ia sedang meruntuki orang yang sedang ia tunggu.
Berdiri tegak di depan sebuah gedung perusahaan yang cukup terkenal di Seoul 'Jeon Company'. Mengusir rasa bosan namja tersebut memasang earphone pada kedua telinganya sambil bersenandung kecil, memasukan tangan ke hoodie yang ia pakai adalah kebiasaannya.
"Kookie..." suara berat dari pria paruh baya harus menghentikan acara bersenandung kecil nya. "Jangan panggil aku dengan sebutan itu. Hanya eomma dan hyung yang boleh memanggilku kookie"
Terdengar hembusan nafas pasrah dari sang lawan bicara "sampai kapan kau terus seperti ini? Aku ini appa mu Jungkook". Namja tampan yang dipanggil dengan sebutan Jungkook pun berdecak sebal sambil memutarkan kedua bola matanya.
"Jinjja? Apa kau merasa begitu? Bahkan jika bukan karena eomma aku tidak sudi menunggumu disini" kejam memang, tak sadarkah kau Jungkook bahwa pria paruh baya yang ada dihadapanmu adalah ayah mu? Walau notabenya ia adalah ayah tiri mu.
"Dasar tidak berguna" lanjutnya. "KIM JUNGKOOK! JAGA PERKATAANMU" pria yang notabe nya adalah 'ayah' dari Jungkook itu pun memasang wajah marah nya yang jika orang lain melihat pasti akan sangat menyeramkan
"AKU JEON JUNGKOOK! BUKAN KIM JUNGKOOK! DAN JANGAN MEMBENTAKKU KARENA AKU TIDAK SUKA DI BENTAK APALAGI OLEH ORANG SEPERTI MU"
Plakk
Sedikit tersungkur tapi sebuah tamparan tidak membuat Kim ah ralat, Jeon Jungkook ambruk. Ia bahkan tersenyum meremehkan terhadap pria di hadapannya ini.
"Ck.. jika kau belum puas kau bisa menamparku lagi, Tuan Kim yang terhormat"
Tangan itu mengepal kuat, bersiap melayangkan 1 pukulan kapan saja. Jika saja yang di hadapannya ini bukan anak tirinya mungkin ia sudah menghabisi namja ini sekarang juga
"Kenapa kau takut? Takut reputasi mu turun? Ckck". Tangan itu sudah berada di udara, emosi pria paruh baya ini sudah tidak dapat di bendung. Jungkook yang melihat itu, melihat bahwa pria di depannya akan memukul nya pun spontan memejamkan mata.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
4 detik...
5 detik...
Tidak terjadi apapun, Jungkook pun secara langsung membuka kedua mata miliknya. Bukan, ini bukan karena Tuan Kim kasihan dan tidak jadi memukulnya. Tapi karena hyung nya, super hero yang selalu dia idolakan sejak kecil, Jeon Wonwoo, dengan sigap menahan tangan itu. Tangan yang akan melayangkan tinju nya
"Jangan pernah sekali kali kau melukai adikku...!! Atau aku tidak akan segan segan membunuhmu, Tuan Kim." Dengan tegas dan sedikit berteriak Wonwoo mengancam pria di hadapannya
Tanpa sadar Jungkook tersenyum, kakak nya selalu datang tepat waktu saat ia membutuhkannya. Segera setelah itu Wonwoo menarik tangan Jungkook dan mengajak nya pergi
Mereka pergi begitu saja meninggalkan Tuan Kim yang masih mematung di tempat yang sama.
"Kenapa semua anak ku membenci ku huft?"
***
Tap...
Tap...
Tap...
Kaki itu melangkah menyusuri koridor sekolah yang masih sepi, pemuda berumur 15 tahun melangkahkan kaki nya menuju ke kelas nya yang berada di lantai atas.
Setelah sampai, netra nya menangkap sosok pemuda yang sedang duduk menghadap ke jendela luar. Dengan raut wajah datar dan helaan nafas yang selalu terdengar.
"Taehyung...? Kau datang pagi sekali" suara itu terdengar jelas di ruang kelas yang masih sepi ini. Tentu saja sepi karena baru ada mereka berdua di dalam sana.
"Taeyong...? Kau juga datang sangat pagi hari ini" sahut nya kemudian yang hanya di balas senyuman oleh pemuda yang di sebut Taeyong tadi sambil berjalan menuju bangku miliknya.
"Ne, appa ku berangkat sangat pagi hari ini jadi aku juga harus berangkat lebih pagi"
Jujur. Ada sedikit rasa iri menyelinap di hati seorang Kim Taehyung, mendengar perkataan Taeyong tadi membuat nya kembali mengingat saat saat dulu ia masih bersama appa nya
"Kau beruntung ya Tae... appa mu sangat peduli padamu" dan hanya senyum kecut yang di berikan Taeyong setelah Taehyung selesai berucap
"Tidak selalu."
"Terkadang appa ku hanya akan marah marah padaku. Ia selalu membanding bandingkan ku dengan kakak ku, Taemin hyung. Ia selalu memaksa ku untuk belajar terus menerus agar aku bisa seperti hyung ku. Terkadang aku muak dengan semua itu" lanjut nya
"Tapi bukankah itu demi kebaikan mu? Lagi pula kau juga sudah cukup berprestasi" Taehyung mencoba menjawab curhatan teman nya yang satu ini
"Demi kebaikan ku? Dengan cara mengunci ku di kamar setiap malam agar aku tidak keluar dan harus selalu belajar? Ck" lanjut nya dengan senyum pahit
Taehyung meringis mendengar perkataan Taeyong. Ia pikir selama ini Taeyong hanyalah anak orang kaya yang selalu di manja oleh kedua orang tua nya. Bahkan sering kali ia mendengar teman teman nya membicarakan Taeyong karena ia terlihat sangat sombong
"Aku mengerti perasaanmu Tae, tapi hyung ku bilang bahwa aku harus menjadi diriku sendiri bukan orang lain, kau juga sama jadilah dirimu sendiri dan bukan jadi hyung mu"
"Ne"
***
Hai gais aku balik heheeh. Ini kyk nya readers ak berkurang deh :(( kenapa? Apa cerita ini udah ga menarik lagi? Apa bosenin? Kalian bilang dong :(( buat yg msh stay sm cerita ini makasii bgt yaaa jangan lupa voment dadahhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Altele"Tenanglah saeng-ie, Hyung akan melindungi kalian, hyung tidak akan pernah meninggalkan kalian. Walau harus merenggut nyawa Hyung sendiri, Kalian tidak akan pernah sendirian. Mianhae, kalian harus menerima ini semua" -Kim Baekhyun- "Selama hidupku a...