Young, Wild and Free

360 41 2
                                    

"Eomma, lihat nilai ku tuntas saat ulangan matematika" ujar seorang anak kepada ibunya dengan semangat. "Wah kau hebat sekali sayang, eomma bangga padamu". Mereka terlihat berjalan keluar menuju gerbang untuk pulang.

"Hah, padahal dia hanya mendapat nilai 75" lirih seorang pria yang menatap peristiwa ibu dan anak tadi. "Sedangkan aku? Aku yang mendapat nilai 100 siapa yang mau memuji ku? Untuk siapa aku mendapat nilai bagus seperti ini?" Lanjutnya dengan senyum simpul.

Buru buru ia menepis pikirannya. Bukankah ia sudah bahagia? Tentu saja kedua hyungnya akan memujinya, itupun jika sempat. Karena ia tau pasti tidak ada waktu untuk menunjukan hasil belajarnya. Hyungnya terlalu sibuk bekerja dan belajar, katakanlah Taehyung egois saat ini tapi ia hanya ingin mendapat pujian dari orang yang ia sayangi. Taehyung tau hyung nya juga selalu mebangga banggakan dirinya, tapi kadang ia berpikir apakah eomma appa nya bangga memiliki anak seperti nya?

'Eomma appa, apakah kalian tau? Aku merindukan kalian. Tapi apa kalian masih mengingatku? Seorang bocah kecil yang sangat manja pada kalian? Dan asal kalian tau, bocah kecil yang manja ini sekarang telah menjadi anak yang mandiri. Eomma appa, aku sangat menyayangi kalian, tapi aku lebih menyayangi kedua hyung ku. Aku tau jika aku mengingat kalian akan membuat hyung ku sedih. Maka maafkan aku jika aku menjadi anak durhaka. Tapi aku harus belajar melupakan kalian.'

Taehyung membatin dalam kesunyian. Saat ini ia sedang duduk di bangku taman sekolah yang mulai sepi. Ia tidak ingin pulang karena ia tidak mau sendirian di rumah. Walau sudah berusia 15 tahun tapi Taehyung tetaplah anak yang sangat manja pada kedua hyung nya, ia bahkan takut di rumah sendirian.

Ia memutuskan untuk menunggu sampai jam pulang sekolah kedua hyungnya selesai dan ia akan membantu mereka bekerja.
Pandangannya kemudian menyusuri segala penjuru sekolah berharap menemukan seseorang yang ia cari.

Park Jimin, itu yang ada di benak nya saat ini. Ia ingin mengajak pria bantet itu untuk ke sekolah hyung mereka bersama. Atensi nya teralihkan saat menyadari pria yang ia cari sedang berjalan menuju pintu gerbang. Buru buru Taehyung berlari menghampiri temannya tersebut.

"Hey chim, kau mau kemana?" Tanya Taehyung begitu menghampiri Jimin. "Ah, aku ingin menyusul Chanyeol hyung tae, katanya aku disuruh menunggu di sekolahnya, kurang ajar sekali kan? Harusnya dia yang menjemputku sekarang malah aku yang harus menjemputnya" Curhat Jimin dengan panjang lebar yang di akhiri dengan mempoutkan bibirnya lucu.

Taehyung hanya bisa menggeleng menanggapi curhatan Jimin. "Kalau begitu aku ikut ya chim hehe, aku juga mau ke sekolah hyung ku" Taehyung kemudian berjalan bersama Jimin setelahnya.

Jarak sekolah mereka tidak terlalu jauh jadilah mereka memutuskan untuk berjalan kaki saja. Sepanjang perjalanan menuju sekolah hyungnya, mereka tidak henti hentinya melemparkan cerita atau bahkan lelucon satu sama lain.

"Tae apa kau tau? Kemarin lusa saat aku, Chanyeol hyung dan Baekhyun hyung pulang bersama kita bertemu dengan Wonwoo."
Jimin membuka ceritanya. "Lalu?" Sambung Taehyung. "Aku melihat ia sedang bertengkar dengan ayah nya". Sepertinya Taehyung mulai tertarik dengan pembicaraan kali ini

"Jinjja? Ku pikir ia anak yang penurut" Taehyung membalas sambil terkekeh pelan. "Aku pikir juga begitu, mungkin ia memiliki masalah dengan appa nya, lagi pula ia anak yang pendiam jadi tidak mungkin juga ia akan bercerita jika memiliki masalah dan lagi kemarin ia bilang kalau Jungkook hilang, ada ada saja"

"Jungkook? Wajar saja, ia anak yang keras kepala tapi juga penurut jika pada Wonwoo, Jungkook juga anak yang baik aku sering mengobrol dengannya" Jimin hanya mengangguk menanggapinya. Mereka bercerita tanpa henti hingga

"Chim"

"Apa?"

"Kurasa sekolah hyung kita sudah terlewat"

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang