Satu minggu yang lalu
Setelah kami menguburkan bunda, om Steven yang aku kenal sebagai teman dekat bunda dari SMA mengajak aku untuk tinggal bersamanya. Dikediamannya, bersama anaknya yang bernama Kris.
Tentu aku menolak, karena apa? Tentu karena aku tidak ingin menyusahkannya. Om Steven selama ini sudah cukup baik. Dia banyak membantu keluarga kami ketika kesusahan.
Sempat terlintas dipikiranku, berharap om Steven adalah ayahku. Sosoknya selama ini selalu berprilaku seperti seorang ayah yang sebelumnya tak pernah aku rasakan figurnya.
Ayahku sendiri aku tidak pernah mengetahuinya. Bunda selalu menutup mulutnya rapat-rapat ketika aku bertanya. Sempat aku membuat bunda menangis karena mendesaknya untuk memberi tau. Akhirnya karena tidak tega melihat bunda menangis aku memutuskan untuk tidak pernah bertanya lagi.
Tidak peduli ayahku masih hidup atau tidak. Toh selama ini dia tidak pernah berada disisi kami.
Bundaku, Laras seorang penjual kue. Langganannya cukup banyak. Aku akui kuenya sangat enak. Selama ini kami hidup dengan kue jualan bunda.
Aku sering belajar membuat kue dari bunda untuk bekalku kelak nanti. Tapi, walaupun sering berlatih tetap saja kueku tidak seenak bunda.
"Mika." Panggil om Steven, ketika dipemakaman sisa kami ber-dua.
Aku masih sesegukan menangisi kepergian bunda yang sangat mendadak. Bunda tidak pernah menunjukan sakitnya didepanku. Selama ini aku hanya melihatnya sehat-sehat saja. Ternyata bunda memendamnya sendiri.
"Mika." Panggil om Steven lagi.
"Ya om?"
"Yang sabar nak. Mari kita pulang."
Kami menuju rumah yang selama ini aku tinggali bersama bunda.
Sesampainya dirumahku om Steven menyuruhku membereskan semua yang ingin aku bawa untuk tinggal bersamanya.
"Mika, om tau kamu masih berduka. Tapi alangkah baiknya mulai hari ini kamu tinggal di rumah om."
"Tidak usah om, aku bisa tinggal sendiri disini."
"Mika, om tidak boleh menolak permintaan terakhir bunda-mu. Laras pernah berkata pada om. Jika terjadi sesuatu padanya, dia meminta om merawat kamu sampai kamu menemukan pendamping.
Seketika nangisku pecah lagi.
"Tapi om..."
"Ayuk, nggak ada tapi-tapian. Sekarang kamu beresekan barang kamu. Om tunggu disini."
"Baik om."
Mungkin ini keputusan yang baik untuk tinggal bersamanya dan anaknya yang tidak pernah aku kenal.
Aku berjanji pada diriku sendiri. Kelak aku akan membalas om steven.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me Alone
Romance21++ (Dibawah umur harap sadar diri) BEBERAPA PART DI PRIVATE FOLLOW DULU BIAR BISA BACA Setelah satu-satunya keluarga Mika meninggal yaitu bundanya, Om Steven yang selama ini dikenal sebagai teman dekat bundanya mengajak untuk tinggal dirumah deng...