Park Jimin tak henti-hentinya berusaha melepaskan diri dari 4 pria berbadan besar yang tak di kenalnya. Dia ingin berteriak, tapi mulutnya di tutup oleh kain dan tangannya juga di ikat ke belakang. Tak ada yang bisa dia lakukan ketika pria-pria itu membawanya masuk ke sebuah mobil.
Saat dalam perjalanan yang entah menuju kemana, Jimin terus memperhatikan mereka. Salah satu dari mereka yang duduk di samping pengemudi, menelepon seseorang. Jimin duduk di belakang bersama dua pria lainnya.
"Iya nona, kami sudah membawanya. Sekarang dia ada bersama kami di mobil. Iya, sebentar lagi sampai. Baiklah."
Percakapan singkat itu, membuat Jimin dapat menyimpulkan bahwa dia sedang di culik. Bukan aksi lainnya, tapi di C-U-L-I-K. Entah apa tujuan mereka menculik seorang Park Jimin yang notabenya adalah salah satu member BTS yang sangat populer itu.
Beberapa menit kemudian, mobil yang membawanya sudah tiba di sebuah rumah yang sangat besar, megah dan mewah. Jimin tak menyangka itu, menurutnya rumah ini bahkan lebih besar daripada Big Hit Entertainment.
Mobil itu masuk segera setelah pintu gerbang di buka secara otomatis.
Jimin tak menyangka kalau ia akan di bawa ke tempat yang seperti ini. Bukankah biasanya di dalam film atau apapun itu, seseorang yang menculik seseorang itu pasti akan membawanya ke sebuah tempat persembunyian yang sepi dan aman, kan? Tapi ini, tempat ini terlalu mencolok dan, benarkah dirinya di culik?
Tibalah di depan pintu utama, di sana ada seorang perempuan berdiri dengan senyuman yang lebar. Para pria-pria itu menarik Jimin keluar dengan cara menyeretnya, tapi tak kasar.
"Halo, kita ketemu lagi." Ujarnya.
Jimin hanya diam. Dia tak tahu harus berbuat apa.
Akhirnya perempuan itu masuk ke dalam yang diikuti oleh pria-pria itu yang turut membawa Jimin masuk.
Jimin di bawa mereka ke lantai paling atas, mengikuti perempuan bergaun putih selutut itu. Kemudian mereka memasukkan Jimin ke sebuah kamar yang begitu luas, kamarnya perempaun itu.
"Tinggalkan kami." Suruhnya.
Dan setelah itu, para pria yang bekerja sebagai bodyguardnya itu pergi.
Jimin ia dudukkan di sofa. Perempuan itu lalu membuka kain yang menutupi mulut idolnya tersebut. Ia juga membuka ikatan pada tangannya, dan semuanya pun terlepas.
"Kenapa kau membawaku kemari?" Tanya Jimin sedikit marah.
Perempuan di hadapan 1Jimin yang sedang berdiri sambil memainkan ujung rambutnya itu tertawa.
"Aku hanya ingin bertemu denganmu." Ungkapnya.
"Tapi tidak dengan cara seperti ini. Kau telah menculikku." Kini Jimin berteriak.
"Tenanglah, lagipula aku ini tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin bertemu denganmu, itu saja."
"Bohong. Kalau kau hanya ingin bertemu denganku, kenapa kau nggak ikut konser saja? Atau fansign kan bisa. Gak usah dengan membawaku kemari secara paksa seperti ini."
"Aku sudah melakukannya. Sejak band-mu debut pun aku sudah melakukannya hingga beratur-ratus kali. Bahkan, fansign pun aku selalu ada, tapi kau bahkan tidak pernah dan tidak tahu namaku."
"Dasar perempuan gila." Umpat Jimin.
Perempuan itu tidak tersinggung, ia hanya tertawa mendengar ucapan idolanya itu. "Gila ya?"
"Sepertinya itu memang cocok untukku, aku juga menyukainya karna kau yang memberikannya."
Ngawur, ucapan perempuan di hadapannya ini membuat Jimin bergidik ngeri. Psycho, kah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
FanfictionPark Jimin : "Aku tak pernah menyangka akan di culik oleh perempuan gila, tolol, idiot dan tidak waras, lalu dipaksa untuk menikah dengannya. Sial." Christine : "harusnya kau bersyukur karna telah diculik olehku, My dear." ----