_
_
_Keesokan paginya lagi-lagi aku terheran. Semuanya bertindak seakan tidak pernah terjadi sesuatu.
Jennie, yang adalah manager BTS, pagi-pagi datang. Tidak biasanya seperti itu karna sejak tahun lalu dia mulai bekerja sebagai manager bangtan, dia sangat jarang berkunjung ke dorm. Biasanya kami hanya bertemu di gedung Big Hit saja.
"Jennie, kenapa kau kesini?" Tanyaku hati-hati tanpa bermaksud untuk merusak mood nya, karna biasanya dia sering kesal kalau disinggung sedikit saja.
"Memangnya kenapa? Tidak boleh?" Dia bertanya balik dengan nada sedikit ketus. Persis seperti dirinya, memang begitu, aku dan bahkan semuanya sudah terbiasa dengan sikap dingin dan anehnya.
Kami seumuran, jadi aku merasa tidak perlu terlalu hormat padanya atau memanggilnya dengan sebutan 'manager'.
Aku yang sedang berdiri di ambang pintu kamarku, berjalan mendekati Jennie yang sibuk mengutak-ngatik laptopnya lalu aku duduk tepat di sebelahnya. "Katakan padaku, pasti ada sesuatu 'kan?"
Dia menoleh, "aniyo.." (tidak)
"Jinjja?" (Sungguh)
Dia mengangguk dengan santai.
Aku masih menyelidiki mimik wajahnya berharap menemukan sesuatu. Semua ini pasti berhubungan dengan Christine.
"Aku hanya ingin kemari, ingin melihat anak-anak."
Kata 'anak-anak' sering dia sebutkan untuk mengartikan para member BTS termasuk aku sendiri. Aku merasa seperti Jennie lebih tua, ah bahkan seperti ibu-ibu kala ia menyebutkan kata itu.
"Aku seperti mencium bau-bau mencurigakan."
"Apa maksudmu?" Tanya Jennie balik.
"Lagipula kau sa-," ucapanku terpotong oleh teriakan heboh seseorang yang datang dari arah dapur padahal aku belum menyelesaikan ucapanku.
"Wah, Noona kau benar-benar datang?"
Taehyung berlari kemudian memeluk Jennie dengan erat seakan mereka tidak pernah bertemu lebih dari seratus tahun lamanya. Taehyung dan Jennie memang seumuran, tapi lelaki itu selalu memanggilnya 'noona'.
Jennie hanya memutar bola matanya dengan kesal sambil berusaha melepaskan pelukan Taehyung.
"Lepas ih!" Teriak Jennie akhirnya.
Setelah itu Taehyung benar-benar melepaskan pelukannya namun masih dengan senyum dan raut wajah yang sama.
"Jadi, ada masalah apa sebenarnya? Kau terlihat sehat-sehat saja Taehyung." Ujar Jennie.
Taehyung menggeleng. "Aku benar-benar sa-,"
"Bohong!" Teriak seseorang lagi.
"Dia berbohong noona, Tae hyung tidak sakit." Jelas Jungkook yang baru keluar dari kamarnya disusul oleh member lainnya yang mungkin saja terganggu oleh kehebohan di ruang tamu ini.
"Tidak, aku benar-benar sakit," Taehyung mengambil tangan kanan Jennie lalu menempelkannya di keningnya.
"Iya panas." Ujar Jennie dengan datar. Ia lalu membuka isi tasnya dan mengeluarkan sebuah jarum suntik darisana yang seketika saja membuat Taehyung bergidik ngeri. Ia lalu menjauhi Jennie yang kini berdiri.
"Oh tidak-tidak, aku sudah sembuh noona. Serius."
Jennie menggelengkan kepalanya, "tidak, kau sakit dan harus disuntik. Hahahahahaha..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
أدب الهواةPark Jimin : "Aku tak pernah menyangka akan di culik oleh perempuan gila, tolol, idiot dan tidak waras, lalu dipaksa untuk menikah dengannya. Sial." Christine : "harusnya kau bersyukur karna telah diculik olehku, My dear." ----