7 - Berita Penting

127 16 1
                                    

-
-

Segerombolan remaja yang berseragam SMA mereka berjalan pulang sambil bercakap-cakap dengan sesama temannya.

"Hey, kalian sudah tahu belum berita tentang Jimin oppa yang di culik?" Tanya salah satu sari mereka yang berambut ikal.

"Jinjja?" (Sungguh) sahut perempuan yang berambut lurus sebahu dengan terkejut. Teman-teman yang lainnya juga sama terkejutnya.

"Iya. Katanya hingga sekarang dia belum juga ditemukan. Aku sangat sedih dan terkejut saat melihat berita itu." Ujar yang berambut ikal tadi.

"Omo! aku tidak tahu sama sekali mengenai itu. Karna sibuk dengan ujian sekolah, aku jadi tidak punya waktu untuk BTS. Aku sungguh menyesal telah melewatkan itu. Oh Jimin oppa kau dimana?"

**

Di Big Hit Entertainment, masih begitu kacau. Sebenarnya bukan kacau dalam artian barang-barang ada di mana-mana, atau kacau seperti baru saja terkena angin topan yang dahsyat, tapi kacau dalam arti yang berbeda.

Rap Mon dan kawan-kawan baru saja selesai latihan dan kini mereka sedang istirahat. Sudah 5 hari sejak hilangnya Jimin, dna hingga sekarang tak ada yang tahu dimana sosok laki-laki tampan itu.

"Hyung, kok Jimin belum kembali ya?" Tanya Jungkook polos yang memecah keheningan diantara mereka ber-6.

Semuanya menatap satu sama lain, mereka bingung harus menjawab apa. Semua ornag juga tahu, Jimin itu hilang. Tapi apa yang bisa dilakukan mereka? Manager dan Bang PD-nim sama sekali tidak mengizinkan member BTS untuk melakukan apapun selain diam.

Kenapa begitu?

Karna mereka (manager & Bang PD-nim) takut para member BTS akan membuat kesalahan dan malah memperburuk keadaan nantinya.

Beberapa menit kemudian, mereka dikejutkan oleh suara keras yang berasal dari pintu. Disana, seorang gadis yang masih memakai seragam SMA menghampiri mereka ber-6 dengan sangat menggebu-ngebu.

"Yak! Bisa tidak pelan-pelan saja? Kau ini mengangetkan kami, tahu!" Seru Jin sambil menjitak kepala gadis itu.

"Aduh, maaf Oppa." Gadis itu mengelus-ngelus jidat yang barusan terkena aniaya kakaknya, Jin.

Tak lama setelah itu, ia kembali menggebu-ngebu seperti sebelumnya. "Aku membawa berita yang sangat sangat penting. Mau tahu tidak?"

Semuanya menggeleng bersamaan.

"Aish.." ia kesal sendirinya.

Jin kembali menjitak jidat adiknya yang bernama Jemmie itu. Kali ini lebih keras.

"Dasar tidak penting. Sana pergi, menggangguku saja." Usirnya.

Jimmie melotot pada kakaknya. "Ih biarin, lagian aku kesini bukan untuk ketemu dengan kau, tapi dengan Jungkook Oppa. Ya 'kan Oppa?"

Jungkook mengangguk.

"Bohong banget. Mana mungkin si bocah Kookie itu mau bertemu dengan gadis tengil sepertimu. Sekarang cepat katakan, alasan apa kau kemari?"

"Kau selalu saja menghinaku. Aku ini cantik, lihatlah. Bahkan hampir seluruh laki-laki di sekolahku menyukaiku dan setiap harinya mereka mem-... hmmmfffpptt."

Jin baru saja membekap mulut cerewet Jimmie yang membuatnya pusing. "Cepat katakan berita penting apa, jangan membuatku kesal Jimmie." Ujar Jin dengan nada yang sedatar-datarnya, berusaha menahan kesal.

"Oke-oke, dengar." Jimmie mulai mengintrupsi semuanya.

Ia mengeluarkan ponsel warna pink dari saku lalu memperlihatkan sesuatu kepada mereka satu persatu.

Seketika, mata mereka membulat sempurna.

"Gimana? Penting tidak?"

-

-

-

●●●



ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang