8. Mom

1.4K 139 5
                                    

"Ibu?!"

Aku terpaku syok dari depan kamar mandi setelah meneriakkan kata itu. Sama dengan Dane yang daritadi terpaku tanpa mengucapkan apapun.

"Ya, ini Ibumu Chloe. Dane, berhentilah terpaku!"

Dane tergelagap, "Tapi, Sue... aku tidak menyangka..."

Ibu terkekeh. "Baiklah, sepertinya aku harus menjelaskan semuanya kepada kedua anakku ini. Julian, seperti biasa gantikan aku melatih sebentar."

"Baik, Sue." Julian mengangguk.

Ibu mengajakku dan Dane menuju lantai atas.

"Baiklah, apa yang ingin kalian tanyakan?" tanya Ibu langsung.

"Bagaimana... Ibu bisa menjadi pelatih?"

"Karena Ibu seorang pelatih! Kau ingat cerita Ibu 'kan?"

Tentu saja aku ingat. Dahulu, Ibu hanyalah wanita biasa yang bekerja sebagai guru olahraga di sebuah sekolah. Ibu juga merupakan pelatih kelas yoga dan zumba di sebuah pusat olahraga. Saat itulah Ibu bertemu dengan Ayah karena Ayah mengikuti kelas yoga untuk menenangkan pikirannya tentang seluruh pekerjaannya sebagai orang pemerintahan.

"Tentu saja aku ingat cerita itu, Sue. Tapi bagaimana bisa kau melatih seseorang seperti kami?" Kali ini Dane yang menyahut.

"Aku mengenal seseorang, dia salah satu orang dibalik seluruh kekuatan yang ada pada kalian. Dia menyuruhku melatih para pengguna kekuatan dengan merekrut sebanyak-banyaknya. Kebetulan saat itu aku bertemu dengan Julian yang tiba-tiba menghilang didepan mataku. Aku langsung tahu ia pengguna kekuatan."

"Salah satu orang?"

"Ya, Dane. Salah satu orang dibalik kekuatan kalian semua. Aku masih belum bisa menceritakan siapa dia atau bagaimana caranya menyiptakan kekuatan kalian. Intinya tugasku disini untuk melatih penggunaan kekuatan kalian."

Aku mengerjap, jadi ada beberapa orang dibalik semua ini? Siapa mereka? Ilmuwan 'kah?

"Tapi Ibu... bagaimana dengan Ayah? Ibu hampir tidak pernah keluar rumah 'kan?"

Ibu tertawa, "Tentu saja itu rahasia Ibu, Chloe."

Aku mendengus. Belum cukup kekuatan aneh yang berada dalam tubuhku, aku menemukan fakta bahwa Ibuku sendiri adalah pelatih kekuatanku.

Ibu tiba-tiba berdiri dari duduknya, "Baiklah, ayo kita berlatih!"

Aku berjalan pasrah mengikuti Ibu dan Dane yang menuruni tangga. Dane masih saja mengoceh tentang seberapa terkejutnya ia melihat Ibu sebagai pelatih.

Mia sudah datang dan ia terlihat sedang duduk di udara, sepertinya ia mulai bisa melatih kekuatan terbangnya. Lalu Andrew bermain dengan angin, menyapu beberapa dedaunan yang berserakan.

Ibu menepuk tangannya, "Ayo semua berkumpul membentuk lingkaran!"

Setelah semua mengikuti instruksinya, Ibu tersenyum puas. "Sudah sejauh mana pengendalian kekuatan kalian?"

"Aku sudah bisa menggabungkan beberapa elemenku! Seperti tadi aku mengeringkan baju Chloe dengan angin dan api." Andrew menyahut senang.

Mata Ibu berbinar, "Benarkah? Wah kau luar biasa sekali! Aku belum sempat mempelajari kekuatanmu lebih jauh, Ansel--"

"Andrew!"

"Ya Andrew! Maafkan aku, aku orang yang susah mengingat sebuah nama!" Ibu tertawa keras.

Aku mengernyit. Apakah pelatihku benar-benar Ibuku? Kepribadiannya bertolak belakang sekali. Maksudku, Ibuku ini adalah sosok yang pendiam dan tidak banyak bicara di rumah, Ayah lebih mendominasi. Sebab itu aku tidak percaya Ibu pernah menjadi pelatih olahraga.

Selain itu, Ibuku selalu mengingat hal-hal terkecil sekalipun. Misalkan saat aku lupa menaruh ikat rambutku, ia mengambilkannya dari atas rak buku -- padahal aku sudah mencarinya disitu, sungguh -- benar-benar hebat 'kan?

"Chloe!" Suara Ibu membuyarkan lamunanku, "Sudah sejauh mana pengendalianmu?"

Aku yakin sebenarnya Ibu sudah tahu tentang pengendalian kekuatanku yang buruk. Setiap hari saat tidak ada Ayah aku bereksperimen. Kadang aku memecahkan piring dan gelas. Atau saat bubuk cokelat panas yang terjatuh dalam jumlah banyak di dapur saat aku mencoba membuat cokelat panas dengan kekuatanku.

"Seperti itu saja."

"Baiklah, hari ini kita akan mempelajari pengendalian atau bisa dibilang konsentrasi kalian!" seru Ibu bersemangat.

Kenapa Ibu semangat sekali sih?

***

Hari ini latihan berjalan biasa saja. Aku sudah sedikit menguasai kekuatanku. Kini aku sedang berada di mobil dengan Ibu untuk pulang. Dane pulang sendiri dengan hoverboard-nya.

Perjalanan diisi dalam diam. Ibu menyetir dan aku hanya melihat keluar jendela. Serangkaian kereta cepat melaju dan hanya dalam kedipan mata saja aku sudah melihat buntutnya. Kereta cepat ini berjalan di rel dengan magnet. Cara yang sama seperti mobil berjalan di jalanan. Di langit beberapa skuter dengan anak-anak seumuranku terlihat berlintasan.

Aku jadi membayangkan sebelum semua teknologi menjadi semaju ini. Sesusah apakah manusia hidup? Dari buku pelajaran kudapati 200-300 tahun lalu udara penuh dengan polusi, macet dimana-mana, pohon-pohon hilang digantikan gedung. Untunglah sekarang udara sudah bersih karena banyak penanaman kembali pohon pasca perang dan pemakaian energi matahari untuk bahan bakar. Moda transportasi yang makin berkembang juga menghilangkan kemacetan.

"Chloe."

Suara Ibu mengembalikanku, aku menoleh kepadanya.

"Kau senang dengan kekuatanmu?"

Aku terdiam, ada apa ini?

Setelah beberapa detik yang panjang aku menjawab, "Tidak."

"Kenapa?"

"Ibu tidak ingat kekuatan ini yang membuat Ayah malu padaku? Lagipula ini merepotkan. Aku hanya ingin hidup seperti biasanya dan tidak menonjol. Aku senang dengan hidupku. Kenapa aku harus mengalami hal ini?"

Ibu diam sesaat, terlihat ingin mengatakan sesuatu kepadaku.

"Ini semua demi kebaikanmu Chloe. Kekuatan ini akan berguna kedepannya. Kami mempercayai hal itu."

Tunggu, 'kami'?

"Siapa kami yang Ibu maksud?"

Lagi-lagi hening. Aku mengernyitkan alisku, apakah yang Ibu maksud adalah orang-orang yang menciptakan kekuatan ini?

"Lagipula kenapa Ibu berurusan dengan hal-hal aneh seperti ini? Apa yang tidak aku ketahui? Setahuku Ibu merupakan sosok Ibu idaman yang tidak akan seperti ini."

"Percaya saja pada Ibu, Chloe. Banyak rahasia di dunia ini yang tidak kau ketahui."

Dengan kalimat itu kurasa percakapan ini berakhir. Aku memalingkan muka dan kembali melihat keluar jendela.

Rahasia dunia? Kenapa harus aku yang terlibat? Aku sungguh tak mengerti lagi.

***
A/n:
Ga bakal janji-janji lagi deh. Karena ga bisa nepatin huhu:') ditunggu saja lanjutannya thankyou💛

15th September 2018 00.22 WIB.

SupranaturalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang