Prolog

79.7K 3.4K 61
                                    

Mendengar kata pindah sekolah mungkin itu adalah kata terhoror yang pernah Zehan dengar, bagai mana tidak. Semua temannya berada disana, bahkan hobi dan segala kegiatan yang ia sukaipun harus ia tinggalkan.

Tapi keputusan ayahnya lebih kuat dari setiap keputusan-keputusan apapun, mau tidak mau Zehan harus menuruti ucapan ayahnya.

Bilang saja ayahnya ini egois, Zehan sudah berumur 19 tahun dan sudah kelas 3 SMA. Tapi tetap saja setiap apa yang ia lakukan harus selalu dibawah kendali ayahnya.

Dirinya bukan Zino, adik laki-lakinya yang berumur 3 tahun yang harus selalu diawasi dan dibimbing. Tapi kedua orang tuanya selalu menyamakan Zehan dengan Zino.

Zehan kini sedang berada didalam mobil bersama kedua orangtuanya dan adik Kecilnya, mobil mereka melaju dari arah jakarta menuju bandung. Ya bandung, kota tujuan mereka sekaligus kota tempat mereka akan menetap sekarang.

Zehan terus saja menekuk wajahnya karna masih kesal pada kedua orang tuanya, sedang kedua orangtuanya seakan tak mempedulikan dirinya yang sedang marah pada mereka.

"Abang Ean napan bu?" Tanya Zino kecil pada ibunya.

Fatma ibu Zehan dan Zino menunduk menatap anak bungsunya yang kini duduk dipangkuannya sambil memegangi mainannya.

"Nggak papa, abang kamu lagi sebel aja!" Jelas Fatma pada Zino.

Zino hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan terus memainkan mainannya.

Gio ayah Zehan, menatap kearah spion depan dimana ia bisa melihat anak sulungnya yang sedang memainkan ponselnya dengan wajah yang benar-benar muram.

"Sudahlah Ze, kamu pasti nyaman disana. Lebih nyaman malah! Udara di bandung juga lebih sejuk dari pada di jakarta!" Ucap Gio.

Zehan tidak menanggapi ucapan ayahnya itu, ia terus memfokuskan matanya pada ponsel digenggamannya. Percuma menanggapi, yang ada akan terjadi perdebatan lagi seperti kemarin.

"Iya bang, lagian perempuan bandung cantik-cantik loh. Kamu bisa nyari jodoh disana, tapi inget buat diseriusin ya!" Kini Fatma ikut berbicara.

"Bohong, jangan dengerin ibu kamu! Kamu harus sekolah yang bener dulu! Mau dikasih makan apa anak istri kamu nanti?" Gio yang menjawab ucapan Fatma.

"Bohong bang, lagian ya! Perempuan itu bisa jadi penyemangat buat laki-laki, kali aja kamu dapet perempuan cantik baik dan bisa bikin kamu merubah sikap kamu." Timpal Fatma.

"Alah, perempuan itu yang ada cuma bikin sesat laki-laki aja!" Cerocos Gio.

"Yeh, itu mah laki-lakinya aja yang gak bisa ngendaliin diri!"

"Kalo perempuan gak mancing, mana ada laki-laki mau!"

"Tapikan laki-lakinya aja yang jelalatan!"

Dan terus saja mereka berdebat, ayah dan ibunya ini memang selalu berbeda pendapat dan membuat mereka selalu berdebat seperti sekarang ini. Zehan yang mulai tidak tahan pun menegakkan duduknya dan menggebrag langit-langit mobil dan menimbulkan suara nyaring.

Brag...

"Terus aja debat sampe raja firaun bangkit! Berisik banget deh!" Ketus Zehan kemudian.

Fatma dan Gio yang berdebatpun kini sudah berhenti digantikan dengan rasa kaget karna suara yang di timbulkan dari gebragakan anaknya.

"Apa-apaan sih kamu bang?"

"Ibu yang apa-apaan, udah tau di jalanan masih aja debat. Mau nabrak hah?"

"Ze! Kamu kalo ngomong hati-hati ya!" Sentak Gio.

"Ck, udah diem! Berisik mulu!" Ketus Zehan yang kini kembali lagi pada ponselnya.

"Mau nerima kepindahan kamu ke bandung apa ayah kirim kamu ke opah?"

Ucapan Gio membuat Zehan terlonjak dan segera menegakkan duduknya lagi, apa? Opah? Bisa gila Zehan!

Opahnya ini galaknya minta ampun, jangankan melanggar peraturan meski peraturan kecil. Melakukan hal yang menurutnya salah saja hukumannya bisa sampe hukum gantung dan bagai mana Zehan mau?

"Gimana?" Tanya Gio lagi.

Zehan segera menggelangkan kepalanya cepat, ia benar-benar tidak mau. Lebih baik pindah dan tinggal dengan ayahnya yang masih bisa dikibulin dikit-dikit dari pada sama si opah yang ganasnya melebihi macan PMS.

"Kamu mau nerima, hah?"

Dengan lemas dan lesu, Zehan menganggukan kepalanya. Lebih baik mengalah dari pada ia dimasukan kekandang singa.

"Baik yah!"

~~~¤~~~

Story baru lagi, masih di teen fiction. Semoga kalian suka ya.

Untuk first heart aku unpublish karna aku bingung buat kelanjutannya.

Sebagai gantinya aku publish ZE buat kalian.

Happy reading

Vote coment

ZE (ZEhanZEina) [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang