Part 3

33.6K 2.4K 66
                                    

Zehan sudah bosan menunggu gadis cupu didepannya membukakan matanya, ia sudah duduk dikursi, dilaintai, di meja, rasanya ia ingin jungkir balik dibuatnya.

Lama sekali gadis ini pingsan? Apa dia mati? Zehan mendekatkan jarinya kehidung Zeina untuk mengecaknya dan ia masih bernafas. Lalu kenapa dia tak bangun-bangun?

"Cupu bangun dong, pegel gue! Lo tidur gue kan duduk nungguin lo!" Kini Zehan berbicara sendirian.

"Ck au ah, gue ngantuk! Muat gak ya?" Zehan melihat tempat tidur yang ditempati Zeina.

Ia sudah mulai mengantuk dan cape, lagi pula si cupu ini tak bangun-bangun. Dengan pelan, Zehan menaiki tempa tidur dan berbaring di samping Zeina.

"Eh eh.. hampir!" Zehan memluk pinggang Zeina karna dia hampir saja terjatuh.

Zehan menggeser tubuh Zeina dan ia memiringkan tubuhnya lalu memeluk Zeina agar tidak terjatuh, masa bodolah dilihat orang juga. Toh dia tak berbuat apa-apa selain tidur! Lagian si cupu belum bangun juga dan dia tak tega meninggalkannya sendirian, tapi menunggunyapun Zehan sudah bosan dan lelah.

"Sutt.. cupu bobo ya! Gue ngantuk nih!"

Tak lama kemudian Zehan menutup matanya dan nafasnya teratur pertanda Zehan sudah terlelap dalam mimpinya dengan memeluk Zeina yang juga tertidur disampingnya.

Zeina mengerjapkan matanta, kepalanya pusing. Dengan perlahan Zeina membuka matanya dan menatap langit-langit putih ruangan berbau obat, UKS. Zeina bisa langsung menebaknya, ia ingat saat ia dihukum dan ia merasa kepalanya semakin berat dan lalu ia terjatuh pingsan dan gelap.

Tapi kenapa dia bisa sampai disini? Dan ya! Baru ia ingat jika dia berlari tidak sendiri tapi bersama anak baru itu, dimana anak baru itu?

Zeina hendak mendudukan tubuhnya tapi sesuatu yang berat menekan perutnya, Zeina menolehkan wajahnya dan Zehan sedang terlelap disampingnya. Sangat dekat, jarak wajh mereka sangat dekat dan Zeina baru sadar jika ia sedang dipeluk oleh Zehan anak baru yang menyebalkan!

Sedetik, ia menatap lekuk wajah yang ngaris sempurna dari lelaki dihadapannya. Zeina ingin memalingkan wajahnya, tapi rasanya ada magnet yang menahannya. Zeina mencoba mengangkat lengan besar Zehan di perutnya, tapi tidak bisa! Lengan itu memeluk Zeina sangat erat.

Tiba-tiba saja rasa was-was menghampirinya, ini UKS dan bagai mana bisa dirinya berbaring diatas satu tempat tidur dan dipeluk oleh lawan jenisnya!

Zeina terus mencoba melepaskan lengan itu hingga suara tempat tidur terdengar.

Kreet..

Dan demi apapun, Zeina takut jika tempat tidur ini ambruk atau reot. Zeina pasrah, ia tidak boleh benyak bergerak. Kalau tidak tempat tidur ini akan ambruk.

Zeina memegangi lengan Zehan yang berada diperutnya dan ia mencoba menikmatinya saja, nyaman! Itu yang Zeina rasakan. Rasanya Zeina ingin lebih lama di posisi ini.

Zeina menatap lagi wajah damai Zehan, lengannya sudah gatal ingin ngesupa rahang tegas milik Zehan tapi ia utungkan. Siapa lelaki disampingnya ini? Lagi pula untuk apa ia mengusapi rahangnya?

Mata Zeina turun kebibir tipis milik Zehan, bibirnya sangat menggoda dan sangat manis jika dilihat. Rasanya jarang sekali lelaki yang memiliki bibir tipis berwarna merah muda seperti itu, terlebih mereka dalah perokok. Apa lelaki ini tidak merokok?

Saat tatapan Zeina menatap lekat bibir Zehan, mata jehan terbuka dan ikut memperhatikan wajah Zeina. Rupanya Zeina tidak sadar jika Zehan sudah bangun hingga Zeina masih terus menatapi bibir Zehan.

"Iya tau, bibir gue manis! Mau coba?" Ucap Zehan kemudian dan membuat Zeina benar-benar merasa kaget.

Bagi mana tidak, ia terpergoki sedang menatap bibir seorang laki-laki dan menilai bibir itu manis. Sial seklai!

ZE (ZEhanZEina) [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang