Nyusulin

582 91 1
                                    

Besson's

"Eh Jon! Ini ah lo aja yang nelpon Zach"

"Dih, napa harus gua"

"Yaudah Jack, lo aja"

"Elu lah Corb! Masa gua"

"Yaelah lama bet lu woy ubur-ubur! Tinggal mencet tombol telpon terus ngomong halo doang susah bener"

Daniel merebut ponsel putih dari tangan gue. Sepertinya dia lagi emosional karena sejak tadi kerjaannya cuman marah-marah dan nggak sabaran. Atau PMS gue nggak tau juga.

Oh ya! Omong-omong, gue, Jonah, Jack, sama Daniel, lagi di Dallas! Kita nyusulin Zach karena nyesel nggak nge-iyain ajakannya dan berujung gabut di rumah. Gue sama Jonah juga nggak jadi belajar buat uji praktek. Soalnya ketempelan setan mager akut. Alhasil kita memilih untuk nyusulin Zach ke sini tanpa sepengetahuan dia.

Sekarang gue berempat lagi berdiri di depan rumah. Yang sebetulnya kita nggak yakin kalau ini rumah lamanya Zach. Gue lupa-lupa ingat, wajar aja udah hampir sepuluh tahun nggak main ke sini lagi. Tapi ya semoga aja benar deh.

Daniel menempelkan ponsel di telinganya, menunggu jawaban sambil bolak-balik kayak mantan. Eh salah. Maksutnya, kayak setrikaan. Kebiasaan si Zach kalau ngangkat telepon nunggu yang nelfon jadi jamur aspergillus dulu baru diangkat. Pantesan Eloise nggak betah sama dia, orang punya pacar aja kayak putri solo gitu leletnya.

"NAH!"

Gue kaget. Tiba-tiba Daniel teriak setengah kejang pas teleponnya diangkat Zach. Mukanya langsung lega gitu kayak orang habis buang angin.

Sekitar tiga menitan gue jongkok di pinggir pohon, Jack mainin balon dari permen karet, dan Jonah yang cuman berdiri kayak patung, akhirnya Daniel selesai juga teleponan sama Zach. Dia ngembaliin ponsel gue sambil menghempaskan nafas lega.

"Iya katanya ini rumahnya," Daniel malah ikutan jongkok di sebelah gue.

"Tapi lo nggak bilang kalo kita udah di depan rumah kan?" Tanya gue memastikan.

Daniel menggeleng. "Nggak, pas tadi dia nanya, gue cuman jawab besok mau ngirimin barang"

"Yaudah terus ini kita kapan masuknya?" Kayaknya Jack udah bosen.

Nggak banyak bicara, Jonah berjalan sambil menggendong ranselnya ke arah pintu utama rumah Zach. Iyalah, masa rumah tetangganya, mana kenal gue. Dengan gaya Bang Jonah yang cool ngalahin es batu di warung teh botol dekat sekolah, dia memencet bel layaknya pacar yang lagi mau ngapelin ceweknya di rumah. Ahay.

Sementara gue, Jack, sama Daniel, baris di belakang Jonah kayak lagi ngantri di biro jodoh. Nggak lah yaAllah kenapa gue jadi ikutan ngenes begini sih?

Karma ngehujat Zach mulu kali ya?

Ting ting! Ting ting!

Ini kenapa bunyi bel rumahnya Zach kayak bel tukang es krim depan SD? Bunyinya ting ting gitu untung bukan pedangdut Indonesia.

Pas gue lagi takjub-takjubnya sama suara bel di rumah Zach, tiba-tiba muncul seseorang dari balik pintu yang bikin gue nggak kalah takjub. Gue nggak tau ini Zach habis oprasi plastik atau gimana, yang jelas ada cewek cantik baru aja bukain kita pintu. Nggak mungkin Zach bisa jadi bidadari juga sih meski suntik silikon sekalipun. Mungkin aja cewek bening ini pacarnya?

Words I Didn't Say • Zach HerronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang