The First Day

34 4 0
                                    

KIM NA YOUNG POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KIM NA YOUNG POV

"Jadi, Bangtan, mereka bertiga adalah manajer baru yang akan membantuku. Pertama-tama akan aku perkenalkan satu persatu terlebih dulu. Di sebelah kananku, perempuan satu-satunya dalam tim, Kim Na Young,"

"Annyeonghaseyo, saya Kim Na Young. Saya merasa terhormat masuk ke dalam tim ini. Terimakasih atas kesempatannya. Saya akan bekerja dengan giat. Mohon kerjasamanya," ucapku formal, membungkuk.

"Woah! Kookie, lihat! Dia manis," mataku menangkap seseorang yang menunjukku. Bibirnya memamerkan sebuah senyum yang unik, boxy smile. Dia tampan, walaupun hanya memakai kaos hitam polos dan celana kulot, dan, uhm, sendal hotel.

Kelihatannya dia rendah hati.

Laki-laki yang dipanggil Kookie hanya menggumam, "hmm," sebelum melanjutkan fokusnya ke iphone 5 di meja. Dia tidak terlalu memperhatikan. Laki-laki ini juga tampan dalam kaos putih polos berlengan pendek dan celana ala tentaranya. Pakaian yang sederhana, tapi otot lengan yang terpampang sungguh-sungguh tidak sederhana.

"Sejin hyung. Apakah tidak apa-apa merekrut manajer perempuan semuda dia? Aku takut Army kami berspekulasi macam-macam. Lagipula, biasanya manajer perempuan hanya untuk idol perempuan," dia mengalihkan pandangan padaku sesaat, menyadari kata-katanya dan terlihat sedikit merasa bersalah. "Bukan berarti aku tidak suka, hanya bertanya saja. Untuk kebaikan perempuan ini juga," lanjutnya sambil tersenyum. Woah, dia punya lesung pipi yang dalam.

"Aku mengerti kekhawatiranmu sebagai leader, Namjoon-ah. Tapi tenang saja. Dia sudah menikah dan memiliki satu orang anak. Aku membutuhkan perempuan di tim ini untuk menjadi sekretarisku, karena menjadi manajer tujuh orang gila seperti kalian kadang membuatku pusing. Bukan begitu, PD-nim?,"

Mendengar jawaban itu, tiba-tiba saja setetes keringat mengalir di dahiku. Aku gugup.

Bang PD-nim, sang CEO, mengangguk tanpa berkata apa-apa. Tangannya menyilang di depan dada. Aku menelan ludah.

Hening sesaat.

Kata-kata manajer Sejin tersebut akhirnya berhasil membuat tujuh laki-laki yang duduk di sofa menatapku. Yah, walaupun laki-laki dengan rambut cokelat terang dan bermata kecil itu hanya melirik sedikit lalu melanjutkan tidurnya sambil bersandar ke belakang.

"Daebak..." si boxy smile memecah kesunyian. Matanya membulat, mulutnya menganga lebar sekali.

Aku tersenyum sedikit, semakin gugup.

"Aku tidak menyangka. Kau terlihat muda, Na Young... ," laki-laki tampan lainnya, kali ini berkaos merah mesa, berpikir sesaat.. "noona?," lanjutnya. Dia menaikkan satu alis kepadaku, menanyakan apakah kata-katanya benar.

"Aku-,"

"Tapi aku lahir tahun 92. Sepertinya umur kita tidak berbeda jauh, bukan? Kutebak kau masih harus memanggilku oppa," ralatnya, tersenyum miring padaku; bahkan sebelum aku menjawab.

"Woah! Menarik sekali! Aku rasa aku akan betah dengannya. Kadang-kadang aku kangen kakak perempuanku, tapi dia juga sibuk. Baiklah, sudah kuputuskan. Kau akan kuanggap sebagai kakak perempuan keduaku!," ujar laki-laki di ujung kananku. Dia terlihat sangat excited.

"Aku setuju dengan hobi-hyung," timpal seseorang dengan warna rambut yang mirip dengan rambutku. Dia duduk tepat di hadapanku. Dia juga terkekeh sedikit saat memandangku, memperlihatkan eye smile ramah yang tidak pernah kutahu bahwa seseorang mampu memilikinya. Awalnya aku tidak menyadari gelang di pergelangan tangan laki-laki tersebut, sampai sudut mataku mendapatinya memutar-mutar gelang ungu itu dengan menggunakan tangannya yang lain.

Jadi, laki-laki ini yang diikuti oleh sasaeng kemarin.

Dia memakai sweatshirt cokelat kebesaran dan celana bahan longgar. Pakaian tersebut sangat cocok dengan wajah imutnya. Padahal kemarin dia terlihat, ehm, seksi.

"Um, ya, manajer Sejin benar. A-aku kelahiran 93, tapi aku sudah menikah. Kalian tidak perlu cemas,"

Mereka semua mengangguk. Beberapa memasang wajah agak terkejut, namun mereka tetap menerima.

Aku menghembuskan nafas lega. Entah mereka tidak peduli atau apa, tapi aku bersyukur mereka tidak mencecarku lebih lanjut. Kelihatannya mereka tidak begitu mempermasalahkan aku yang sudah 'memiliki anak' di usia 22 tahun, meskipun di negara ini kebanyakan wanita menikah di usia menjelang 30 tahun.

Manajer Sejin memperkenalkan dua manajer baru lainnya, dua orang laki-laki, Nam Se Hee dan Kang Tae Wook. Nam Se Hee tampak pendiam, tetapi Kang Tae Wook cukup bersemangat dan nyentrik. Mereka agak seperti malam dan siang.

Setelah Manajer Sejin memperkenalkan kami, sekumpulan laki-laki idol itu memperkenalkan diri mereka.

Kim Namjoon, leader tim ini. Member paling tua, Kim Seokjin. Lalu ada Min Yoongi dan J-Hope, Park Jimin, Kim Taehyung, terakhir sang maknae Jeon Jungkook. Ah, itu sebabnya dia dipanggil Kookie.

"Kami akan berbagi tugas. Setiap dua orang dari kalian akan memiliki satu manajer. Walaupun Na Young-shi sekretarisku, dia juga tetap akan mengurus dua orang,"

"aku, aku!," Taehyung mengangkat tangan.

Manajer Sejin mengabaikannya. "Kalian boleh pilih. Kalian ingin menentukan sendiri siapa dengan siapa atau aku bagi? Dan, Namjoon, kau sendirian bersamaku,"

Namjoon angkat bicara. "Ini tidak adil," tapi dia menutup mulutnya setelah mendapatkan tatapan galak dari manajer Sejin. "Bercanda, manajer-nim. Kalau begitu, aku ingin mereka bermain pukul-telapak-tangan. Yang kalah pertama dan kedua dengan Tae Wook-hyung, kalah ketiga dan keempat Se Hee-hyung, dua orang terakhir yang menang dengan Na Young noona. Kalian setuju?,"

"Aku akan menang," V menoleh dan memperlihatkan sebuah V-sign padaku. Diam-diam pipiku terasa panas. Mimpi apa aku semalam? Bagaimana aku bisa berakhir bersama para lelaki tampan ini? Seketika aku merasa makin bersalah karena mendaftar dengan cara yang curang.

Mereka bermain pukul-telapak-tangan dengan antusias. Entah kenapa mereka ingin bersamaku dan benar-benar berusaha membuatku jadi manajer mereka. Kecuali yang terlihat selalu mengantuk, Min Yoongi.

Tae Wook memprotes bahwa dia juga bisa semenyenangkan seorang gadis.
Aku tertawa menanggapinya.

Mungkin mereka lelah punya manajer laki-laki protektif yang kadang sedikit lebih ketat. Setelah beberapa saat, Namjoon menuliskan hasilnya di kertas, memberikannya pada manajer Sejin. Aku mengintip.

Sejin hyung - Namjoon
Se Hee hyung - Taehyung dan Hobi
Tae Wook hyung - Jungkook dan Jin

Lalu dua orang yang harus aku urus benar-benar adalah:

Na Young noona - Jimin dan Yoongi

_______
Give me some feedback juseyooo~~~
Kekekeke
Pengen bisa nulis lebih baik lagi soalnya.

Ohya, untuk tulisan2 non indonesia disini belum di italic, masih mager, ntar aja hehe so sorryy

Love Domino (Park Jimin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang