Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THIRD PERSON'S POV
Jimin duduk di kursi di sudut cafe XX. Jam di dinding menunjukkan pukul 21.09. Tangan Jimin memain-mainkan gantungan boneka anak ayam berwarna orange dengan jarinya, berusaha menghilangan kecemasan.
Da Won sudah menyetujui untuk bertemu pukul 21.30. Jimin datang lebih awal setelah membeli boneka itu. Untungnya hari ini tidak ada latihan karena jadwal mereka hanya rehearsal saja. Manajer Sejin mengizinkannya pergi sejak pukul 20.00.
Jimin menyeruput caramel machiato dingin yang dipesannya lima menit lalu.
Apa yang harus kukatakan, ya?
Jimin tenggelam dalam pikirannya, tidak menyadari menit-menit mulai berlalu, tidak juga menyadari seorang perempuan yang terlihat modis dengan ripped jeans, sweter, turtleneck hitam, dan mantel krem selutut memasuki cafe. Perempuan itu menengok ke kanan dan kiri, mencari Jimin.
Bibirnya melengkungkan senyum ketika mendapati rambut cokelat gelap yang cukup dikenalnya.
"Hei. Sudah menunggu lama, Jiminie?," tanya perempuan itu, mengelus lembut rambut Jimin.
Jimin segera menyimpan boneka anak ayam ke sakunya.
"Hai, Da Won noona! Uhm, tidak, tidak terlalu," jawab Jimin, matanya membentuk bulan sabit saat tersenyum.
"Ngomong-ngomong, jangan pegang kepalaku seperti anak kecil lagi, perlu berapa kali kukatakan supaya noona mengerti?" lanjut Jimin, ingin terlihat ngambek, tapi senyum groginya masih menempel di wajah.
Da Won tergelak. "Kau memang anak kecil,"
"Semua orang selalu mengatakan itu," kata Jimin, terdengar lebih serius. "Jangan noona juga,"
"Omoo, kau marah, Jimin-ah?," Da Won mengerjainya.
"A, ani..," Jimin menyeruput caramel machiatonya lagi. "Noona mau pesan apa? Biar aku pesankan. Kali ini aku yang traktir," Jimin kembali tersenyum.
"Uhm, latte panas saja,"
Jimin pergi ke konter sementara Da Won menggunakan camera handphone untuk melihat kondisi wajahnya.
Masih sembab, tapi ini sudah tidak terlalu buruk, pikir Da Won.
"Ini," Jimin menyodorkan segelas latte pada Da Won. Saat itu, matanya menangkap hal yang berbeda dari wajah Da Won. Butuh waktu sesaat sampai Jimin mengerti kalau Da Won menangis sebelum bertemu dengannya, mungkin sekitar 2 atau 3 jam lalu.