Niall Horan - begin again

81 3 0
                                    

" KAMU ITU APA-APAAN SIH? GA LIAT SEKARANG JAM BERAPA DAN KENAPA BARU PULANG?" teriakan mama yang sudah biasa kudengar masuk kedalam kamarku.

Bukan, mama tidak memarahiku. Tetapi papa. Hubungan keluargaku mulai merenggang semenjak kejadian itu. Kejadian dimana kakak-ku meninggal dunia karena bunuh diri. Inilah yang terjadi kepadaku sejak sebulan setelah pemakaman kakak. Mama dan papa sering bertengkar,terlalu sering malah. Aku yakin sehabis ini pasti ada suara barang pecah. Telingaku sakit mendengar perdebatan mereka. Lebih baik kalau aku pergi saja dari rumah.

Setelah mempersiapkan diri, aku-pun keluar rumah berniat untuk ke coffeshop sendiri. Tak perlu memakan waktu lama untuk kesini. Hanya paling 10 menit. KRIING-bel berbunyi tiap kali orang atau ada pengunjung masuk. Coffeshop lumayan ramai, jelas sih..ini pukul 4 sore dan keadaan diluar hujan. Dan ya, aku dari rumah membawa payung agar tidak kehujunan.

Aku segera menuju tempat antrian untuk memesan minuman favoritku. Hot chocolate.

" one hot chocolate please and oh, medium size"ucapku singkat seraya tersenyum kepada pelayan.

" anything else?" Tanya pelayan tersebut kepadaku setelah menuliskan yang aku pesan.

" hm, I want one chocolate muffin "ucapku setelah menimang-nimang.

" totalnya 8$ " Aku pun memberikan uang dan mengambil nomor yang akan kuletakkan dimeja sehingga pelayan tau bahwa makanan yang kupesan harus diantarkan kesana.

Aku mencari tempat duduk dan kebetulan disana kosong. Tempat dimana aku pertama kali bertemu dengannya, dan tempat terakhir kali aku bertemu dengannya. Berjalan perlahan aku menuju tempat tersebut. Meja bundar dan dikelilingi 2 sofa yang saling berhadapan.

Aku menghempaskan tubuhku dan mulai berfikir tentang kejadian tersebut.

Flashback

"hey" aku mendongak dan menemukan seorang lelaki berambut pirang sedang melihatku dan memegang papan nomor.

" hi" ucapku singkat. Yeah, aku tidak terbiasa menyapa stranger.

" bolehkah aku duduk disini?"tanyanya sopan. Aku melirik keadaan sekitar...tetapi bukan hanya disini yang kosong. Aku pun hanya mengangguk.

Dia segera duduk berhadapan denganku dan kamipun terdiam selama hampir 10 menit karena ia menyapaku(lagi) terlebih dahulu.

" uh, aku Niall. Niall Horan " ucapnya kikuk sambil berusaha tersenyum. Ah, aku baru tahu ia memiliki mata yang sangat indah.

" Aku Mala. Maya Latinsha" aku ikut memperkenalkan diri.

Aku dan Niall pun saling mengobrol sekitar 2 jam karena Ia harus pergi. Aku dan dia bertukar nomor jadi dia bisa menghubungiku terus haha dan begitu juga sebaliknya. Aku baru sadar ternyata ia merupakan anggota One Direction, sebuah boyband yang sedang naik daun.

**

Sejak kejadian itu, aku dan Niall-pun semakin dekat . Kami saling menanyakan kabar. Ia selalu menyempatkan untuk menelefonku walaupun ia sehabis konser. Niall dan aku mulai sulit untuk bertemu memang karena jadwal kami yang padat. Dia sedang tour, dan aku harus menyelesaikan tugas akhir sebelum aku kuliah. Sampai akhirnya Up All Night Tour selesai, ia mengunjungiku malam hari dirumahku, kemudian bernyanyi lalu yah, dia memintaku untuk bersamanya. Akupun mengiyakan . Karena aku juga merasakan hal yang aneh ketika bersamanya, seperti.... Aku jadi sering salah tingkah sendiri?apalagi ketika kami menonton film horror waktu itu, ia menggenggam tanganku dan itu membuat jantungku berdegup tak karuan.

**

4 months later.

Niall memintaku untuk menemuinya di coffeshop. Tentu dengan senang aku datang karena ini hari anniversary kami! Aku mematut diriku dikaca dan terlihatlah perempuan yang menggunakan dress putih satu telunjuk diatas lutut dengan jaket jeans yang membalut tubuhnya dan sepasang flat shoes yang menghiasi kaki mungilnya. Ah, aku melihat tatanan rambutku. Cukup rapi, aku hanya membentuknya menjadi ponytail. Aku melirik jam yang tertempel di dinding. Akupun segera berangkat menuju coffeshop.

KRRIIINGG.

Seperti biasa apabila aku masuk kedalam coffeshop pasti lonceng tersebut selalu berbunyi. Hal tersebut berlaku kesemua pelanggan kok. Aku melihat sekeliling dan melihat disana Niall-ku sedang tersenyum...errr palsu?Akupun menghampirinya dan mencium pipinya.

" Kenapa kau meminta bertemu disini ?" tanyaku dengan senyum menghias diwajaku.

" la" panggilnya dengan suara pelan.

"iya? Oh ya, Happy Anniv-"

Omonganku terpotong oleh ucapan Niall, " Kita selesai".

Aku hanya bisa melongo mendengarnya." Hha?kamu bercanda"

" Aku serius" Niall mulai memandangku.

" Kamu..." Aku berusaha menahan tangis.

" Maaf. Ini yang terbaik buat kita"ucapnya lalu meninggalkanku begitu saja.

Tidak. Ini tidak benar. Aku keluar dari coffeshop dan kemudian mengejarnya. Aku menahan tangannya dan membalikkan badannya menghadapku.

Seketika hujan turun membasahi aku dan Niall.

" Ini?yang terbaik?buat siapa?kita?maksud kamu apa ni.. Aku ada salah apa?kenapa kamu giniin aku di hari jadi kita..."aku mulai menangis.

" Maaf La. Tap-"

"no. Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi. Oke terserah Ni. Kalo kamu mau kita selesai. Baiklah. Semoga senang hidupmu tanpaku. Aku berjinjit dan mencium pipinya cukup lama. Aku berputar dan meninggalkannya disana dan berlari pulang kerumah.

Flashback end

" Hai " Aku mendongak dan melihatnya disana. Tersenyum seakan tidak pernah ada ' kami ' . Seakan tidak pernah terjadi apa-apa diantara aku dan dia.

" hi" aku menjawab dengan suara pelan. Kalau kalian mau tau, aku belum bisa move on. Oh, betapa sedihnya hidupku.

Ia duduk di sofa hadapanku dan menggenggam tanganku.

" Aku bodoh. Aku sangat bodoh at that time. Aku baru saja melepas sesuatu yang paling berharga untukku. Maaf. Maafkan aku Mala"ucapnya menatap lurus kemataku

"minta maaf sangatlah mudah. Bukankah begitu Niall?"aku tersenyum miris.

" Maaf, aku mohon. Biarkan aku menebus kesalahanku. Aku menyayangimu Mala"Ia berusaha menggenggam tanganku. Aku menghentak kasar tangannya lalu mengambil tas dan keluar dari coffeshop. Aku tidak peduli bahwa aku kehujanan dan besok sakit terserah. I don't care anymore. It hurts me. Aku menunduk menahan rasa sakit yang tak pernah terobati.

" LAAA AWAS!" Aku menoleh dan kemudian aku merasakan aku terhuyung kebelakang. Aku membuka mataku dan menemukan mata biru itu. Mata yang selalu menenangkanku.

" Niall? Te...terimakasih" aku bangun dari atasnya.

Ia menahan tanganku ketika aku hendak lari. Ia membuatku menghadap kearahnya.

" Aku bersumpah rela mati untukmu La, aku mohon. Maafkan aku. Lupakan masa lalu La...Bisa kita mengulang semua dari awal?"tanyanya.

" Ni....jangan pernah kau melupakan masa lalu. Mengapa?karena kau membutuhkan pengalaman masa lalu mu dimasa depan. Dan Niall Horan, will you promise me to always be there for me?"tanyaku balik

"Aku berjanji Mala ,sayang. "Ia mengusap pipiku menggunakan ibu jarinya.

"Kalau begitu, mari mengulang semua dari awal Niall. let's make some memories together..."Aku menggantung kalimatku dan membiarkan niall yang melanjutkannya." till the death separate the two of us"

One shot(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang