[00]

3K 110 3
                                    

Pergilah. Tak mengapa, Aku punya banyak pemakluman untuk sekadar memaafkan kekeliruanmu. -Yogoanumertaa

***

Harus dimana lagi ali mencari kehadiharannya? Sungguh, ia sangat rindu. Kata dilan' rindu itu berat.

Semua berawal dari kesalahan ali dahulu, kesalahan keluarganya yang sampai sekarang ali tak mengerti. Ia menyanginya ali tak bisa tanpa dia, tapi dulu rasa egoisnya yang menghancurkan segalanya.

Ali menepikan mobilnya, sudah hampir tiga tahun ali mencari. Terakhir ia mendapat info dari anak buah-nya dengan mengirim foto bayi mungil yang sangat cantik,

"Sorry, sir. Ada yang bisa kami bantu?," Pelayan itu bertanya dengan sopan

"Ice vanillalate 1," Ucap ali menatap pelayan tersebut membuatnya terkesima

"Ada tambahan lagi, pak?" Tanyanya

"Itu saja dulu," Balas ali seadanya sembari memijat kening yang terasa pening

"Mamih, luna kenyang.." Ucap anak kecil itu dengan polos

"Sekali lagi sayang," Balas yang dipanggil mamih itu

Ali memang tak melihat, tapi ocehan mereka sangat merusak pendengarannya.

Buk!!

"Duh, cakit mih.. Om maafin luna ya," Ucap anak bernama luna itu dengan lugu

"Lain kali hati-hati. Sakit?" Ucap ali memeperhatikan anak itu, tak asing baginya

"Mamih sudah bilang berapa kali, vallerie aluna.. jangan lari-larian nanti jatuh" Ucap wanita itu dari belakang ali membuatnya menoleh saat wanita muda itu melihat kearahnya

Kaget.

Itulah yang dirasakan keduanya, dengan dada yang berdebar kencang terutama pada wanita di depannya. Ia kelihatan ketakutan sekaligus panik.

"Aluna, kita pulang ya." Ucap wanita itu buru-buru dengan menggendong anak itu

"Tunggu!!" Teriak ali kencang membuat seisi cafe itu memusat perhatian padanya, "Sekali saja, kamu melangkah saya akan mati." Tambahnya

Wanita itu hanya menoleh sekilas, yang masih bisa ali lihat bahwa wanita itu menangis yang kesekian kali. Tetapi wanita itu tak perduli, ia terus melangkah.

Ali bukanlah manusia bercanda. Segera ia memecahkan gelas kaca disampingnya lalu ia mengambil salah satunya

"Mas-- jangan." Teriak penghuni cafe ini, membuat wanita yang melangkah itu memberhentikan langkahnya dan menoleh kearah-nya.

"Anda manusia terbodoh yang pernah saya temui." Ucap disela-sela isaknya

Ali tak perduli, yang ia perdulikan wanita didepannya. Ali memeluk sangat erat seolah menyiratkan wanita dipeluknya tak akan boleh pergi kecuali bersama, dirinya.

"Jangan pergi," Ucap ali dan menarik wanita itu kemobil termahalnya.

"Mih... al yu okey?" Tanya anak kecil itu memeluk wanita disampingnya yang sedang terisak

"I'm okeyy," Balas wanita itu dengan senyum khas lalu mengecup kening anak kecik itu hingga diantara kami ada keheningan setelah anak kecil itu tertidur

"Maaf, ini bukan arah rumah saya. Tolong berhenti" Ucapnya menatap arah lain

"Kita ke-Apartement aku"

***


"Kemana kamu? Aku selalu mencarimu" Ucapnya dengan emosi tertahan

"Bukan anda yang menyuruh saya pergi?" Balasnya dengan nada sinis, "Apa anda belum puas, melihat penderitaan yang saya alami?" Tambahnya tertawa remeh

"Aku menyesal, dan ingin kembali seperti masa dulu." Ucap ali sendu

"Ada hak apa anda berbicara seperti itu?, Enak ya berbicara asal tanpa melihat seorang yang merasa sakit." Balasnya sarkastik

"Dia." Ucap ali menatapnya, "Anak itu, anak kandung saya. Iya?" Tambahnya memeluk saat melihat mata wanita itu berkaca

"Bukan sama sekali. Saya sudah punya kehidupan sendiri, yang bisa membahagiakan saya" Ucapnya lirih

"Syafa natasya aprillya, sungguh. Aku menyesal, maafkan aku" Ucap ali menatap sendu pada wanita yang ia sebutkan

Plak.

"Bahkan saya bisa hanya untuk berbicara tanpa merasakan!!" Teriaknya berlalu mengambil putrinya yang tertidur

"Stop. Percuma, karna cuma saya yang bisa membuka pintu itu." Ucap ali menghampiri

"Biarkan aku menebus semua kesalahan fatalku dulu, biarkan aku mengganti sejuta tangisan-mu dengan seribu kebahagian yang bahkan tak terhitung." Tambah ali memeluk wanita itu dengan anak kecil itu ditengah tengah mereka

"Siapa namanya? Ternyata putri kita tumbuh menjadi anak cantik dan cerdas seperti mamih-nya." Lagi lagi ali berbicara, membuat wanita bernama prilly itu menangis tersedu-sedu

"Kamu jahat!! Aku bertahan sendiri demi anakku. Aku sakit!!!" Teriaknya memukul bahu ali

"Aku tahu, dan aku kembali mau mengulang masa masa bahagia bersama kamu. Aku-- maaf," Ucap ali memeluk prilly erat, "Aku mohon kembali sama aku, demi kita." Tambah ali

"Aku gak janji," Balasnya dengan mengusap sisa air matanya

"Gak-papa. Kali ini aku yang harus berjuang" Ucap ali tersenyum

"Prilly barusan aku tanya, siapa namanya?"

"Vallerie aluna pratama," Balas prilly tersenyum tipis

"Cantik,"

"Siapa?"

"Kamu,"

"Ih"

"Serius, makin cantik. Dan aku makin cinta!! Bytheway, kamu kemana? sumpah aku kangen." Ucap ali mengecup keningnya

"Los Angeles, satu tahun belakangan ini aku balik kesini." Balasnya menatap arah lain

"Kamu laper? Aku pesan makanan ya, sekalian buat aluna" Ucap ali saat melihat wanita didepannya mengangguk kecil

"Mmmhh.. Mamihh hiks," rengek anak kecil itu

"Eh, mamih disini. Gak boleh nangis, udah gede" Ucap prilly menghampiri diikuti ali dibelakangnya

"Om?" Ucap aluna tibatiba tersenyum kecil

"Haii cantik," Sapa ali pada anak itu

"Papih?" Ucap aluna dengan senyum khas anak kecil melihat kedua orang dewasa didepannya

* * * *

Lanjut?

Cerita baru dengan penulis amatir, jangan lupa ketuk tanda bintang gaes.

Jakarta, 20-Maret-2018.

KESALAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang