Chapter 2

21.1K 933 27
                                    

Zara's POV

"Zara, selamat ya. Nilaimu bagus semua." ucap Caitlyn sambil memelukku.

"Sama - sama. Oh iya, gimana kalau kita selfie bareng? Ya, itung - itung pake kenang - kenangan. Siapa tau setelah ini kita sibuk terus jarang ketemu." kataku.

"Ayo. Siapa yang nolak coba." kata Caitlyn.

Aku pun mengambil ponselku dari dalam tas lalu berselfie ria bersama Caitlyn.

"Ciss." ucapkan bersamaan dengan Caitlyn.

Setelah selesai mengambil foto selfie, Caitlyn berpamitan denganku sekaligus dengan kedua orangtuaku.

"Ma, Pa, ayo kita abadikan momen ini." ucapku.

"Ayo, ayo. Mama sudah nunggu sejak tadi lo, biar bisa selfie bareng kamu." jawab Mama sambil mendekat me arahku.

Aku yang mendengar nya lantas terkekeh pelan. Inilah Mama Mama Jaman Now.

"Ma, Pa, katakan ciss." ucapku.

"Ciss." ucap kami semua.

Foto bersama kedua orang tuaku berhasil didapatkan.

Aku lalu memasukkan ponselku ke dalam tas.

"Zara, para wisudawan dan wisudawati akan berfoto sambil melempar toga bersama. Ayo kita ikut." ucap Caitlyn padaku.

"Tentu. Ayo. Ma, Pa, terima kasih atas semuanya. Akhirnya, anak kalian ini bisa wisuda. Aku akan kembali." ucapku pada Mama dan Papa.

"Selamat berfoto, nak." teriak Papa saat aku sudah menjauh.

***

"Akhirnya selesai juga." ucapku.

Setelah seharian menggunakan make up, akhirnya aku bisa menghapusnya dari wajahku. Asal kalian tahu, aku ini tipikal gadis yang jarang memakai make up.

Membersihkan wajah dan segera mandi. Itu yang ku tunggu-tunggu sejak di kampus tadi.

Aku pun segera membersihkan wajahku dari polesan make up. Setelah semua nya selesai, aku segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badanku yang sudah terasa lengket ini.

30 menit kemudian...

Rasa segar langsung menyelimuti seluruh badanku tetapi perut ku sudah menggonggong dan itu artinya harus di berikan sesuatu. Aku pun segera pergi menuju dapur untuk mengambil beberapa makanan di kulkas.

"Zara, tolong bawa makanan ini ke rumah depan ya." kata Mama.

Aku mengernyitkan dahi. Rumah di depan kan kosong. Tapi kenapa Mama menyuruhku membawa makanan ini kesana?

"Ma, tapi disana kan rumah nya---"

"Sekarang sudah ada yang nempatin. Cowok lho, masih single, tampan, hot, kaya, baik pula. kata Mama memutuskan pembicaraan ku.

"Tetangga baru dong? Sejak kapan? Zara harus bawa ini sendirian? Terus Mama tau darimana kalau dia punya kriteria seperti itu?" tanyaku.

"Dari kemarin. Iya lah, Zara sendiri. Terus siapa lagi? Jelas Mama tahu, Mama kan ahli sejarah." kekeh Mama.

"Tapi Ma, Zar---"

"Enggak usah ganti baju. Lagian rumahnya di depan kok. Sana cepet. Habis itu kita makan." kata Mama. Selalu memotong pembicaraan ku. Tetapi topik selalu tepat sasaran. Hebat.

Dengan langkah yang sangat terpaksa, aku pun membawa makanan itu untuk tetangga baru di depan rumahku.

"Enak sekali dia. Baru dateng udah dapet makanan." gerutuku sambil berjalan. Tanpa kusadari, aku menambrak dada bidang, entah itu milik siapa.

Setelah aku melongokkan kepala ke atas, baru aku mengetahui milik siapa dada bidang Itu. Jadi ini tetangga baru itu? Tampan juga ternyata.
Tidak tidak, Lebih tampan Justin Bieber.

"Itu untuk saya?" tanya nya.

"Oh kamu tetangga baru itu?" tanyaku balik tanpa memperdulikan pertanyaannya.

"Iya. Perkenalkan, saya Bryan. Anda bisa memanggil saya Bry atau Bryan." ucap nya sambil tersenyum.

"Oh, aku Zara. Panggil Zara saja. Ini makanan nya, Bry. Selamat menjadi tetangga baru. Aku pulang dulu.  Tugas ku menumpuk. Dan satu lagi, acara panggil memanggil nya enggak usah formal gitu. Bye." kataku sambil berbalik arah.

"Tapi, bukankah kamu baru habis wisuda?" tanyanya. Pertanyaan itu membuatku berhenti melangkah dan kembali membalikkan tubuhku.

"Iya, aku emang baru wisuda. Tapi, kamu kok ta---"

"Aku mengetahui segalanya, Zara." katanya.

Dia sama saja seperti Mama, suka memotong pembicaraan. Tetapi topik selalu tepat sasaran. Bagaimana bisa?

Aku tidak menanggapi kata-kata nya dan langsung berbalik arah. Tetangga yang menyebalkan. Pertemuan pertama saja sudah seperti itu, apalagi ia di depan rumahku.
Akhhh, bisa gila lama - lama kalau sepeti itu.

***

My Next Door CEO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang