Chapter 5

16.9K 801 16
                                    

Zara's POV

"Ma, Zara anakmu sudah diterima." teriakku setelah memasuki ruang keluarga.

"Ssstt, jangan teriak-teriak. Anak cantik kok teriak sih. Selamat ya, akhirnya anak Mama kerja juga." kata Mama sambil memelukku. Aku pun membalas pelukan nya.

"Terima kasih doa nya, Ma. Berkat Mama Zara diterima disana. Mama tahu enggak, ruangan disana bagus, privasi nya memuaskan, pegawai nya ramah semua. Selain itu, manager Clivton International juga cakep. Sebanding lah sama pacarku, Justin Bieber." kataku.

"Oh ya? Bagus dong. Beruntung kamu tepat waktu ngelamarnya. Jadi nya belum ada yang ikutan ngelamar. Kan udah Mama bilang, CEO nya cakep. Kayanya pacar hayalan kamu itu kalah saing sama CEO disana." kata Mama terkekeh.

"Bukan CEO nya, Ma tapi managernya. Zara enggak tahu CEO nya. Lagian CEO di Clivon International baru diganti, nama nya juga enggak ada di blog yang kemarin Zara baca. Tapi besok Zara bakal tahu. Soalnya mulai besok Zara udah mulai kerja plus ikut rapat sama CEO nya." kataku panjang lebar.

"Oh begitu. Mama tebak CEO nya cakep juga tuh. Yauda kamu istirahat sekarang. Mama mau lanjut nonton dulu." kata Mama. Lalu kembali terfokus dengan televisi yang ada di depan nya.

Aku pun pergi meninggalkan ruang keluarga menuju kamarku. Rasanya baru sehari meninggalkan kasur tetapi sudah terasa seperti satu bulan.

Aku segera membuka jendela kamar karena sejak tadi pagi jendela itu belum sempat aku buka.

Sinar matahari sangat terik karena ini masih pukul 11. Saat aku menatap lurus kearah jendela, aku mendapati tetangga baru itu sedang berolahraga kecil. Ia melakukan pull up, tepat di depanku. Tanpa sadar aku sedikit terpukau dengan bentuk badan yang, ehmm bisa dibilang perfect. Dada bidang, perut six pack, wajah tampan, kaya, ya, aku akui itu semua. Akhh, tidak tidak. Hanya bentuk badan nya saja yang bagus. Tanpa sengaja ia melihatku lalu mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum. Aku pun segera membuang pandangan dari arahnya. Dasar gendeng, genit pula.

Tapi, mengapa aku baru melihatnya? Belakangan ini ia tidak ada di pekarangan rumah nya.
Mungkin saja belakangan ini ia sibuk mengelilingi kota Jakarta dan sibuk mengedipkan mata kepada semua wanita yang ia temui.
Ahh, sudahlah. Bukan urusanku. Aku pun kembali menutup jendela kamarku.

***

My Next Door CEO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang