Chapter 4

18.6K 829 16
                                    

Zara's POV

"Ma, Zara berangkat dulu. Doain ya, semoga diterima disana." kataku sambil mencium tangan Mama.

Kemarin, setelah selesai berdiskusi dengan diriku sendiri, aku segera memberitahu Mama tentang Clivton International. Mendengar semuanya, Mama langsung menyetujui nya.

"Pasti dong Mama doain yang terbaik buat kamu. Hati-hati di jalan, jangan ngebut bawa mobilnya. Jangan gugup karena CEO nya tampan." kata Mama cekikikan.

"Zara enggak bakal gugup, Ma. Emang cakepan mana sama Justin Bieber?" tanyaku.

"Menurut Mama sih cakepan CEO nya, sayang." jawab Mama.

"Terserah Mama deh. Zara mau berangkat sekarang." ucapku. Segera ku masuk ke dalam mobil.

"Gitu aja ngambek. Hati-hati ya, sayang." kata Mama.

"Pokoknya cakepan Justin Bieber." teriakku sambil mengemudikan mobil. Aku lihat Mama sedang tertawa.

Jalanan di kota Jakarta begitu padat karena hari ini adalah hari senin. Jadi wajar saja seperti ini.

Sudah 30 menit aku terjebak dalam situasi kemacetan seperti ini. Bedak yang ku gunakan sudah luntur, udara terasa sangat panas, bahkan AC dalam mobilku saja kalah saing dengan udara panas hari ini. Oh, ayolah, aku tidak tahan.

Tepat pukul 9 pagi aku sampai di Clivton International. Basement disini sangat bersih, dan terdapat banyak cctv dimana-mana. Itu membuatku sedikit risih jika ingin melakukan sesuatu di basement tapi disamping itu aku senang, karena privasi disini sangat memukau.

Aku segera menghampiri resepsionis untuk bertanya dimana ruang manager Clivton International. Karena aku harus interview dengan manager kantor ini.

Tidak butuh waktu lama untuk berdiri di depan meja resepsionis, karena seorang manager kantor ini sudah berdiri di samping ku.

"Zara Natusha Putri? Anda yang mengirim CV kemarin, bukan?" tanyanya.

"Iya, saya sendiri, Pak. Kalau boleh saya tau, anda siapa?" tanyaku sopan.

"Perkenalkan, saya Benedict Alexander Rogers. Saya manager disini." jawabnya sopan.

"Senang bertemu dengan anda, Mr. Benedict." ucapku.

"Panggil saja Alex. Saya masih muda. Bahkan mungkin kita hanya berbeda satu tahun saja." katanya sambil tersenyum. Oh, dia tampan sekali.

"Tidak, itu tidak sopan. Lebih baik saya memanggil Mr. Alex." kataku.

Alex hanya tersenyum mendengarnya. Lalu ia mengajakku untuk interview di dalam ruangan nya yang terletak di lantai 32. Dalam lift aku sedikit takjub, karena lift disini tidak seperti lift biasanya. Disini terdapat corak yang khas, warna biru yang menyegarkan mata jika dilihat, dan pada saat memasuki lift ini, tidak akan terasa goncangan nya. Bahkan karena saking mulusnya, aku mungkin bisa berbaring sebentar di dalam sini.

Pintu lift pun terbuka, menandakan bahwa aku dan Alex sudah berada di lantai 32 gedung pencakar langit ini.

Aku tidak hent-hentinya untuk takjub dengan semua dekorasi disini. Ruang manager disini ternyata sangat luas. Terdapat kulkas kecil di pojok sana. Rak buku tertata rapi, selain itu terdapat sofa yang sangat empuk. Bahkan empuk sofa ini melebihi kasur di kamarku.

"Silahkan duduk, Mrs. Zara. Kita akan mulai interview nya. Jangan gugup seperti itu." kekeh Alex.

Ah, sepertinya ia tahu kalau aku ini sedang gugup. Tapi untungnya ia tak mengetahui kalau aku juga sedang mengagumi ketampanan nya. Ralat. Maksudku mengagumi dekorasi dan fasilitas ruangan nya.

"Maaf. Saya memang seperti ini." ucapku sambil tersenyum.

"Tidak masalah. Santai saja. Jadi, apa yang membuat anda tertarik dengan Clivon International?" tanya Alex sopan. Bahkan setiap kata yang ia  lontarkan sangat sopan, namun tegas.

"Jujur, saya baru pertama kali menginjakkan kaki di Clivton International. Saya sangat takjub dengan semua fasilitas, pegawai yang ramah, dan privasi yang sangat memuaskan. Selain itu karena saya dengar bahwa perusahaan ini sedang membutuhkan seorang sekretaris. Jadi, semua itu yang membuat saya tertarik untuk datang kemari." jawabku.

"Menarik. Baiklah, anda diterima menjadi sekretaris disini. Saya lihat nilai anda sangat memuaskan. Selamat, anda bisa mulai bekerja besok." ucap Alex sambil menyalami tangan ku.

Mendengar itu aku sangat senang. Ternyata keisengan ku untuk mendaftar menjadi seorang sekretaris di Clivtlon International sukses. Bahkan melebihi sukses. Senangnya...

"Terima kasih, Mr. Alex. Saya sangat senang mendengar nya." kataku sembari menurunkan tangan.

"Sama - sama. Mari saya antar menuju ruangan anda. Jadi, mulai besok anda bisa menempati nya langsung." kata Alex sambil berdiri menuju pintu ruangan nya.

Aku pun mengikuti nya dari belakang. Aku akan mendapatkan ruangan sendiri? Yang benar saja? Ohh, aku tidak bisa berhenti untuk takjub dengan semua ini. Sangat perfecto.

Alex menunjukkan sebuah ruangan kepadaku. Ternyata ruangan ini sama perfect nya dengan ruangannya namun hanya berbeda warna cat pada dinding nya saja. Ruangan ku berwarna tosca. Sangat memukau.

"Ini ruangan nya. Saya harap anda menyukai nya." kata Alex sambil tersenyum. Apakah ia tak lelah untuk terus tersenyum setiap mengakhiri pembicaraan?

"Terima kasih Mr. Alex. Saya sangat senang dan takjub dengan semua ini. Sekali lagi terima kasih." ucapku. Aku terpaksa mengakui ketakjuban ku kepadanya. Aku khilaf.

Ia tersenyum sambil menganggukkan kepala. Alex berbalik arah menuju pintu ruangan ku. Ketika ia akan membuka pintu ruangan ini, aku memanggilnya.

"Mr. Alex, apakah besok saya langsung mendapatkan tugas?" tanyaku.

"Oh iya, besok anda diharuskan mengikuti rapat dengan CEO kita. Semua jadwal sudah disimpan di dalam laptop itu." kata Alex sambil kembali duduk di hadapanku.

"Baik, terima kasih. Tapi saya dengar CEO disini baru. Benar begitu? Kalau boleh saya tahu, nama CEO baru perusahaan ini siapa? Karena kemarin tidak terdapat nama CEO baru di dalam blog yang saya baca." ucapku.

"Anda benar. CEO disini baru. Ia baru pindah dari New York. Namanya Mr Sa---"

Pembicaraan Alex terpotong karena ia mendapatkan panggilan mendadak melalui seorang resepsionis yang masuk ke dalam ruangan ku.

"Saya permisi dulu Mrs. Zara. Kita lanjutkan perbincangan ini besok, saat waktu makan siang. Sekali lagi, selamat." kata Alex. Ia pun pergi meninggalkan ruangan sekretaris yang sudah terambil alih menjadi ruangan ku.

***
Di tempat lain..

"Apakah target sudah diterima di perusahaan itu?" tanya nya.

"Tentu. Rencana berjalan sangat mulus." jawab salah satu bodyguard nya.

"Baguslah. Lanjutkan semua." ucapnya lagi lalu pergi meninggalkan para bodyguard nya.

"Baik, Tuan." jawab salah satu bodyguard.

***

My Next Door CEO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang