Zara's POV
"Zara, kapan kamu akan melamar pekerjaan?" tanya Papa.
"Mungkin bulan depan." jawabku singkat sambil terus membaca sebuah novel.
"Kamu ini kok malah gitu sih. Papa liat temen-temen kamu semua sudah berpakaian kantoran. Tapi kamu? Kenapa enggak ada rasa jengah sama sekali?" tanya Papa.
"Terus sekarang Zara harus ngapain?" tanyaku balik sambil menutup novel yang ku baca tersebut.
"Ya cari pekerjaan. Lagian nilai kamu bagus semua kok. Apa salahnya kalau kamu ngelamar jadi sekretaris di Clivton International? Papa denger disana lagi membutuhkan seorang sekretaris. Kamu coba lamar kesana." kata Papa sambil beranjak pergi.
Sekretaris? Yang benar saja? Cita-cita ku sejak dulu itu adalah penulis. Ya, walaupun aku lulus sarjana hukum berpredikat cum laude, tapi tidak harus menjadi sekretaris bukan?
Tetapi, jika aku menjadi seorang penulis, maka pekerjaanku hanya menulis berbagai cerita dan setelah itu merevisi ulang semuanya.
Berarti..
Itu sama saja seperti membuat skripsi seperti waktu itu. Sangat membosankan, ditambah lagi sangat sulit.
Tidak tidak. Aku tidak akan memilih profesi menjadi seorang penulis.
Tuhan, lalu apa yang harus ku pilih?
***
2 minggu kemudian...
Satu jam aku menatap layar laptop ku. Sejak tadi aku bingung, apa yang harus aku lakukan? Tidak ada ide menulis di dalam otakku. Perkataan Papa 2 minggu sebelumnya masih terngiang-ngiang di benakku. Tapi kalau di pikir-pikir, mengapa aku tidak coba saja melamar menjadi sekretaris di perusahaan itu? Aku dengar pegawai yang ada di sana dominan laki-laki. Dan, disamping itu terdapat CEO yang masih muda. Itu pasti akan menyenangkan.
Aku membuka kembali laptopku dan segera mencari biodata tentang Clivton International. Tidak ada salahnya untuk membaca sedikit tentang latar belakang perusahaan itu, bukan?
Setelah mendapatkan biodata tentang Clivton International melalui internet, aku pun membaca nya dengan teliti.
"Oh ternyata CEO disana baru diganti. Baiklah, besok aku akan mencoba melamar menjadi sekretaris di Clivton International." batinku.
Semoga saja aku diterima.
Dan, semoga saja aku juga mendapatkan jodoh disana.
Amin.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Next Door CEO ✔
RomanceBOOK 1. ~ Zara Natusha Putri Menurut perkataan Mama, tetangga baru itu masih single, tampan, hot, kaya, dan, baik. Tapi menurutku tidak. Kenapa? Karena tidak ada yang spesial dalam dirinya, yang ada adalah ia sangat menyebalkan. Ditambah lagi denga...