Jika ada suara lembut memanggilku, aku akan mencarinya walaupun sang pemilik suara itu berada di luasnya samudera, ku akan tetap mencarinya hingga dapat
Solar hanya diam. Sedangkan Yaya mulai melemah karena detakan jantungnya yang terlalu cepat karena mengungkapkan perasaannya. Lalu Solar pun menatap Yaya dan mulai mendekati wajahnya ke wajah Yaya hanya tinggal beberapa senti. Bibirnya yang mungil pun mulai melengkung yang pertanda dia sekarang tengah tersenyum. Wajah Yaya pun memerah bak kepiting rebus. Solar pun berbisik di telinga Yaya
"Ya gue terima"
Deg!
Jantung Yaya berdegup tak karuan. Kini Solar telah menerimanya. Akan tetapi Yaya masih ragu
"Apa lo benar menerima ungkapan gue tadi?"
"Ya gue menerimanya, kalau perlu gue bersedia jika lo mau menjadi girlfriend ku"
Yaya pun hanya memandangnya dengan pandangan kosong. Kini tubuhnya tidak bisa lagi menyeimbangkan untuk berdiri. Solar yang melihat Yaya sedang lemah langsung menyentuh tangannya
"Yaya lo gak apa-apa kan?, mau gue hantarin lo pulang?"
"gak, Yaya oke-oke aja. Terima kasih Solar" sambil mengembangkan senyum manisnya
"Maafkan gue. Gue telah menyusahkan lo selama ini"
"gak,lo gak nyusahin gue"
"gue senang kalau lo menjadi girlfriend ku. Semoga saja gadis2 di sekolah kita tidak menggangu gue lagi"
"Iya"
Lalu mereka pun pulang bersama. Solar pun menghantar Yaya pulang dulu.
Sesampai di rumah, Solar pun langsung mandi dan mengganti pakaiannya. Lalu ia ke bawah. Solar merasa bahagia karena ia masih bisa kumpul bersama saudaranya. Apalagi Thorn yang semenjak dari kecil mereka selalu bersama.
"Kalian cepatlah masuk ke dapur ayo kita makan sama2". Gempa pun memanggil saudaranya untuk makan. Solar pun segera masuk ke dapur untuk makan. Solar hanya tersenyum melihatnya. Maklum Gempa satu2nya saudara yang bisa memasak dan Halilintar yang mencari duit di toko elektronik karena keahliannya dalam memperbaiki barang2 elektronik.
Solar hanya merasa bahagia memiliki saudara yang saling mengerti satu sama lain.
"Alhamdulillah Ice akhirnya di terima"
Terdengar suara sahabat saingannya sekaligus saudaranya sedang masuk ke dapur sambil mengucapkan syukur. Solar pun melihat Ice tersenyum dan di balas tatapan bahagia dari Ice.
"Ice lo tampaknya bahagia sekali" ujar Gempa ikut berbahagia
"Ya Gempa. Kini Ice di terima sebagai peserta lomba olimpiade matematika Gempa"
"Wah bagus lah. Kalau Solar?"
"Gue.... gak, cuma Yaya, Ice,dan Halilintar saja yang terpilih"
"Yaya di terima bidang pelajaran apa?"
"Kalau gak salah Ice dengar Yaya peserta lomba olimpiade biologi"
"Wah hebatnya, kalau Halilintar?"
"Dia fisika"Solar POV
Aku hanya bisa tersenyum melihat Ice bisa menjadi peserta lomba olimpiade matematik. Aku pun hanya bisa berbangga tapi sekaligus iri. Padahal aku juga pintar. Tetapi kenapa tidak jadi peserta lomba olimpiade?.
Aku melihat Ice duduk di sebelah kananku. Tak lama kemudian ke4 saudaraku datang memasuki dapur. Mereka kelihatannya senang sekali,begitu yang ada di pikiranku. Thorn pun duduk di sebelah kiriku. Aku merasa senang bisa berkumpul bersama saudaraku.
"Jadi kapan kita boleh membuat acara perpisahan?" Tanya Halilintar
"Ya setelah ulangan akhir tahun dah selesai" jawab Gempa.
Maklum mereka berdua adalah OSIS di sekolahku. Pembicaraan mereka sangat serius. Aku hanya menatapnya datar karena tidak ingin tahu menahu tentang acara kerja mereka.
Aku pun udah selesai makan. Lalu akupun duduk di ruang tamu. Tetapi terdengar suara bel rumahku. Lalu aku memutuskan untuk membuka pintu dan ada seseorang yang datang dengan membawa sebuah buku sedang tersenyum kepadaku.
Penasaran kan kira2 siapa yang mendatangi rumah Solar?
Tunggu episode selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Love (Tamat)
Любовные романы"kenapa lo selalu ngejar gue sih!" "gue ngejar lo karena lo itu menyimpang dari perempuan dan cinta" "gue gak butuh cinta, gue butuh belajar tinggi-tinggi hingga sukses!" "sukses itu juga membutuhkan rasa cinta agar ia bisa mempertahankan suksesnya...