Episode 6

804 38 8
                                    

Ketika awan bergeser di situlah mulai terbuka cahaya yang menerangi dari atas hingga bawah
Begitu juga dengan cintaku
Ketika kau mulai menyukai dan mencintaiku
Di situlah kisah perjalanan cinta kita di mulai (by Yaya)
Yaya sedang duduk di kantin bersama Solar. Solar hanya cuek melihat Yaya yang sedang tersenyum padanya. Solar pun terus melihatnya hingga ia bosan menatapnya. Yaya pun hanya bisa bersabar melihat tingkah Solar. Lalu Yaya pun angkat bicara
"Lo mau pesan apa Solar?"
"Ice lemon tea aja"
"Baik"
Yaya pun memanggil ibu kantin untuk memesan makanan
"Bu saya pesan nasi goreng, air putih sama ice lemon tea ya Bu"
"Oke"
Yaya pun terus menatapnya. Ia merasa gemes melihat tingkah cuek Solar. Rasanya ia ingin ketawa melihatnya. Tapi ia menahan tawanya. Solar yang melihat Yaya menahan tawanya pun mulai bertanya
"Kenapa lo nahan ketawa?"
"Ga apa-apa kok Solar, cuma lo ini lawak"
"lawak?, Apa yang lawaknya dari gue?"
"Hmmm cueknya lo"
"Oh iya. Gue memang cuek dari dulu"
"Lo tau, cuek nya lo itu yang membuat semua gadis-gadis di sekolah kita ni tertarik"
"Betulkah?"
"Iya"
"Hmmm tapi..."
"gue dah tau maksud lo"
"Yaya jadi semua wanita suka lelaki cuek kek gue?"
"Gak juga, ada juga wanita yang suka sama lelaki kek  Taufan"
"Oh begitu"
Iya Taufan memang seorang pemuda yang sangat ceria dan periang. Dia juga handsome walaupun tak sehandsome Solar dan Halilintar.
"Lo gatau sama sekali ya?"
"Hmm yang gue tau semua perempuan suka sama lelaki yang kek gue"
"Oh hahaha"
"Kalau lo Yaya?"
"Apa?, suka sama lelaki yang kayak gimana?"
"Y...ya"
"Gue hanya suka sama lelaki yang mengerti  dan menerima gue apa adanya serta menghibur gue"
Solar pun hanya mengangguk pelan. Ia berfikir lelaki yang ia sukakan tadi lebih kurangnya sama seperti Taufan. Karena Taufan tipe orang yang suka menghibur dan menerima apa adanya.
"Hmmm berarti lo suka sama Taufan"
"Gak"
"Kenapa?"
"Karena Taufan udah punya gebetan"
"hah, serius?"
"Lo kan saudara dia. Masa sih sih lo gatau"
"Hmm gue memang gak tau"
Yaya hanya mengembangkan senyum manisnya. Senyum yang tak pernah Solar lihat sebelumnya.

Solar POV
Senyuman Yaya tak pernah ia tujukan sebelumnya padaku. Tapi.....kali ini senyumnya membuat jantungku berdetak kencang. Pantas saja aku melihat Halilintar merasa deg2an melihat senyuman manisnya. Ternyata Yaya lebih cantik dari perkiraan ku. Sungguh aku merasa hatiku terus menjerit untuk mencubit pipinya. Tapi aku menahan hal itu. Bukankah aku sudah berjanji tidak mengutamakan cinta?. Aku pun hanya tersenyum tipis padanya
Solar POV end

Solar hanya memasangkan senyuman tipis di bibirnya. Yaya pun seperti biasa merasa malu bila melihat senyuman Solar.

"Solar"
Ada seseorang yang memanggilnya. Solar pun menoleh ke belakang ternyata
Ice, Thorn, Taufan?
Sedang apa mereka ke sini
"Hei Solar, lo pergi ke kantin gak ajak gue"
Ya itu Taufan kini ia duduk di sebelah kanan Yaya
"Hai Taufan apa kabar" salam Yaya
"Hahaha Yaya kita kan sering bertemu buat apa lo tanya kabar?"
"Tanya kabar apa Taufan?"
Oh tidak sepertinya kepolosan Thorn telah muncul.
"gak apa-apa"
Taufan pun hanya memandang Solar yang sedari tadi hanya diam dan cuek melihat tingkah Taufan
"Lo kenapa Solar?,dari tadi diam aja"
"Gak apa-apa"
"Oh ya Solar, Ice cuma mau ngasih tau kalo lo  sekarang terpilih menjadi peserta lomba matematika sama kek gue".
Solar yang mendengarnya pun langsung terkejut
"Really?, Is it true that you are saying?"
"Ya benar. Gue gak bohong"
Ya itulah Solar, ketika ia mendapat berita bagus tentang pelajaran langsung saja dia kaget setengah mati.
"Selamat Solar, semoga menang"
"Terima kasih Taufan"
Bel istirahat telah selesai pun berbunyi, Thorn pun memeluk Solar dengan sangat erat
"Huhuhuhu, Solar kita harus berpisah lagi"
Ya Thorn beda kelas dengan Solar. Thorn berada di kelas tingkatan 2 sehat sekelas dengan Taufan dan Fang. Solar pun hanya tersenyum kepadanya.
"Alah gak perlu bersedih nanti kita kan berjumpa lagi saat pulang sekolah"
"Hmmm oke"
Thorn dan Taufan meninggalkan mereka bertiga. Ice pun menarik tangan Solar untuk masuk ke kelas. Yang di pegangnya hanya tersenyum. Yaya pun berada di samping kanan Solar sambil menggandeng tangannya.

Skip time

Mereka pun sudah selesai belajar di sekolah. Lalu mereka pun balik bersama. Solar melihat Halilintar yang tak mempedulikan lagi padanya. Ia heran selama ini Halilintar selalu mengajak Solar untuk berbicara. Tapi kali ini Halilintar diam. Fang yang menyadari perubahan teman rivalnya itupun bertanya
"Lo kenapa hali?"
Yang di tanya hanya diam seribu bahasa. Yaya menyadari bahwa Halilintar merasa tak suka bila Yaya mendekati Solar. Solar pun hanya mengangkat bahunya sambil meminum ice tea lemon yang di berikan oleh Yaya.
Sesampainya di rumah, Halilintar masuk ke kamarnya langsung dan menutup pintunya dengan keras. Ice dan Thorn pun saling berpandangan. Taufan dan Blaze pun tercengang melihat perubahan sikap Halilintar. Walaupun Halilintar cuek dan suka marah, tetapi ia tidak pernah membanting barang saat ia emosi. Tapi kali ini ada yang berbeda dengan Halilintar.

Ice POV
Baru pertama kalinya aku melihat Halilintar suka membanting benda saat emosi. Aku tak tau apa yang ada di pikirannya. Satu kata yang menyebabkan Halilintar begitu adalah.....
Solar
Tapi apa salahnya?
Bukankah dia tau bahwa Yaya pun sudah menyatakan cinta padanya
Kenapa Halilintar harus marah?
Walaupun aku selalu mendukungnya dan tidak memedulikan Solar
Tapi kali ini aku merasa Halilintar yang salah
Bukan Solar

Ice POV end

Thorn POV
Aku hanya bisa mematung melihat kemarahan Halilintar pada Solar. Tidak aku harus membela Solar. Bahkan aku sudah berjanji sejak 3 yang lalu untuk merekatkan hubungan Yaya dengan Solar. Aku tak ingin mengecewakan Yaya. Walaupun aku polos tapi aku tau arti cinta dan kasih sayang.

Flashback on
3 tahun yang lalu
Yaya sedang memandang Solar sedang membaca buku novel kesukaannya. Yaya hanya menatap matanya yang sayu. Aduhai sungguh bagaikan bidadara yang jatuh dari surga. Solar pun langsung menatap Yaya dengan tatapan datar. Yaya pun memalingkan pandangannya. Aku pun yang tau melihat Yaya yang menyukai Solar pun memberikan aba2 dan Yaya pun mengangguk.
Lalu aku dan Yaya pun pergi ke kantin berdua. Yaya pun mulai angkat bicara
"Sebenarnya gue suka dengan Solar tapi kenapa dia terlalu cuek sama Yaya,kenapa dia gak mempedulikan Yaya?"
Ku melihat Yaya sedih dan hampir menangis. Lalu aku pun mengeluarkan kain lap berwarna hijau dan memberikannya pada Yaya. Sejujurnya aku sedih juga karena Yaya selalu berusaha memberikan kode pada Solar agar Solar peduli padanya. Tapi ya..... Solar memang tak peka. Ia bahkan tak mempedulikan Yaya yang selalu berusaha memberikan senyuman manis padanya. Ya walaupun aku juga menyukai Yaya, tetapi aku mau Solar bahagia. Aku rela jika suatu saat Yaya menjadi milik Solar. Aku pun berjanji pada Yaya akan merekatkan hubungan Solar dan Yaya.
"Gue berjanji Yaya akan membuat Solar menyukai lo,gue akan berusaha membuat Solar menjadi tertarik dengan lo"
"Tapi......gue gamau Solar tau kalo gue minta tolong sama lo tentang....."
"Aah tenang saja, yang penting gue akan berusaha supaya Solar dekat dengan lo"
Yaya pun tersenyum menatap mataku yang lebar dan memiliki bola mata yang lebar berwarna hijau. Aku pun tersenyum lebar hingga kami saling tertawa

Flashback off

Thorn POV end

Solar hanya memandang Thorn yang sedang melamun. Thorn pun hanya tersenyum padanya sambil mengatakan
"Solar, Halilintar marah karena lo mulai mendekati Yaya"
"Apa?!"

Apakah Solar akan mempertahankan Yaya dari cinta Halilintar?
Atau justru sebaliknya?
Jangan lupa vote and coment

What's Love (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang