malam berbintang

5K 616 40
                                    

Seulgi dan irene sedang berjalan di pinggiran trotoar. Ini malam sabtu, dan mereka tidak tau mau berbuat apa.

Intinya gak ada kerjaan.

Tapi, tetap saja. Bagi irene kita, yang dingin dan cuek, rasanya jika ia bersama seulgi, ia akan merasa bahagia, walaupun mereka tidak melakukan apa-apa.

Irene menatap keatas, dimana malam ini langitnya cerah, dan bintang-bintang pun terlihat bersinar.

Ia memperhatikan seulgi yang sedari tadi memotret indahnya langit malam, menggunakan kamera yang dibelikan oleh irene kemarin, sebagai hadiah.

Dan, ngomongin soal hadiah, dirumah seulgi penuh kayaknya.
Yah gimana ya, irene kan berasal dari golongan orang kaya, dan dia memang orang yang seperti itu.

Ia bukannya berencana memikat hati keluarganya seulgi dulu, bukan, tapi memang ia menyukai keluarga seulgi.

Saat ia sedang pergi berlibur, ia tak pernah lupa membelikan ibu seulgi pakaian, adik seulgi mainan, dan seulginya? Jangan ditanya.

Bahkan, kalo irene mau, dari kemaren keluarga seulgi udah bisa tinggal di tempat mewah miliknya.

Tapi jika ia melakukan hal itu, ia akan terkesan seperti kurang ajar dan meremehkan.

Meskipun begitu, terkadang ia membantu ibu seulgi bekerja, kadang-kadang juga ikut membantu seulgi kerja di cafe.

Kemarin ia juga mencari lowongan pekerjaan untuk ibu seulgi, dan menyembunyikan jika dirinyalah yang mencarikan lowongan itu.

Gajinya lumayan besar untuk sekolah seulgi dan yoora. Dan irene pun merasa senang, bisa membantu diam-diam.

Kemarin adalah ulang tahun seulgi, dan irene membelikan kamera untuk seulgi, yang sekarang sedang ia pakai untuk memotret dirinya.

Wait..

Memotret.. Irene?

"Lo ngapain?" tanya irene dengan alis bertautan
"Yah, senyum dong, tadi muka kamu cantik banget dari sini, jadinya aku foto deh, hehe, liat aja nih kalo gak percaya" ucap seulgi sembari terkekeh, lalu menunjukan foto irene yang sedang menatap kedepan, dengan dihiasi langit malam berbintang sebagai backgroundnya.

Irene tersenyum melihat foto yang diambil oleh seulgi itu. Disitu ia benar-benar terlihat cantik, "lo pinter banget sih, hasil jepretan lo bagus bagus" ucap irene sembari melihat jepretan seulgi.

Irene pun memotret langit yang kini terasa sangat dekat dengan mereka.

Bagaimana bisa? Ya.. Karna mereka sekarang berada di bukit, yang cukup tinggi, terpencil, namun memiliki view yang sangat Indah.

"Tempat ini.. Gak sengaja aku temuin pas aku lagi down hari itu, aku lari gatau kemana, eh taunya udah sampai sini. Sekarang ini jadi tempatku untuk menyendiri, menjernihkan pikiranku" ucap seulgi memecah keheningan.

"Tempat ini.. Indah banget. Rasanya gak ada orang di dunia ini, selain kita berdua. Dan gue.. Gue jatuh Cinta.. Sama semua hal yang sekarang mengelilingi gue" ucap irene, sembari menatap lurus kedepan.

Seulgi tersenyum, lalu ikut menatap kedepan, dimana gemerlap kota seoul terpancar dari bukit ini. Gedung-gedung bertingkat yang memancarkan cahayanya, serta langit berbintang, yang bersinar terang.

Namun, dibanding itu semua..

Menurut seulgi, irene lebih terang cahayanya.

Keheningan menyelimuti mereka di malam yang mulai dingin itu.

Waktu menunjukan pukul 11.00 kst, hampir tengah malam. Mereka masih terduduk disitu, melipat kaki mereka, dan bertumpu pada lutut mereka.

Masih memandang langit yang sama, hati mereka terasa dekat, namun terasa jauh juga.

Mereka pun turun, dan berniat berjalan-jalan lagi.

Setelah akhirnya lelah berjalan, mereka pun berencana membeli martabak pak somat, yang terkenal karna keenakannya itu.

Martabak manis yang manis banget kayak senyuman author, dan martabak asin yang gurih sekali, menggugah selera.

Mereka memakannya sembari duduk di pinggiran trotoar, memandang kearah jalanan, yang dimana terdapat mobil dan motor yang berla.. Berral.. Berlalu.. Berallu.. Berlalu.. Nah berlalu lalang,

(Sorry, author gabisa ngomong r abis itu l, jadinya ketuker2)

Sembari menyantap martabak manis mereka.

Untuk saat ini, irene dan seulgi bersyukur, karna hidup mereka sedang baik-baik saja sekarang.

Bahagia, dan sehat.

Tapi, siapa yang bisa melihat masa depan?





Author ramal, kalian demo besok2

do you feel it too? (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang