awal mula

6.5K 653 52
                                    

Irene dan seulgi, sudah bukan teman lagi.

Mereka sekarang, bisa dikatakan adalah, sepasang sahabat.

Seluruh masa sma seulgi berubah, 360° derajat, kini ia lebih sering tertawa, tulus pastinya.

Dan ia tidak pernah ditindas lagi.

Kalian bertanya, dimana geng irene?

:)

Kehidupan sma seulgi yang dulu, adalah hal terburuk baginya. Ia bahkan merasa perlu pindah sekolah. Tapi sekarang? Ia memiliki banyak teman, ia pun berencana mengubah gaya hidupnya.

Ia akan menjadi lebih ceria, lebih terbuka, dan lebih easy-going.

Lagipula, dengan adanya irene di sisinya, ia berpikir, ia akan aman saja.

Ironis sekali, sepasang sahabat, yang dulunya adalah sepasang musuh.

Irene, sang penindas, dan seulgi, sang korban.

Yang kini, menjadi sepasang sahabat yang tak bisa dipisahkan.

Perangai irene pun perlahan berubah, walaupun ia masih memiliki image buruk, namun seulgi selalu berusaha membersihkan image buruk milik irene tersebut.

Sehingga, yah, tidak ada yang menatap takut kearah irene lagi.

Tapi, tetap saja, jika ada orang yang terlalu dekat dengan seulgi, dalam artian, nempelin, gelayutan, sok manja sama seulgi, irene dengan senang hati mengambil senjatanya yang ada di mobil, dan mengejar siapapun itu.

Beruang itu milik irene, dan selalu milik irene.

Sedangkan seulgi?

Ia menikmati hidupnya.

Seperti di chap sebelumnya, mereka bahagia bukan?

Harus berapa kali author bilang, mereka bahagia?

Iya, sampe suatu hari, jantung seulgi kambuh.

Segalanya, udah gak ada yang lucu.

Irene panik, seketika perasaan bersalah menghantuinya, dan memakannya.

Irene berlari sembari berusaha menggendong seulgi, menuju lahan parkir.

Ia mendorong minggir siapapun yang ada dijalannya, dan terengah-engah karna ia membawa seulgi, yang lumayan berat dan susah karna seulgi yang sedikit lebih tinggi darinya.

Sesampainya ia dimobil, ia langsung menidurkan seulgi, dan naik bersamanya, menyuruh sang supir untuk langsung ke rumah sakit.

"Kak irene?"

"Yoora!"
"I-iya kak?"
"Cepetan beres-beres, kita ke rumah sakit, kakak otw situ!" ucap irene di telpon, lalu segera mematikan telponnya dan meminta sang supir untuk menjemput yoora dulu.

Irene langsung menjemput yoora, dan mereka bertiga pun dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Kak,kak seulgi gak papa kan?"

"Kakak gatau yoora." ucap irene dengan wajah sendu, dan terlihat sekali nada khawatir darinya.

Yoora memperhatikan wajah kakaknya itu, kok bisa sih?
Apa yang terjadi pada kakaknya?

Irene dengan sigap menelpon dokter teman ayahnya, untuk segera bersiap memeriksa seulgi.

Irene menggendong seulgi sendiri, seulgi yang masih tak sadarkan diri itu berada di punggungnya. Sedangkan yoora berada di belakang mereka.

Irene merasa sangat bersalah. Ia lupa, kalau seulgi memiliki jantung yang lemah, dan ia malah membuat seulgi bermain basket.

Saat itu, ia sedang makan bersama seulgi, sampai tiba-tiba geng irene, menantangnya bermain basket. Tentu saja irene menyuruh seulgi menolak, tapi seulgi malah menerima tantangan itu, karna katanya, ini demi irene.

do you feel it too? (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang