5. Sial

110 7 4
                                    

Nelvira mengabaikan Keringat yang mengalir di pelipisnya, tubuhnya tetap bergerak mengikuti irama musik yang terdengar di ruangan dance.

"Sempurna." Sorak sang pelatih dance ketika melihat grup dance kelas 11 yang beranggota 12 orang itu memainkan gerakan yang memukau.

Riuh tepuk tangan haru dari para anggota ketika gerakan terselesaikan, segala lelah yang mereka rasakan terbayar dengan kalimat pujian dari sang pelatih.

"Pertahankan power yang seperti ini, kalian itu Tim, mangkannya menjaga kekompakan sangatlah penting, jika salah satu gagal maka semuanya juga gagal!" Jelas sang pelatih.

Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore namun dance adalah dunia Nelvira, perempuan itu akan lupa waktu jika sudah menari.

"Merapat." Titah sang pelatih berambut sebahu pada semua anggota.

Nelvira mendekat begitupun dengan yang lainnya. Latihan sudah selesai, kini waktunya pulang.

"Kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing, berdoa mulai."

Eskul telah berakhir dengan sumringah nya para anggota dance, Nelvira keluar meninggalkan ruangan bersama yang lainnya.

Perempuan dengan langkah gedebak-gedebuk menghampiri Nelvira, dari raut wajahnya menampakkan kekesalan.

"Nelvira, Lo tuh lama banget sih, Gue udah nungguin Lo hampir setengah jam, duduk sendirian kaya orang bego, Lo di dalem ngapain aja hah ? lo yang nebeng mobil gue, tapi gue yang nungguin Lo." Celoteh Sifa panjang lebar. Sifa yang mengikuti eskul paduan suara sudah selesai sejak setengah jam yang lalu.

"Sorry-sorry, jangan ngambek dong." Nelvira mencubit pipi Sifa, berusaha menghibur gadis itu. "Lo harusnya bersyukur, gue nebeng kalo ada eskul doang, Indrie hampir tiap hari gue tebengin gak pernah protes." Nelvira terbahak.

"Yee si kampret." Sifa menyentil lengan Nelvira. "gimana goyang bang jali nya, udah bisa ?" Sinis Sifa.

"Gue tuh latihan dance, bukan goyang bang jali." Jawab Nelvira kesal. "Lo sama Indri mah rese, gue dikatain latihan goyang dumang, goyang bang jali mulu." Nelvira menghentak-hentak'kan kakinya, kesal.

"Eehh, Bentar yak Fa, gue mau ganti baju dulu."

"Udah ahh lama."

"Masa gue pulang pake baju kayak gini, kalo di liat guru gimana, bahaya." Nelvira menunjuk baju yang dia pakai. Nelvira memakai baju dance berwarna pink cerah, dengan perpaduan rok pink bergaris putih.

"Gak bakal ada yang liat, guru-guru juga udah pada balik, lagian Lo kan pulang naik mobil bukan naik motor." Sifa menarik lengan Nelvira, memaksa gadis itu untuk berjalan menuju parkiran.

Keduanya berjalan melewati lorong yang akan membawanya ke tempat dimana mobil Sifa berada, parkiran.

Ketika melewati lapangan, Sifa melambaikan tangannya, ada arieyanto yang masih sibuk menggiring bola.

Di sekolah SMA Galur 03 memang sengaja semua eskul jadwal latihannya sama, karena memang tidak boleh mengikuti eskul lebih dari satu.

Mata Nelvira mengikuti arah yang dilihat sahabatnya, penglihatannya berhenti pada sosok lelaki berbaju Biru tanpa lengan. Seolah dia yang paling mencolok dari puluhan cowok yang mengikuti eskul Bola.

"Ngeliatin siapa Lo ?" Tanya sifa. Gadis itu mengikuti arah pandangnya. "Cie ngeliatin Gema ? Lo jadi naksir yak gara-gara di kasih teh manis."

Nelvira yang ketahuan langsung salah tingkah, mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Tapi Gema kalo lagi keringetan gitu makin ganteng ihh." Tanpa sadar Sifa malah memuji Gema, padahal Arie bersebelahan dengan cowok itu.

"Inget Lo udah ada Arie."

GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang