Gema berjalan lesu, hampir di sepanjang jalan Ibunya terus-terusan memarahi dirinya. Gema tidak sendiri, dia bersama Ronal, Guntur dan Julian. Sejak kejadian tadi malam tidak ada yang berubah dari sikap teman-temannya, mereka bersikap seolah tak terjadi apa-apa, terkecuali Ariyanto, sikapnya memang sedikit agak keras dibandingkan dengan yang lain.
"Mamah tuh malu di panggil mulu ke sekolah gara-gara kelakuan jelek kamu, jangan karena Mamah sayang banget sama kamu jadi kamu bersikap seenaaknya, lama-lama Mamah aduin ke papah." Celoteh Gian panjang Lebar.
Gema menghela napas berat. "Kalo gitu aku kabur dari rumah aja, biarin Mamah di rumah sendirian." Kata Gema. Gian memang lebih banyak sendiri di rumah, karena Alatas sibuk terus bekerja di luar kota ataupun di luar Negeri.
"GEMMAAA!" Teriak Gian kesal.
"Jangan marah-marah Tante ntar cantiknya ilang." Kata Ronal mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Tuh Tante udah ada kerutan tau di wajahnya." Guntur ikut bersuara.
"Bener tuh Tante." Sahut Julian.
Gianpun yang nampak panik langsung meraba pipinya. "Masa sih udah ada kerutan ?" Tanyanya. "Gara-gara kamu, Mamah bisa-bisa tua di usia muda." Gian menunjuk Gema. "Pak Maman, kita mampir ke salon dulu sebentar." Perintah Gian pada supirnya.
"Elo semua pada rese." Gema menjitak kepala temannya satu persatu, matanya melirik mobil milik ibunya yang sudah berjalan meninggalkan mereka. "Udah tau nyokap gue lagi kesel malah di panas-panasin."
Guntur mengaduh kesakitan. "Tapi kan niat kita Ngalihin topik pembicaraan, supaya Lo gak kena marah."
"Bener bos." Timpal Julian.
"Tapi cara Lo salah." Kata Gema. "Heran gue punya temen bego-bego semua."
"Lagian kalo printer gak mungkin jadi temen Lo." Seloroh Guntur yang kini tertawa.
"Udahlah jangan di bahas, ntar juga nyokap Lo baikan, Lo anak satu-satunya Ma dan nyokap Lo sayang banget sama Lo." Kata Ronal.
"Kantin yuk ?"
*****
Mereka berjalan terburu-buru, karena kantin yang selalu penuh membuat mereka takut tidak kebagian tempat duduk.
"Lo mau pesen apa Ra ?" Tanya Lintang yang kini sedang memilih menu apa yang akan dia pesan.
"Apa yak ?" Nelvira bertanya pada dirinya sendiri. "Gue pengen pesen kopi aja deh, mata gue ngantuk."
Kopi adalah salah satu minuman kesukaan Nelvira, kalau dia sedang sedih atau pikirannya sedang tak karuan Nelvira melampiaskannya pada Kopi, dia bisa menghabiskan 2 sampai 3 gelas dalam beberapa jam. Dari kopi dia belajar bahwa rasa pahit bisa dinikmati.
"Lo Ndrie mau pesen apa ?" Tanya Lintang pada Indri.
"Gue mau mie ayam pake baso, nasinya setengah porsi aja, jamur krispinya 1, minumnya jus jambu." Indri mendikte menu apa saja yang akan dia pesan. "Ehh satu lagi, gue pengen eskrim, kayaknya enak." Tambahnya.
"Lo serius Ndri ? Ogah banget gue mesenin makanan Lo yang seabreg." Kata Lintang kesal, "Lo pesen aja sendiri."
"Cita-cita pengen kurus, tapi makannya tetep aja porsi tukang kuli." Nelvira menggeleng.
Lintang dan Indri pergi memesan makanan, sedangkan Nelvira duduk menunggu. Sifa tidak bersama mereka hari ini, Arie mengajak gadis itu makan di kelasnya.
Beberapa menit kemudian Lintang membawa satu nampan berisi makanan dan minuman.
"Ini punya Lo." Lintang menyodorkan segelas kopi pada Nelvira.
"Thanks yak ?" Ucap Nelvira yang di balas anggukan. "Indri mana tang ?"
"Lagi ngantri." Lintang menunjuk antrian kantin yang berjejer. " Lagian suruh siapa mesen makanan banyak-banyak."
Tiba-tiba saja Lintang melambaikan tangan. Nelvira mengikuti arah pandangan Lintang. Seharusnya Nelvira melihat Ronal terlebih dahulu karena Lintang melambaikan tangan pada Ronal, tapi justeru orang yang pertama kali Dia lihat adalah Gema, seolah lelaki itu paling mencolok dan menarik perhatian.
"Hai sayang ?" Sapa Ronal yang terdengar manja, tak memperdulikan bahwa ini adalah area sekolah. Akibatnya mereka menjadi pusat perhatian.
Ronal duduk berhadapan dengan Lintang.
"Kamu udah makan ?" Tanya Lintang.
"Belum, mangkanya suapin dong." Goda Ronal. "Aaaaa ?"
Nelvira memalingkan wajahnya, sekarang dia menjadi lalat hidup, yang menonton orang berpacaran. Terlihat menjijikan atau mungkin ini perasaan iri karena dirinya berstatus single.
Nelvira kaget bukan main, ketika dilihatnya Gema sekarang sudah duduk di sampingnya.
"Iiihh Lo ngapain kok duduk disini ?" Nelvira mendorong bahu Gema.
"Terserah gue dong, gue sekolah disini bayar, jajan disini juga bayar." Kata Gema.
"Bukan, maksud gue, kenapa dari sekian banyaknya kursi kenapa Lo milih duduk disini ?" Tanya Nelvira kesal.
"Lo liat, apa ada kursi kosong selain yang ini ?"
Nelvira mengedarkan pandangannya ke sekeliling kantin, ramai. Tidak ada kursi kosong, bahkan ada beberapa siswa yang duduk di kursi 1 di pakai berdua.
Nelvira memalingkan wajahnya, meminum kopi yang tadi dia pesan, berharap mood nya kembali membaik.
"Ini hari ke-6 Ronal sama Lintang pacaran." Kata Gema.
Keduanya melirik kearah Ronal yang kini sedang suap-suapan. Tidak ada tanda-tanda akan berakhirnya suatu hubungan.
"Gue masih punya waktu besok, bakalan gue pastiin mereka putus !" Tegas Nelvira. Nelvira jadi parno sendiri, besar kemungkinan dia akan kalah.
"Dalam kamus hidup gue gak pernah yang namanya ngalamin kekalahan." Kata Gema, membangggakan diri sendiri. "Lo tunggu disini, biar gue traktir buat ngerayain kemenangan gue." Gema bangkit dari duduknya, menghampiri salah satu kantin yang kosong dan memesan makanan.
"Ehhh gemaa gue belum kalah !!" Teriak Nelvira.
"Apaan sih Ra teriak-teriak ?" Indri nampak kelelahan membawa nampan yang berisi penuh makanan. "Ciiee abis ngobrol apaan Lo sama Gema ?" Tanya Indri, ketika melihat arah pandang Nelvira ke arah Gema. "Kayaknya makin Deket nih." Godanya.
"Apaan sih Lo," Nelvira mendelik sebal. "Orang gak ada apa-apa." Katanya.
"Yakin Lo gak ada apa-apa ?"
"Yakinlah." Jawab Nelvira. "Ndri Lo deketin Ronal dong please, buat mereka berdua putus, katanya Lo pengen hp, ntar hp gue buat Lo." Nelvira memohon dengan mengedipkan kedua matanya.
"Anjjeerr, Lo gila ya ?" Sentak Indri. "Yang bener aja, masa gue nusuk temen gue sendiri." Dengan nafsu Indri memasukan baso yang dia pesan ke dalam mulutnya. "Gue gak mau !" Tegasnya.
Nelvira mencebikkan bibirnya, sekarang dia benar-benar parno, apa yang harus dia lakukan untuk membuat Ronal bisa memutuskan hubungannya dengan Lintang.
Gema membawa nampan berisikan dua mangkok mie ayam, terlihat kesusahan untuk menyeimbangkan sehingga membuatnya agak oleng.
"Gue kan belum kalah !" Sahut Nelvira.
Gema menyodorkan mangkok yang berisikan mie ayam. "Gue pasti menang !" Ujarnya tegas.
Cowok berperawakan tinggi berwajah dingin itu berjalan menghampiri Nelvira, duduk tepat di depannya, mendahului gerakan Gema.
Agitria menyodorkan mangkok baso yang sedari tadi dia bawa, tanpa memperdulikan Gema yang sudah lebih dulu memberikan Nelvira makanan.
"Makan !" Perintahnya tegas. Malah terdengar seperti memaksa.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema
Teen FictionApril 2020 , update setiap hari ! Gema Geraldino Alatas. Ketua geng Cobam yang selalu jadi pusat perhatian Siswi SMA Galur 03. Selain terlahir dari keluarga kaya raya, wajahnya yang tampan seolah menjadi bukti sayangnya Tuhan pada Gema yang diciptak...