9. Rencana

71 6 2
                                    

Kelima remaja tersebut sedang berdiskusi, menyusun rencana untuk membalas perbuatannya Geng Rador. Biasanya mereka ber-enam, hanya saja Ihsanudin tidak hadir karena harus les bahasa Inggris.

"Berarti besok malem yak kita ke markasnya geng Rador ?" Tanya Julian setelah pembahasan mengenai rencana tersebut selesai.

"Kalo perlu sekarang aja gak usah nunggu besok !" Arie yang sudah emosi semakin tak sabar. Sedikit bahas soal Arie, Arie satu-satunya sahabat Gema dari mulai dia SD, Arielah yang paling tak terima jika Gema kenapa-napa.

"Iya Ma, tangan gue udah gatel pengen ngehajar geng Dora." Ronal ikut menambahkan.

"Gue juga penginnya sekarang, cuma gue dapet informasi katanya Rendi lagi ke bandung." Kata Gema. "Jadi percuma kita serang geng Rador kalo pemimpinnya gak ada." Sambungnya.

"Iya yak ? Sama aja bohong." Kata Guntur.

Akhirnya mereka memutuskan untuk menyerang geng Rador besok, dengan segala rencana yang telah di susun, pembahasan pun selesai.

Gema mengaduk susu coklatnya, dia sedang memikirkan bagaimana caranya agar bisa memenangkan taruhan, Gema tidak terbiasa dengan kekalahan, dia harus menang.

"Ada yang mau gue bicarain sama Lo ?" Mata Gema terarah pada Ronal yang sibuk memainkan ponselnya.

"Nal, Gema mau ngomong tuh." Guntur menepuk bahu Ronal, yang refleks membuatnya menoleh.

"Sama gue ? Kenapa Ma ?" Ronal menaruh ponselnya.

"Lo jadian sama Lintang ?" Tanya Gema To the point.

"Kok Lo tau sih ?" Tanya Ronal.

"Adek kelas yang kemaren kenapa Lo putusin?"

Ronal mengingat-ingat adek kelas yang di maksud oleh Gema. "Ohh, si Hesti." Katanya. "Iya gue putusin, abisnya gak ada waktu sih buat gue, dia sibuk melulu latihan paskibra." Jelasnya.

Gema mengangguk. "Lo sama Lintang jadian udah berapa hari ?"

"Baru 2 hari." Ronal menghisap rokoknya dalam, menyisakan kepulan asap yang mengepul di udara. "tapi kayaknya Bentar lagi bakalan gue putusin, soalnya dia orangnya ribet, ngatur-ngatur mulu, kemana-mana gue harus ijin, rese ahh !!" Jelas Ronal.

Gema menghela nafas gusar, kemungkinan besar dirinya akan kalah.

"Emangnya kenapa bang ? Kok tumben nanya kek gitu ?" Julian yang tertarik pada topik pembicaraan ikut bertanya.

"Iya Ma, biasanya Lo cuek-cuek aja Ronal gonta-ganti cewek beberapa kali juga." Kata Arie.

"Kali ini gue pengen Lo bersikap sebagai seorang laki-laki, bukan seorang pecundang." Mata Gema terarah pada Ronal.

"Maksudnya Ma ?"

"Maksudnya, gue pengen Lo tanggung jawab dari awal sampe akhir sama perasaan dia. mau berapa orang lagi yang hatinya hancur gara-gara Lo ?cukup Hesti aja cewek terakhir yang Lo mainin perasaannya, Lo harus inget bahwa karma itu berlaku !" Gema memberi jeda di tengah kalimatnya. "Lo juga Tur, kalo Lo suka sama cewek harusnya Lo langsung ngasih kepastian, jangan ngasih harapan ke semua cewek." Kali ini perkataan Gema di tujukan pada Guntur.

"Apa yang buat Lo gak bisa bertahan dalam suatu hubungan ?" Tanya Gema lagi.

Ronal menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. "Gue orangnya bosenan, belum nemuin yang tepat aja buat di hati gue." Ungkapnya.

"Lo belum nemuin yang tepat karena disetiap Lo bosen sama cewek, pacaran seminggu langsung putus." Gema meminum susu coklatnya yang sudah dingin. "Sedangkan kalo masa pacarannya 2 minggu itu udah paling lama di sejarah hidup Lo, tapi sayangnya dibarengin sama selingkuh."

Dalam beberapa menit situasi menjadi hening, sebelum akhirnya Ronal angkat suara.

"Sori ya Ma kalo gue lancang, terus hubungan Lo sama Yulianah itu apa ? Bukannya itu sama aja Lo nyakitin hati dia ?" Ronal memberanikan bertanya hal tersebut pada Gema.

"Gue emang sayang sama Yulianah, tapi cuma sebatas sayang sebagai seorang sahabat, gak lebih dan Yulianah juga tau soal itu." Jawabnya jujur.

"Tapi Yulianah sayang sama Lo bukan sebatas sayang seba seorang sahabat, dia sayang sama Lo lebih dari itu, Ma." Ujar Arieyanto.

"Itu urusan dia." Jawab Gema.

"Kalo sirly ?" Tanya Guntur. Sirly adalah ketua dance kelas 12 yang menyukai Gema sejak dulu. Beberapa kali mengungkapkan perasaannya terang-terangan, namun selalu berakhir dengan penolakan.

"Sirly ?" Gema mengeja namanya. Sudut bibir Gema terangkat, tersenyum menyeringai. "Udah kesekian kalinya gue nolak dia, gue kira itu udah lebih dari cukup buat ngasih penjelasan ke dia, kalo gue emang gak ada perasaan apa-apa." Jelasnya.

Ponsel Gema berdering, dilihatnya siapa yang menelpon. Disana tertulis nama Sifa, Gema langsung menunjukannya pada Arie.

"Cewek Lo Rii." Kata Gema, dia menunjuk layar ponselnya.

"Hallo fa ? Arie disini sama gue, tenang aja dia gak selingkuh kok, kalo dia macem-macem entar gue lapor sama Lo." Gema memulai topik pembicaraan."

"Ini gue Nelvira bukan Sifa." Katanya di seberang telepon."

Gema terlonjak, dia berdiri dari posisinya yang duduk bersila. Padahal Gema sudah terbiasa di hubungi oleh perempuan, tapi kenapa kali ini rasanya berbeda. jantungnya terasa terpompa lebih cepat.

"Hallo ? Lo denger suara gue gak ?" Kata Nelvira.

"Iya gue denger, kenapa Lo nelpon gue ? Di tagih biaya rumah sakit ? Udah gue bayar." Kata Gema. "Atau, Lo kangen yak sama gue ? Kita'kan baru aja ketemu masa udah kangen aja." Gema terkekeh geli.

"Jangan kebanyakan ngarang, ke rumah sakit sekarang juga, ada yang harus gue bicarain."

Gema mengernyit, mencoba menebak-nebak apa yang akan gadis itu bicarakan.

"Kalo gue gak mau gimana ?"

"Lo harus ke rumah sakit sekarang juga, ini penting !" Nada suara Nelvira terdengar meninggi.

"Lo kangen sama gue kan ? Ngaku ?"

"Gema !!" Teriak gadis itu. "ini bukan waktunya buat becanda, kesini sekarang juga !!" Nada suara Nelvira terdengar tak sabaran.

"Bilang dulu Lo kangen sama gue ?"

"Iya-iya gue kangen, udah cepetan kesini." Jawab Nelvira yang terdengar terpaksa.

Sambungan telepon terputus, menyisakan Gema yang kini malah tertawa geli.

"Yang nelpon cewek gue ?" Tanya Arie dengan tatapan penuh kecurigaan.

Gema tertawa. "Santai, yang tadi nelpon Nelvira pake hp cewek Lo."

Gema bangkit dari duduknya,dia mengingat pembicaraan dirinya dan Ronal yang sempat tertunda. "Lo dengerin kata-kata gue, Lo harus coba dulu pacaran sama Lintang selama satu bulan, kalo selama satu bulan Lo ngerasa dia bukan orang yang tepat, tinggalin." Sarannya. Gema memakai jaketnya sebelum akhirnya melanjutkan kalimat. "Tapi kalo selama sebulan Lo ngerasa dia cewek yang tepat, hubungin gue, gue ganti motor butut Lo sama motor ninja."

"Gue keluar dulu sebentar, inget kata-kata gue yak, bersikaplah sebagai seorang laki-laki." Gema menepuk pundak Ronal sebelum akhirnya dia melenggang pergi keluar. Meninggalkan koor membahana antara mereka.

Tentang Gema yang mendadak bijak, tentang Ronal yang dijanjikan sebuah motor, tentang teka-teki apa yang sebenarnya sedang dijalani oleh Gema ?

GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang