11. Debat

54 5 5
                                    

Sejak kemarin pikiran lelaki itu sibuk memikirkan perkataan ibunya. Alatas yang tak lain adalah ayahnya Gema menyuruh Gian untuk membujuk Gema agar dirinya menjalin hubungan dengan Yulianah yang tentu lebih dari sekedar teman. Tahun depan akan diadakannya kerjasama antara perusahaan ayahnya Gema dan yulianah, tentu dengan keuntungan yang sangat besar. Maka dari itu terjalinnya hubungan antara Gema dan yulianah hanyalah sebagai simbol bersatunya perusahaan mereka.

"Weeiitt, jangan ngelamun, entar kesambet." Ronal menepuk bahu Gema.

"Kemarin juga ayam gue ngelamun, besoknya mati." Kata Julian yang terdengar mistis. "Jangan ngelamun ah, gue takut kehilangan Elo." Suara Julian terdengar manja.

"Sinting Lo yak ?" Gema mengedikkan bahunya ngeri.

Guntur tertawa. "Parah Lo Jul Gema disamain sama ayam."

"Tur, ada murid baru, adek kelas, namanya Viona." Ronal menunjukan photo Viona. "Cantik banget gila, bodynya beuhh kaya gitar spanyol."

"Anjjeerr gebleg," Guntur menggeleng-gelengkan kepala. "Tapi enggak ah, entar nambah bikin ribet, heran gue sama semua cewek yang gue deketin, terus-terusan minta kepastian, padahal'kan lebih asik temenan." Kata Guntur.

"Mangkanya kaya gue Tur." Ronal menepuk pundak Guntur. "Seminggu pacaran seminggu putus." Kata Ronal yang terdengar bangga.

Gema bangkit, menjitak kepala Ronal dan Guntur. "Lo berdua sama aja, sebelas dua belas, playboy cap keset." Sindir Gema. Kemudian merampas ponsel milik Ronal.

Dilihatnya photo perempuan yang ada di wa. Biasa aja ! Batinnya. Dengan gerakan cepat Gema mem-block wa Viona.

"Gema balikin ahh rese !" Teriak Ronal, lelaki itu berlari mengejar Gema. "Yah kok di blok sih." Ucapnya terdengar kesal dan kecewa.

"Ehh kampret, omongan gue waktu itu ternyata cuma masuk kuping kanan keluar kuping kiri." Gema memiting leher Ronal.

"Abisnya iman gue tergoda kalo liat cewek cantik."

"Muka Lo biasa-biasa aja, jangan so'soan jadi playboy." Balas Gema. "Pegangin woy pegangin ini anak." Gema memerintah Julian dan Guntur.

Ronal yang pasrah kini terlentang di kursi kantin dengan kedua tangan yang di pegang oleh Julian dan Guntur. Sedangkan Gema berada di atasnya, menggelitik pinggang Ronal dan membuat lelaki itu tertawa lemas.

"Gue udah bilang sama Lo bersikaplah sebagai laki-laki yang bertanggung jawab, ini hukuman buat Lo." Gema duduk di atas paha Ronal kemudian menggelitik pinggang lelaki itu hingga terkulai pasrah.

"Ma kita telanjangin aja." Guntur menyarankan ide gilanya.

"Gema apa yang lagi Lo lakuinn !!"
Teriakan Arie membuat ketiganya menoleh. Arie menutup wajahnya seakan adegan yang dia lihat adalah adegan dewasa.

Gema melihat posisinya sekarang, sadar bahwa jika orang yang tak mengetahui kejadian yang sebenarnya akan mengira ke hal yang bukan-bukan.

"Enggak Rie, ini gak seperti yang Lo liat, gue cuma lagi ngasih hukuman aja ke si Ronal alias playboy cap keset !!" Gema berjalan mendekat kearah Arie.

"Aaahhhh, aku ternoda !" Teriak Ronal.

"Tenang, kalo Lo bunting gue tanggung jawab." Seloroh Guntur.

"Apaan Ri manggil gue ?" Tanya Gema.

Ari menoleh. "Lo di panggil pak Deni di ruang BK."

*****

"Assalammualaikum pak ?" Ucap Gema ketika membuka pintu ruang BK yang hanya di tempati oleh Pak Deni.

Mengetahui tak ada jawaban, buru-buru Gema menjawab salamnya sendiri. "Waalaikumsalam." Gema nyengir sendiri. "Kalo gak di jawab kan dosa."

Dilihatnya ada perempuan dengan rambut terurai, perempuan tersebut menoleh, mata coklatnya selalu terlihat terang ketika terkena cahaya.

"Lo di panggil juga ?" Tanya Gema.

Nelvira bangkit dari duduknya. " Ini semua tuh gara-gara Lo !!"

"Kok gara-gara gue sih ?" Tanya Gema bingung.

"Pak Deni tau tentang kejadian kita yang di kantin !" Kata Nelvira kesal.

"Kejadian apa sih ?"

"Itu yang waktu Lo itu itu ke gue." Ungkap Nelvira yang terdengar malu.

Nelvira sendiri masih teringat bagaimana malunya ketika Gema menciumnya di kantin. Nelvira menggeleng mencoba menghapus kejadian tersebut di memorinya.

Gema sendiri tertawa geli melihat ekspresi Nelvira yang terbilang lucu. Kemudian Gema berpikir ingin melakukan ide gila tersebut sekali lagi.

"Ehh apa-apaan Lo ?" Nelvira menahan tubuh Gema yang berjalan mendekat. "Berhenti gak ?" Perintah Nelvira.

Gema tersenyum menyeringai, matanya menatap Nelvira dalam. Nelvira terpojok, badannya seperti mati rasa, sebenarnya bisa saja melawan, tapi rasanya dia kehilangan tenaga.

"Satu-satunya cara biar mulut Lo bungkam." Gema menunjuk bibirnya, kemudian menunjuk bibir Nelvira.

"GEMMAAA !!!"

****

GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang