#1

22.4K 858 50
                                    


Aku baru belajar nulis cerita, dan ini cerita pertama aku mohon dimaklumi yah.

Typo bertebaran.

***

Gadis itu menatap penampilan seragam barunya didepan cermin lalu sedetik kemudian membuang nafasnya kasar.

Hari ini ia harus memulai kisahnya kembali di kota yang seharusnya sangat dia hindari selama 3 tahun ini. Kota yang mengingatkan sekaligus mengajarkan hatinya bagaimana rasanya disakiti, dikhianati dan ditinggalkan begitu saja. Di kota inilah dia menemukan luka paling besar didalam hidupnya yang sampai saat ini masih basah dan belum terobati.

Jika saja ia tidak dipaksa, dia tidak ingin kembali menginjakkan kakinya di kota ini lagi, jakarta.

Ia sudah bosan dengan permainan takdir yang tidak kunjung selesai. Dia hanya ingin kembali seperti dulu, dimana tidak ada beban yang harus dipikul. Yang ada hanya senyum dan tawa keceriaan. Ia ingin kembali dan menghapus semua luka itu tapi sangat sulit. Dia tahu semua itu butuh proses.

Tes.

Satu bulir air mata itu berhasil lolos dari pelupuk matanya.

Tes.

Tes.

Tes.

Gadis itu menutup kedua matanya ketika dirasakan cairan itu semakin deras mengalir. Dia benci menangis tetapi selalu saja ini yang terjadi jika ia kembali mengingat luka lamanya.

Cukup. Ia tidak ingin membahas luka itu lagi yang hanya akan membuat dadanya semakin sesak.

Dia bertekad akan melupakan masa lalunya dan memulai cerita barunya.

Ceklek.

"Ta lo baik-baik aja?" tanya laki-laki yang baru saja membuka pintu kamar gadis itu.

"Iya," jawab gadis itu singkat sambil tersenyum tipis meski matanya masih terlihat sembab, lalu beralih mengambil tasnya dan keluar sambil menggandeng laki-laki itu untuk turun kebawah menuju ke meja makan.

Terlihat orang tua mereka yang sudah duduk di meja makan menunggu kedatangan mereka dengan senyum hangat.

"Kamu nggak papa sayang?" tanya ibunya hati-hati.

"Iya ma," jawab rachel memaksakan senyumnya.

"Maaf sayang papa tahu ini berat buat kamu tapi papa mau kamu berubah seperti dulu lagi. Papa sedih lihat kamu yang sekarang. Papa ingin lihat tata papa yang ceria, yang nakal, yang selalu bikin papa kesal karena tingkah kamu yang pecicilan kalau lagi jalan di tempat umum, yang tiap pagi jahil sama papa sebelum ke sekolah. Bukan tata yang punya sikap dingin, yang selalu mengurung diri dikamar, nggak mau bergaul dengan lingkungan sekitar. Papa cuman rindu tata papa yang dulu," ujar pria itu parau. Bahkan istrinya sudah menangis dan memeluk pria itu.

Rachel yang mendengar ungkapan dari papanya merasakan hatinya sesak. Ia menatap lelaki disampingnya dengan mata berkaca-kaca yang hanya dibalas tatapan sayu dari abangnya.

"Agatha usahain," jawabnya singkat sambil menunduk menyembunyikan air matanya yang siap mengalir kapan saja.

"Iya papa yakin tata pasti bisa melewati semua ini." Pria itu menepuk bahu rachel memberikan kekuatan di sana. "Ya udah ayo makan, ini kan hari pertama kamu masuk sekolah baru, harus semangat." Lanjut pria itu kemudian mulai menyantap makanannya.

RachelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang