#20

4.6K 286 14
                                    

Abaikan typo.

Vote and comment.

Happy reading :")

***

"aw" ringis rachel ketika berusaha membaringkan tubuhnya kembali ke tempat tidur dibantu oleh aurel.

"huff lo hutang cerita sama gue"

rachel mengangkat sebelah alisnya tidak mengerti maksud aurel.

"gimana lo bisa kaya gini?"

"ya gitu"

"ck, ceritain rachel"

rachel terkekeh sedangkan aurel menatap hadis didepannya dengan kesal.

"iya iya, jadi...." rachel menceritakan semuanya, dari awal dia ditarik dari dalam kelas, sampai dibawa ke rumah sakit ini. aurel yang mendengar dari tadi berusaha meredam emosinya yang akan meluap-luap.

"ka bila benar-benar keterlaluan dia harusnya dikeluarin dari sekolah"

rachel hanya diam tidak menanggapi ucapan aurel yang tidak bisa diam daritadi.

***

"gue kan udah bilang lo jangan dulu sekolah, keras kepala banget sih".

ragel daritadi tidak berhenti menceramahi rachel yang keras kepala dan bersikukuh untuk pergi ke sekolah.

"apa sih bang, gue gakpapa juga kok" jawab rachel yang kini sudah duduk di bangkunya.

"gakpapa gimana ini kamu lagi sakit sayang" arkan ikut menambahkan ucapan ragel sedangkan rachel hanya memutar bola matanya malas.

"yaudahlah keras kepala banget sih" ragel berlalu dari hadapan arkan dan rachel.

"arkan kemarin lo sama ragel kemana?" tanya gadis itu tanpa menghadap ke arkan.

"ngurusin surat bila yang dikeluarin dari sekolah" jawab arkan santai.

rachel yang tadinya sedang bermain ponsel, sekarang menghadap lelaki dihadapannya dengan terkejut.

arkan terkekeh malihat wajah terkejut gadisnya.

"jangan bercanda"

"gak bercanda"

"kenapa dia dikeluarin?"

"kan dia ngebully lo"

"tapi kan gak perlu sampai dikeluarin"

"dia harus dikeluarin, kalo gak dikeluarin dia bisa aja ngelakuin hal kaya gini ke orang lain"

"lagi pula dia harus tanggung jawab apa yang udah dia perbuat"

Arkan mengusap kepala rachel lembut, sedangkan gadis itu tidak dapat menjawab lagi.

"yaudah yuk ke kantin" ajak lelaki itu sambil menggandeng tangan rachel, tapi gadis itu menolak.

"gak mau"

"kenapa gak mau?" tanya arkan lembut.

"perut gue sakit" jawab rachel sambil menunjuk perutnya.

"oh dedek bayinya udah mau keluar ya?" tanya arkan bercanda, sedangkan rachel langsung mencubit pinggang lelaki itu kuat membuatnya berteriak.

"ya ampun bercanda sayang" arkan terkekeh, meskipun masih mengusap pinggangya yang baru saja mendapat serangan.

"kenapa bisa sakit perut?"

"ya kalo sakit mau gimana lagi"

"ya ampun gue cuman nanya" arkan tertawa kencang.

"gausah banyak nanya" jawab rachel sarkastik sambil menatap tajam arkan.

Arkan mengangguk mengerti dan berjalan keluar dari kelas dengan santai. Gadis itu membanting-banting bukunya diatas meja karena merasa kesal dengan sikap arkan karena lelaki itu tidak berusaha membujuknya tetapi malah berjalan santai keluar kelas.

setelah cukup lama membanting bukunya di meja hingga hampir rusak, gadis itu memilih menggunakan headset lalu menenggelamkan kepalanya diatas meja dan berusaha untuk tertidur.

***

"Tata bangun" arkan mengguncang pelan bahu rachel membuat gadis itu terbangun dari tidurnya.

"makan dulu" tunjuk arkan ke makanan yang ada didepannya.

Rachel mengangguk mengerti dan langsung menyantap makanannya, karena cacing-cacing di perutnya sudah berteriak dari tadi.

Arkan memberikan sebuah kantung plastik besar kepada rachel setelah gadis itu menyelesaikan makannya.

"ini apa?"

"buat lo, gue gak tau merek apa yang lo pakai jadi gue beli semuanya" jawab arkan dan pergi meninggalkan kelas.

Gadis membuka kantung plastik itu dan terkejut melihat isinya, tapi sedetik kemudian terkekeh.

Bagaimana mungkin lelaki itu mau masuk ke dalam sebuah supermarket dengan menggunakan seragam sekolah, lalu membeli pembalut dan kiranti untuk dirinya.

Yang membuat gadis itu terkekeh adalah karena arkan membeli banyak sekali pembalut dengan merek yang berbeda-beda hanya karena tidak tau merek apa yang dipakainya.

"itu apa hel?" tanya aurel membuyarkan lamunan rachel.

Rachel menunjukan isinya membuat aurel terkejut dan tertawa.

"siapa yang ngasih?"

"Arkan"

"dia yang beli sendiri?" rachel mengangguk mengiyakan.

"gue gak percaya" aurel menutup mulutnya tidak percaya.

"gue juga gak nyangka"

"ya ampun romantis banget sih" aurel berteriak membuat yang lain menatapnya tajam.

***

"itu apa?" tanya ragel saat rachel memasukan kantung plastik itu kedalam mobil

"hadiah"

"hadiah dari siapa?"

"arkan"

"banyak banget kayaknya isinyi, kantungnya aja sampai penuh gitu"

"kapan dia ngasih"

"tadi"

"btw, isinya apaan sih?" tanya ragel penasaran.

"banyak nanya" balas rachel ketus.

"ya udah iya iya, cepat masuk ke mobil"

memang hari ini rachel tidak berangkat dengan arkan, karena ragel memaksanya untuk berangkat bersama.

gadis itu memasuki mobil dan mulai meninggalkan area sekolah.

ting..

handphone gadis itu berbunyi tanda ada notifikasi yang masuk.

Arkan : jam 4 aku jemput sayang.

Rachel tersenyum membaca pesan dari arkan.

Arkan : 😘😘

***

Akhirnya aku bisa up juga yey. Udah lama banget ya aku gak up. Sorry aku lagi sibuk makanya gak sempat ngetik. Tapi habis ini aku usahain buat lancar ngetiknya.

Btw, aku minta maaf ya kalau ada salah, mumpung ini bulan pusa gaess, dan juga selamat menunaikan ibadah pusa bagi seluruh umat islam.

Sampai ketemu lagi di part berikutnya gengs

RachelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang