6.

20 4 5
                                    

Hari jumat, Stella teringat akan Freedom Charity yang diadakan sekolahnya, jika saja dia bangun lebih siang, tapi kali ini Stella dikejutkan oleh pembantunya yang tergopoh-gopoh masuk ke kamarnya.

"Non, kok kamar sebelah ada cowok?" tanya bibinya takut-takut.

"Oh iya, temen aku kemarin nginep, Stella yang suruh dia tidur disana,"

"Tapi non--" Stella mengangguk, "Saya tau bi, bilang aja ke papa kalo Stella yang nyuruh Nix tidur di kamar itu,"

"Bibi mau beresin kamar? Nanti aja bi, biar Stella sendiri yang bersihin," kata Stella.

"Ya sudah non, bibi buatkan sarapan dulu,"

Stella tersenyum, "Makasih bi," setelah bibi undur diri dari kamar Stella, Stella kemudian bangkit untuk mencuci wajahnya dan menggosok deretan giginya.

Setelah selesai urusannya di kamar mandi, Stella keluar dari kamar mandi dan menemukan Nix yang berbaring di kasurnya.

"Nix?" Herannya.

"Gue gak bisa tidur semalem," kata Nix, tatapan Stella melembut.

"Yaudah lo, tidur dulu aja disini," kata Stella meninggalkan Nix.

"Stell," suara itu datang bersamaan dengan langkah kaki Stella yang berhenti dan tangan Stella yang di genggam lemah.

"Disini aja," Stella terkekeh geli.

"Lo bisa manja juga ya ternyata," kata Stella, dia mengusap rambut Nix yang menarik perhatiannya.

"Gue turun buat ngambil sarapan, bentar doang kok," kata Stella setelah mengusap rambut Nix yang semakin berantakan.

"Buruan balik, gue gak enak sama bibi lo," Stella meng-iyakan lalu melangkah keluar kamar, pembantu satu-satunya lari terbirit-birit keluar dari kamar yang tadinya di tiduri Nix.

"Non, temen non ilang," katanya panik.

Stella terkekeh,"Enggak bi, dia tadi pindah ke kamar Stella karena gak bisa tidur," katanya.

"Oh, kirain temen non jelmaan makhluk halus," kata bibinya seakan-akan saat itu juga ada hantu yang lewat dan membuat buku kuduknya berdiri.

"Ya enggak lah bi, Stella aja takut sama begituan," kata Stella sambil menuruni tangga, disaat bersamaan, Gerard datang.

"Dad, tumben," kata Stella.

"Mama nggak masak karena berangkat ke Malang," kata Gerard lalu menuju dapur bersama dengan Stella.

"Dad liat mobil Nix diseberang, orangnya mana?"

"Di kamar Stella, lagi tidur, tadi katanya semalem gak bisa tidur," jawab Stella jujur.

"Dia tidur di kamar itu?" Stella mengangguk. "Stella yang suruh dia tidur dikamar itu," lanjutnya.

Gerard tertawa, "Astaga," katanya selanjutnya.

Stella hanya mengerutkan dahi, dia mengambil piring dan sarapan hari ini.

"Kemana?" tanya Gerard ketika putrinya membawa pergi makanan.

"Ke kamar, kata Nix dia sungkan sama bibi karena udah tidur di kamar itu," kata Stella yang sudah menginjak tangga, Stella segera mempercepat langkah, dan membuka pintu kamarnya menggunakan jari kelingking dan masuk. Meletakan sarapannya di meja belajar lalu menatap Nix yang tertidur pulas.

Stella membuka balkon, menyiapkan meja dan kursi di sana lalu membawa makanan dan air mineralnya ke balkon tidak lupa menutup pintunya agar angin pagi tidak masuk ke dalam, Stella tidak ingin membangunkan Nix.

PIECES ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang