"Hey, I worried about you,"
🍃
"I see you, hi again Stella,"
-+-
Nix langsung pulang saat itu juga meskipun sudah larut malam, Stella juga sudah pulang bersama Gerard.
"Dok, saya mohon, jangan bilang sama siapapun soal apa yang terjadi dengan kepala saya ya?"
Dokter menggeleng, "Tidak bisa nak, harusnya kurang lebih orang tuamu tahu apa yang terjadi denganmu,"
"Saya tidak ingin membuat mereka khawatir dok, please, jangan bilang sama siapapun," Nix mengatupkan kedua tangannya didada.
Dokter menghela nafas panjang, "Ya sudah, tapi kamu ingat kata pepatah kan? Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga,"
"Saya ngerti dok, ini gak akan lama, karena saya juga merasa gak nyaman karena terus-terusan bohong,"
"Baguslah, karena berteman dengan kebohongan itu gak baik," Dokter kemudian mendorong kursi roda Nix menuju luar kamar. Mengantarkannya ke ibunya.
-+-
"Itu orangnya?" tanya seorang dokter bersama pasiennya yang ada di kursi roda.
"Iya dok, saya nggak tahu mau gimana lagi, saya takut dok,"
"Oke, kita lanjutkan di ruangan kamu saja,"
-+-
Paginya, Stella bangun pukul sembilan, bukannya siap-siap, Stella malah bermalas-malasan, bukannya tidak ada kegiatan, Stella hanya malas dan lelah karena terbangun dengan perasaan bersalah semalaman.
Yap, Stella kemarin pulang sekitar pukul sebelas dan sesampainya dirumah, bukannya tidur, Stella masih terjaga bahkan dia sempat memesan sushi di tengah malam. Untung saja pihak restoran tidak keberatan mengantar ke rumah Stella.
Merasa masih kenyang, Stella hanya turun lalu bermalas-malasan di sofa depan televisi sambil menonton Spongebob, kali ini dia sadar jika parabola televisinya sudah di cabut oleh ayahnya.
Stella tidak melihat ayahnya seharian ini, mungkin ayahnya 'pulang' ke rumah.
Stella kadang bingung dengan apa yang terjadi pada keluarganya sepeninggal ibunya.
~
Stella sedang beristirahat waktu itu, teman-temannya sedang berbisik-bisik di pojokan kelas ketika Stella melewati gerombolan temannya.
Bingung, Stella pun bertanya.
"Ada apa sih?" tanya Stella.
Salah satu temannya menunjukan ponselnya,
KECELAKAAN LALU LINTAS MEMAKAN KORBAN, DIDUGA PELAKUNYA SISWA KELAS IX SMP GUNTURBUMI.
Stella men-scroll kebawah melihat beberapa foto.
"Eh aku tadi ke kantin, dan ku gak lihat kak Bryant sama sekali, masa dia bolos?" Tanya seorang yang ikut duduk di sebelah temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES ✔
General Fiction[COMPLETE] Dia kacau, hilang dan terbebani masa lalu pahit yang menimpa tiga tahun silam. Tapi Dia tersenyum, tertawa dan bersenang-senang seakan masa lalu hanyalah sampah. Namun Dia paham, bahwa yang terjadi didalam hidupnya adalah skenario takdir...