17

12 1 0
                                    

"Lupakan apa yang pernah kukatakan padamu, aku adalah orang yang sama,"

-+-

Stella menggeram marah, ingin sekali memukul laki-laki yang --entah sengaja atau tidak-- menjatuhkan lengannya di salah satu bagian sensitif Stella.

Segera Stella memindah lengan orang itu dan bangun, kembali lagi bersandar di pohon.

"Jangan diganggu, lagi tidur juga," kata orang disampingnya membuat Stella menoleh dan mendapati laki-laki yang tadi dengan wajah bangun tidurnya.

Cute.

Stella menggeleng, mengenyahkan pikirannya tentang laki-laki yang mengenakan hoodie hitam itu.

"Kenapa? Ada yang aneh sama mukaku?" tanya laki-laki itu polos sambil meraba kedua pipinya.

Stella menggeleng samar, masih dengan tatapan aneh yang dilemparkan pada laki-laki itu.

"Terus, kenapa di liatin?" Stella menoleh malu lalu memasang headset ditelinga dan memutar lagu.

Stella menoleh kekiri dan kanan, memperhatikan bagian belakang dari taman ini yang sudah mulai sepi, lalu dia menoleh kebelakang, bagian depan taman masih lumayan ramai.

Mata Stella menangkap sosok ayah dan anak, yang terlihat akrab dan menyayangi.

Mata Stella menyipit, bibirnya melengkung miris, seandainya hubungan Stella dengan ayahnya seperti itu.

Stella terus tersenyum miris menatap kedua orang yang duduk dibelakangnya tadi sampai dia tidak sadar perutnya sudah keroncongan.

"Hey," tepukan di pundaknya membuat Stella menoleh.

"Makan," kata laki-laki tadi memberikan sepotong sandwich yang masih ada plastiknya.

Stella melepas headsetnya, "Nggak usah, aku bisa beli makanan sendiri,"

Tapi laki-laki itu tetap menyodorkan sandwich itu kehadapan Stella dengan polosnya, "Makan,"

Stella menghela nafas, "Makasih," kata Stella setelah menerima sandwich itu.

"Kamu nggak pulang?"

Stella menoleh lagi, "Nanti,mungkin." jawab Stella. "Kamu sendiri?"

"Sebentar lagi mungkin,"

"Wolf, kau berbicara dengan siapa?" tanya seorang perempuan.

"Ah, tidak ada. Jangan dipikirkan, makanlah. Dimana ayah?"

"Ayah pergi untuk bertemu seseorang di ujung taman yang lain," jawab perempuan itu

"Siapa?" Tanya Wolf yang dijawab dengan gedikan bahu.

Wolf kembali pada Stella, "Kamu sendirian?" Stella mengangguk.

"Siapa itu tadi?" tanya Stella.

"Adikku,"

"Jadi.. namamu Wolf?" Laki-laki itu menoleh ke arah Stella, mereka bertatapan beberapa detik sambil Wolf mengangguk.

"Kamu?"

"Stella."

Setelah itu hening, sampai Stella selesai memakan sandwich pemberian Wolf.

Menjelang sore, Stella segera bangkit  dari duduknya.

PIECES ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang