"Awal dari akhir hidupku,"
🍃
Stella benci menjadi lemah, dia berusaha melengkungkan senyumnya selama upacara berlangsung tadi, tapi tetap saja dia ambruk, Stella tidak pingsan, dia dehidrasi.
Dia ingin minum, segalon jika ada.
Di uks, ternyata banyak senior lain yang tengah bergelempangan, beberapa orang bergosip mengenai rundown selanjutnya, yang lain tengah menyindir dan membicarakan Stella.
"Cih lemah,"
"Yaelah gitu doang pingsan,"
Stella menggeram, NGACA ANJING, dia meneriakan hal itu dalam hatinya.
Kemudian Stella mengatur nafasnya, astaga omongannya rusak mendengar makian dan cacian para senior tadi.
"Makasih ya dek," Stella merasakan lengannya disentuh, lalu ada yang meletakan botol minum disebelah bantalnya.
"Dek, dek bangun, kamu harus minum, kamu dehidrasi," kata petugas uks, Stella tahu karen ada badge-badge yang menempel begitu besar di lengan kiri baju seragam senior itu.
"Makasih kak," kata Stella setelah menenggak habis air dari botol itu.
-+-
"Udah baikan?" tanya Wolf.
"Udah, Nix mana?" tanya Stella.
"Entahlah, aku tidak melihatnya setelah upacara bendera,"
"Mencariku?" Nix memeluk adiknya, menenggelamkan adiknya di dadanya.
"Lo gak papa kan?" tanya Nix yang di angguki Stella.
"Ini istirahat ya?" tanya Stella.
"Ya, begitulah." Jawab Nix.
Stella bergerak malas turun dari kasur uks lalu keluar dari sana setelah berterimakasih pada beberapa senior.
Stella segera menuju kantin lalu membeli dua botol air mineral sekaligus, dan dihabiskanya setelah lainnya mendapat apa yang mereka pesan.
"Ah, segar sekali,"
Wolf terkekeh, "Nix, kau harusnya tadi melihat wajah Stella saat di bentak senior itu,"
"Seperti apa memang?" tanya Nix penasaran. Stella yang kesal hanya merutuki nasibnya.
"Itu bukan karena ekspresi wajahku yang lucu, aku hanya ketakutan, apakah rasa takut bisa di buat lelucon?"
"Buktinya sudah nyata Stella," Stella menggerutu sepanjang kembali ke kelas.
"Seharusnya kau tidak mengatakan hal itu pada Nix,"
"Bagaimana jika nanti aku dijadikan bahan ejekan?"
"Kau akan terkenal Stella," jawab Wolf.
"Aku tidak mau, aku tidak menginginkan hal itu, disini tempat untuk sekolah bukan untuk mencari eksistensi dan kepopuleran," kata Stella sempat berhenti di tengah jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES ✔
General Fiction[COMPLETE] Dia kacau, hilang dan terbebani masa lalu pahit yang menimpa tiga tahun silam. Tapi Dia tersenyum, tertawa dan bersenang-senang seakan masa lalu hanyalah sampah. Namun Dia paham, bahwa yang terjadi didalam hidupnya adalah skenario takdir...